THE MURDER OF ROGER ACKROYD by Agatha Christie Copyright © 1626 by Dodd Mead & Company Inc. PEMBUNUHAN ATAS ROGER ACKROYD Alih bahasa: Maria Regina GM 402 79.072 Hak cipta terjemahan Indonesia: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jl. Palmerah Selatan 24-26. Jakarta 10270 Diterbitkan pertama kali oleh anggota IKAPI. Jakarta 1979 Cetakan pertama. Juli 1979 Cetakan kedua. Febuari 1984 Cetakan ketiga. November 1990 Dicetak oleh Percetakan PT. Gramedia Jakarta Agatha Christie Scanned book by BBSC Converted to PDF text by Ilyas Mak Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta - 1990 Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | ii Ilyas Mak’s eBooks Collection mjbookmaker by: http://jowo.jw.lt Perhatian eBook ini di maksudkan untuk tujuan koleksi saja. Dilarang mengkomersilkan eBook ini. Bagi yang ingin men-share eBook ini, disa-rankan agar dilakukan pada close user group saja dan tidak di upload pada situs yang bisa diakses dan di download oleh siapa saja. Segeralah beli versi cetak aslinya jika Anda merasa buku ini bagus dan layak menjadi koleksi rak buku Anda. . Ilyas Mak’s eBooks Collection Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | iii Ilyas Mak’s eBooks Collection DAFTAR ISI Bab 01 — Dokter Sheppard Sewaktu Makan Pagi Bab 02 — Siapa Saja Yang Penting Di King’s Abbot Bab 03 — Laki-Laki Yang Bertanam Buah Labu Bab 04 — Makan Malam Di Fernly Bab 05 — Pembunuhan Bab 06 — Pisau Belati Dari Tunisia Bab 07 — Aku Mengetahui Profesi Tetanggaku Bab 08 — Inspektur Raglan Penuh Keyakinan Bab 09 — Kolam Ikan Mas Bab 10 — Pembantu Yang Bertugas Di Ruang Tamu Bab 11 — Poirot Datang Berkunjung Bab 12 — Duduk Mengelilingi Meja Bab 13 — Pena Dari Bulu Angsa Bab 14 — Nyonya Ackroyd Bab 15 — Geoffrey Raymond Bab 16 — Melewatkan Suatu Senja Dengan Bermain Mahyong Bab 17 — Parker Bab 18 — Charles Kent Bab 19 — Flora Ackroyd Bab 20 — Nona Russel Bab 21 — Artikel Di Dalam Koran Bab 22 — Cerita Ursula Bab 23 — Poirot Mengadakan Reuni Kecil Bab 24 — Cerita Ralph Paton Bab 25 — Seluruh Kebenaran Bab 26 — Dan Hanya Kebenaran Saja Bab 27 — Apologia Bab Satu DOKTER SHEPPARD SEWAKTU MAKAN PAGI YONYA Ferrars meninggal pada hari Kamis malam tanggal 16 - 17 September. Aku dipanggil pada hari Jum'at pukul delapan pagi. Tak ada lagi yang dapat kulakukan. Ia sudah meninggal beberapa jam yang lalu. Ketika aku kembali di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan lewat beberapa menit. Kubuka pintu muka dengan kunciku, dan sengaja mengulur waktu beberapa menit di ruang masuk dengan cara menggantung topi dan jasku, yang kubawa sebagai tindakan pencegahan menghadapi dinginnya hawa udara pagi pada musim gugur. Terus terang saja, aku sangat terkejut dan khawatir. Aku tidak mau berpura-pura, mengetahui apa yang akan terjadi dalam minggu-minggu mendatang. Aku sungguh-sungguh tidak tahu. Tetapi perasaanku mengatakan bahwa masa mendatang akan penuh dengan pergolakan. Dari kamar makan pada sebelah kiriku, terdengar bunyi cangkir teh yang beradu dan batuk kering kakakku Caroline. "Kaukah itu, James?" ia bertanya. N Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 2 Ilyas Mak’s eBooks Collection Pertanyaan yang tidak perlu, karena siapa lagi orangnya kalau bukan aku? Sebenamya, kakakku Caroline inilah yang menyebabkan aku mengulur waktu beberapa menit. Menurut Tuan Kipling, motto suatu keluarga musang adalah: "Pergilah dan carilah keterangan." Dan bilamana pada suatu waktu Caroline sedang bergembira, aku akan menyarankan supaya ia menjadi musang yang sedang menjadi-jadi tingkahnya. Orang dapat menghilangkan bagian pertama dari motto tersebut, karena Caroline dapat memperoleh keterangan apa saja sebanyak-banyaknya dengan tetap tinggal di rumah dengan tenang. Aku tidak tahu bagaimana cara ia melakukannya. Aku rasa korps intelijennya terdiri atas pembantu-pembantu dan pedagang- pedagang. Bilamana ia pergi, maksudnya bukanlah untuk mencari keterangan tetapi untuk menyebarkannya. Di dalam bidang itu pun ia seorang yang akhli yang mengagumkan. Kebiasaannya yang terakhir inilah yang menyebabkanku menjadi bimbang. Apa pun yang kuceritakan pada Caroline sekarang mengenai Nyonya Ferrars, akan menjadi berita yang hangat di seluruh kampung dalam waktu satu setengah jam. Sebagai seorang dokter tentu saja aku menghendaki agar hal ini tetap dirahasiakan. Karena itu sudah menjadi kebiasaanku untuk selalu sedapat mungkin menyembunyikan keterangan terhadap kakakku. Walaupun pada akhimya ia akan mengetahuinya juga, tetapi hatiku puas karena aku tak dapat disalahkan. Suami Nyonya Ferrars meninggal kurang lebih satu tahun yang lalu, dan Caroline selalu menegaskan tanpa suatu alasan pun untuk menyokong pernyataannya, bahwa Tuan Ferrars meninggal karena diracun istePembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 3 Ilyas Mak’s eBooks Collection rinya. Ia selalu mencemoohkan jawabanku bahwa Tuan Ferrars meninggal karena peradangan lambung yang akut, yang bertambah buruk akibat kebiasaannya meminum minuman keras yang melampaui batas. Aku setuju bahwa gejala-gejala peradangan lambung dan keracunan karena arsenicum adalah hampir sama. Tetapi Caroline mendasarkan tuduhannya atas alasanalaaan yang lain sama sekali. "Orang hanya perlu memandangnya," aku pernah mendengar ia berkata Nyonya Ferrars adalah seorang wanita yang menarik, walaupun ia tidak begitu muda lagi. Pakaiannya, walaupun sederhana, selalu serasi potongannya. Tetapi walaupun demikian banyak sekali wanita membeli pakaian mereka di Paris, tetapi mereka tidak menjadikan hal ini suatu alasan untuk meracuni suami mereka. Ketika aku sedang bimbang memikirkan semua ini, suara Caroline terdengar lagi, lebih tajam dari semula. "Apa yang kau lakukan di sana, James? Mengapa kau belum juga masuk dan mulai makan sarapanmu?" "Aku segera datang, Sayang," dengan cepat aku ber- seru. "Aku baru saja menggantungkan jasku." "Dalam waktu yang selama itu kau dapat menggantungkan selusin jas." Ia benar sekali. Memang waktu sekian lamanya cuPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 4 Ilyas Mak’s eBooks Collection kup untuk menggantung selusin jas. Aku masuk ke ruang makan, lalu sebagaimana biasanya mencium pipi Caroline, dan mulai makan telur dan babi asin. Babi asinnya sudah mulai dingin. "Kau mendapat panggilan pagi sekali hari ini," Caroline menyatakan: "Ya," aku membenarkan. "King'a Paddock. Nyonya Ferrars" "Aku tahu," kakakku menjawab. "Bagaimana kau bisa tahu?" "Annie yang menceritakannya padaku." Annie adalah si pembantu yang pekerjaannya membersihkan ruang tamu. Seorang gadis yang baik, tetapi mulutnya tidak bisa diam. Suasana hening sebentar. Aku meneruskan memakan telur dan babi asinku. Hidung kakakku yang panjang dan lurus, Sebagaimana biasa bergetar sedikit ujungnya bilamana tertarik perhatiannya atau bilamana ia bergembira mengenai sesuatu. "Bagaimana?" tuntutnya. "Suatu perkara yang buruk. Tidak ada lagi yang dapat kulakukan. Rupanya ia sudah meninggal sewaktu tidur." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 5 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Aku tahu," jawab kakakku lagi. Sekali ini aku benar-benar merasa jengkel. "Tidak mungkin kau tahu," bentakku. "Aku sendiri tidak mengetahuinya, sebelum aku sampai di sana. Dan aku tidak mengatakannya pada satu orang pun. Kalau Annie, gadis itu tahu, pastilah ia seorang ahli nujum." "Bukan Annie yang mengatakannya padaku, tetapi si tukang susu. Ia mendengarnya dari koki keluarga Ferrars." Seperti yang sudah kukatakan tadi, Caroline tidak perlu pergi untuk mencari keterangan. Ia tetap di rumah dan keterangan-keterangan itu datang sendiri. Kakakku meneruskan, "Apa yang menyebabkan kematiannya? Serangan jantungkah?" "Apakah si tukang susu tidak mengatakannya padamu?" sindirku. Sindiran sama sekali tidak mempan pada Caroline. Ia selalu menganggapnya serius dan menjawabnya secara serius pula. "Ia tidak tahu," kakakku menerangkan. Pada akhirnya, cepat atau lambat Caroline pun akan mengetahuinya. Jadi tak ada salahnya, bila aku yang memberitahukannya. "Ia meninggal karena minum Veronal terlalu banyak. Pada akhir-akhir ini ia meminumnya karena Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 6 Ilyas Mak’s eBooks Collection susah tidur. Pasti ia minum terlalu banyak." "Nonsen," tukas Caroline cepat. "Dia sengaja minum banyak-banyak. Jangan mencoba mengelabuiku." Sungguh aneh, sikap seseorang yang mempunyai keyakinan, tetapi tidak mau mengutarakannya pada orang lain. Lalu bilamana ada orang lain yang mengutarakan pendapat yang sama, ia akan membantah sebisa-bisanya. Demikian pula aku langsung membantahnya dengan berapi-api. "Mulai lagi" bantahku. "Langsung menuduh orang tanpa alasan sama sekali. Mengapa Nyonya Ferrars berkeinginan untuk bunuh diri? Ia seorang janda yang masih cukup muda, kaya, sehat dan tak ada yang harus dilakukannya kecuali menikmati hidup ini. Pikiranmu tak masuk di akal." "Sama sekali tidak. Bahkan kau sendiri pasti telah melihat betapa ia telah berubah belakangan ini. Dan hal ini sudah berlangsung sejak enam bulan terakhir. Rupanya seperti orang kemasukan setan, suka ngawur. Dan kau barusan saja mengakui bahwa ia susah tidur." "Dan bagaimanakah diagnosamu?" tanyaku dengan nada dingin. "Suatu kisah cinta yang mengecewakan aku rasa?" Kakakku menggelengkan kepalanya. "Karena sangat menyesal," jawab kakakku dengan semangat. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 7 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Menyesal?" "Betul. Kau tidak pernah mau mempercayai kalau aku mengatakan bahwa ia telah meracuni suaminya. Sekarang aku bahkan lebih yakin lagi mengenai hal ini." "Aku rasa, pikiranmu kurang logis," aku mengemukakan keberatanku. "Seorang wanita yang telah melakukan suatu kejahatan seperti pembunuban, akan cukup kejam untuk menikmati hasilnya. Ia tidak akan mempunyai kelemahan perasaan, seperti misalnya penyesalan." Caroline menggelengkan kepalanya. ''Mungkin, memang ada wanita-wanita seperti itu—tetapi Nyonya Ferrars tidak termasuk dalam golongan itu. Ia gelisah sekali. Suatu dorongan hati yang kuat, telah memaksanya untuk membunuh suaminya. Ia adalah orang yang tak tahan menanggung penderitaan apa pun. Dan tak dapat disangkal lagi bahwa isteri seorang laki-laki seperti Ferrars mengalami banyak sekali penderitaan——" Aku mengangguk. "Dan sejak itu ia selalu dibayangi oleh perbuatannya. Aku tidak dapat menghilangkan rasa ibaku padanya." Menurut pendapatku, Caroline tidak pernah merasa kasihan terhadap Nyonya Ferrars sejak Nyonya itu Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 8 Ilyas Mak’s eBooks Collection masih hidup. Sekarang setelah ia pergi ke tempat di mana (barangkali) gaun-gaun dari Paris tak dapat dipakai lagi, barulah Caroline bersedia memperlunak perasaannya dan merasa kasihan dengan penuh pengertian. Aku mengatakan kepadanya dengan tegas bahwa seluruh perkiraannya itu adalah omong kosong. Aku bertindak semakin tegas karena sebenarnya aku menyetujui sebagian dari apa yang telah dikatakannya. Tetapi cara ia menarik kesimpulan benar hanya dengan jalan menebak-nebak, menurut pandanganku adalah salah sama sekali. Aku tidak akan menganjurkan cara semacam itu. Lalu kakakku itu akan pergi keliling kampung mengemukakan pendapatnya, dan setiap orang akan menyangka bahwa ia memperoleh keterangan medis itu melalui aku. Hidup ini penuh dengan percobaan. "Omong kosong," bantah Caroline, menjawab kecaman- kecamanku. "Kau akan melihatnya sendiri, aku berani bertaruh, Nyonya Ferrars telah meninggalkan surat, di mana ia mengakui segala-gala nya." "Ia tidak meninggalkan surat apa pun," bantahku dengan tajam. Aku tak dapat menduga bagaimana kakakku akan menanggapi keteranganku ini. "Oh," seru Caroline "Jadi, kau telah menanyakannya, bukankah begitu? Kurasa, James, dalam hati kecilmu, kau pun sependapat denganku. Kau, tua bangka pengecoh yang baik sekali." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 9 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Orang selalu harus memikirkan kemungkinan bunuh diri dalam hal-hal seperti ini,” jawabku dengan gagah. "Apakah akan diadakan pemeriksaan?" "Mungkin saja, semua itu tergantung dari keadaan. Bilamana aku dapat menyatakan bahwa aku sungguh yakin, obat yang tertelan terlalu banyak itu adalah karena suatu kecelakaan, maka mungkin sekali pemeriksaan tidak akan dilakukan." "Dan apakah kau sungguh yakin?" tanya kakakku dengan licin. Aku tidak menjawab, tetapi berdiri meninggalkan meja. Bab Dua SIAPA SAJA YANG PENTING DI KING'S ABBOT EBELUM aku menceritakan lebih lanjut apa yang kukatakan pada Caroline dan apa yang dikatakan Caroline padaku, sebaiknya aku gambarkan terlebih dahulu letak geografis desa kami. Desa kami, yang bernama King's Abbot; kurasa banyak persamaannya dengan desa-desa lain. Kota besar kami adalah Cranchester, jaraknya sembilan mil dari desa kami. Kami mempunyai stasiun kereta api yang besar, sebuah kantor pos kecil dan dua "Toko Serba Ada" yang bersaingan. Orang laki-laki yang masih kuat mempunyai kecenderungan untuk meninggalkan desa kami sewaktu mereka masih muda, tetapi kami kaya akan perawan-perawan tua dan perwira-perwira pensiunan. Sedangkan hobi dan rekreasi kami hanyalah "bergunjing". Di King's Abbot hanya terdapat dua rumah yang agak menonjol. Yang pertama adalah King's Paddock, yang diwariskan almarhum Tuan Ferrars kepada isterinya. Yang satu lagi adalah Fernly Park, milik Roger Ackroyd. Ackroyd selalu menarik perhatianku, karena ia sungguh-sungguh menyerupai seorang tuan tanah, dibandingkan dengan lain-lain tuan tanah yang sesungguhnya. Ia mengingatkan orang akan seorang olahragawan bermuka merah, yang selalu muncul lebih dahulu dalam babak pertama suatu komidi musik, dengan kehijauan desa sebagai latar belakangnya. S Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 11 Ilyas Mak’s eBooks Collection Biasanya mereka menyanyikan lagu mengenai berpergian ke London. Jaman sekarang kami mempunyai pertunjukan tari-tarian, nyanyi-nyanyian dan sebagainya. Sedangkan opera mengenai tuan tanah sudah tidak dimainkan lagi sekarang. Tentu saja Ackroyd bukan seorang tuan tanah yang sesungguhnya. Ia seorang industriawan yang sukses luar biasa dalam bidang (aku rasa) pembuatan rodaroda kereta. Ia seorang laki-laki yang berumur hampir lima puluh tahun, bermuka bundar dan sikap yang ramah serta riang. Ia berteman baik sekali dengan pendeta setempat, dan memberikan sumbangan -sumbangan besar kepada gereja (walaupun desas-desus mengatakan bahwa ia sangat pelit untuk dirinya sendiri. Di samping itu ia juga menganjurkan dilaksanakannya pertandingan-pertandingan cricket, perkumpulan perkumpulan anak muda, dan yayasan-yayasan perajurit yang cacat. Ia sebenamya merupakan hidup matinya desa kami yang tenang di King's Abbot. Ketika Roger Ackroyd berumur dua puluh satu tahun, ia mencintai dan mengawini seorang wanita cantik yang umurnya lima atau enam tahun lebih tua daripadanya. Namanya Paton dan ia adalah janda dengan seorang anak. Perkawinan ini merupakan suatu kegagalan dan tidak berlangsung lama. Terus terang saja, Nyonya Ackroyd adalah seorang pemabuk. Ia meninggal empat tahun sesudah perkawinannya, karena terlalu banyak minum minuman keras. Pada tahun-tahun berikutnya, Ackroyd tidak menundukkan keinginan untuk kawin lagi, dan bertuaPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 12 Ilyas Mak’s eBooks Collection lang untuk kedua kalinya. Anak isterinya dari perkawinan pertama baru berusia tujuh tahun ketika ibunya meninggal. Sekarang anak itu berumur dua puluh lima tahun. Ackroyd selalu mendidiknya dan menganggapnya sebagai anaknya sendiri. Tetapi anak laki-laki ini bertingkah laku agak berandalan dan selalu membuat ayah tirinya susah dan khawatir. Tetapi kendatipun demikian kami semua di King's Abbot sangat menyukai Ralph Paton. Mungkin setidak-tidaknya hal ini disebabkan karena rupanya yang cakap. Seperti telah kukatakan tadi, kami di desa ini sudah siap untuk bergunjing. Sejak semula semua orang sudah memperhatikan bahwa hubungan antara Tuan Ackroyd dan Nyonya Ferrars akrab sekali. Setelah Tuan Ferrars meninggal, hubungan mereka yang intim itu bertambah menyolok. Mereka selalu kelihatan bersama-sama. Dan semua orang sudah menduga bahwa pada akhir masa berkabung, Nyonya Ferrars akan menjadi Nyonya Ackroyd. Dan semua orang pun merasakan bahwa hal itu pantas sekali. Isteri Roger Ackroyd meninggal karena terlalu banyak minumminuman keras. Dan Ashley Ferrars adalah seorang pemabuk sejak bertahun-tahun sebelum kematiannya. Jadi pantas sekali bilamana kedua orang ini yang menjadi korban dari ekses-ekses yang disebabkan oleh alkohol, mencoba menghibur satu sama lain. Apalagi mengingat semua penderitaan yang telah mereka alami dari suami dan isteri mereka. Keluarga Ferrars datang menetap di sini baru kirakira satu tahun lebih sedikit. Tetapi Ackroyd sudah bertahun-tahun dikelilingi oleh gunjingan-gunjingan. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 13 Ilyas Mak’s eBooks Collection Sejak Ralph Paton menanjak dewasa, serentetan pengatur rumah tangga telah memerintah di tempat tinggal Ackroyd. Dan tiap-tiap pengatur rumah tangga selalu diamat-amati dengan sangat curiga oleh Caroline dan pengikut-pengikutnya. Dan tidaklah berlebihan kalau dikatakan baha selama lima belas tahun seluruh penduduk desa sudah memperkirakan dengan penuh keyakinan, bahwa Ackroyd akan mengawini salah seorang dari pengatur rumah tangganya. Yang terakhir dari antara mereka adalah seorang wanita yang mengagumkan, bernama Nona Russell. Dia telah memerintah di sana, tanpa ada yang menentangnya, selama lima tahun. Yaitu dua kali lebih lama dari para pendahulunya. Dan semua orang berpendapat bahwa tanpa kehadiran Nyonya Ferrars, Ackroyd hampir-hampir tidak mungkin lolos dari perkawinan dengan Nona Russell. Alasan lain adalah, kedatangan seorang ipar perempuan yang sudah janda, dengan puterinya dari Kanada. Nyonya Cecil Ackroyd, janda adik laki-laki Ackroyd yang tidak becus, datang dan menetap di Fernly Park. Dan menurut Caroline, ia telah berhasil mengembalikan Nona Russell pada kedudukannya yang semula. Aku tidak tahu dengan pasti apa yang dimaksudkannya dengan 'kedudukan yang semula' itu— kedengarannya dingin dan kurang enak—tapi aku tahu bahwa sejak itu Nona Russell selalu kelihatan dengan bibir terkatup rapat, dan menurut penglihatanku, dengan senyum yang masam. Ia menyatakan rasa ibanya terhadap "Nyonya Ackroyd yang malang—yang harus tergantung dari kedermawanan kakak suaminya. Roti yang diberikan karena kemurahan hati seseorang Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 14 Ilyas Mak’s eBooks Collection rasanya pahit sekali, bukan? Saya akan merasa sedih sekali bilamana saya tidak bekerja untuk mengongkosi hidup saya." Aku tidak tahu apa yang dipikir oleh Nyonya Cecil Ackroyd mengenai perkara Ferrars ketika persoalan ini timbul. Sudah jelas akan lebih menguntungkan bagi dirinya bila Ackroyd tetap tidak menikah. Nyonya Ackroyd selalu ramah sekali terhadap Nyonya Ferrars —bahkan dapat dikatakan terlalu berlebih-lebihan, bilamana mereka berjumpa. Caroline mengatakan bahwa hal itu tidak membuktikan apa-apa. Demikianlah pekerjaan kami di King's Abbot sejak beberapa tahun terakhir. Kami telah membicarakan Ackroyd dan urusan-urusannya dilihat dari segala segi. Dan Nyonya Ferrars telah mendapatkan tempat yang cocok dalam pola ini. Dan sekarang kaleidoskop disusun kembali. Bilamana mula-mula kita membicarakan kemungkinan adanya hadiah -hadiah perkawinan, maka sekarang ini kami disentakkan ke tengah -tengah suatu tragedi. Sambil memikirkan hal-hal ini dan bermacammacam persoalan lain, aku berkeliling seperti mesin, mengunjungi pasien-pasienku. Untung saja pada saat itu aku tidak mempunyai pasien yang gawat keadaannya, sehingga pikiranku kembali lagi pada misteri kematian Nyonya Ferrars. Apakah ia bunuh diri? Dan jika ia memang berbuat demikian, bukankah ia akan meninggalkan surat untuk memberitahukan apa yang hendak dilakukannya? Dan menurut pengalamanku, Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 15 Ilyas Mak’s eBooks Collection para wanita, sekali mereka memutuskan untuk bunuh diri, biasanya mereka berkeinginan untuk mengungkapkan keadaan batinnya yang menuntun mereka waktu mengambil tindakan yang fatal itu. Mereka mendambakan perhatian. Kapan aku melihatnya terakhir kali? Lebih dari seminggu yang lalu. Tingkah lakunya pada saat itu biasa saja, mengingat — yah — mengingat segalagalanya. Lalu tiba-tiba aku ingat bahwa baru saja kemarin aku melihatnya, walaupun aku tidak berbicara dengannya. Ia berjalanjalan dengan Ralph Paton. Aku amat heran sebab aku tidak mengetahui sama sekali bahwa Ralph Paton sedang berada di King's Abbot. Aku benar-benar mengira bahwa ia telah bertengkar untuk yang terakhir kali dengan ayah tirinya. Setelah itu kami tidak pernah melihatnya di sini selama hampir enam bulan. Mereka berjalan bersebelahan dengan kedua kepala mereka didekat kan. Dan Nyonya Ferrars ketika itu sedang berbicara serius sekali. Menurut perasaanku, pada saat itulah untuk pertama kalinya aku mendapatkan firasat mengenai kejadian- kejadian di masa yang akan datang. Bukan firasat yang nyata—tetapi suatu pertanda yang samar-samar mengenai hal-hal yang akan terjadi. Pembicaraan yang serius antara Nyonya Ferrars dan Ralph Paton kemarin, kurang menyenangkanku. Aku masih memikirkan persoalan ini, ketika tibatiba aku berhadapan dengan Roger Ackroyd Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 16 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Sheppard!" serunya. "Orang yang kebetulan sedang kucari. Ini kejadian yang buruk sekali." "Kau sudah mendengarnya?" Ia mengangguk. Aku melihat betapa ia menderita menerima pukulan ini. Pipinya yang merah dan gemuk, tampak mengendur. Sikapnya yang biasanya gembira dan kesehatannya yang baik, sekarang tidak nampak sama sekali. Keadaannya sekarang buruk sekali. "Keadaan lebih buruk daripada yang kausangka," keluhnya perlahan. "Dengarkan, Sheppard, aku mau berbicara denganmu. Dapatkah kau ikut aku pulang sekarang?" "Rasanya tidak bisa. Aku masih harus mengunjungi tiga pasien, dan aku sudah harus kembali sekitar pukul dua belas untuk melihat pasien-pasienku yang baru menjalani operasi." "Kalau begitu, sore ini saja—tidak, lebih baik kau makan malam bersama kami. Pukul 7.30. Apakah waktunya cocok bagimu?" "Baik, aku bisa mengaturnya. Apakah ada yang kurang beres? Ada sesuatu dengan Ralph?" Aku tidak tahu mengapa aku menanyakan itu— kecuali mungkin, karena sebelumnya segala kesulitan ada hubungannya dengan Ralph. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 17 Ilyas Mak’s eBooks Collection Ackroyd memandangku dengan pandangan yang kosong, seakan-akan kurang mengerti. Aku mulai menyadari, bahwa pasti telah terjadi sesuatu yang kurang beres. Aku tidak pernah melihat Ackroyd demikian bingung sebelumnya. "Ralph?" jawabnya samar-samar. "Oh! tidak, bukan Ralph. Ralph sekarang sedang di London— sialan! Itu Nona Gannett datang. Aku tidak mau membicarakan perkara yang mengerikan ini dengannya. Sampai ketemu nanti malam Sheppard. Pukul tujuh tiga puluh." Aku mengangguk, dan ia pergi dengan cepat, membiarkan aku bertanya-tanya. Ralph di London? Tetapi aku yakin sekali ia berada di King's Abbot kemarin sore. Mungkin ia sudah kembali ke kota kemarin malam atau pagi ini. Tetapi sikap Ackroyd memperlihatkan kesan yang lain sama sekali. Ia berbicara seakan-akan Ralph tidak pernah datang di sini sejak berbulan-bulan. Aku tidak mempunyai waktu untuk memikirkan persoalan ini lebih lanjut. Nona Gannett sudah mendekatiku, haus akan keterangan. Nona Gannett mempunyai sifat-sifat yang sama seperti kakakku Caroline. Tetapi ia tidak bisa menarik kesimpulan yang tepat seperti kecerdikan Caroline yang mengagumkan. Nona Gennett tiba dengan kehabisan napas dan penuh dengan pertanyaan. Apakah kejadian dengan Nyonya Ferrars itu tidak menyedihkan? Banyak orang mengatakan bahwa ia Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 18 Ilyas Mak’s eBooks Collection sudah bertahun-tahun menjadi pecandu narkotik. Betapa jahatnya orang-orang membicarakan hal ini. Dan susahnya ialah, biasanya desas-desus ini mengandung sedikit kebenaran. Mana ada asap kalau tidak ada api! Mereka juga mengatakan bahwa Tuan Ackroyd akhirnya mengetahui hal ini lalu memutuskan pertunangan mereka—karena mereka memang telah bertunangan. Dia, NonaGannett mempunyai buktinya. Tetapi tentu saja aku sebagai seorang dokter mengetahui semuanya — dokter selalu tahu — tetapi apakah mereka tidak pernah menceritakannya? Nona Gannett mengajukan semua pertanyaan ini sambil memperhatikan dengan tajam bagaimana reaksiku atas kesan-kesannya. Tetapi syukurlah, pergaulan yang lama dengan Caroline telah mengajarku untuk mempertahankan suatu sikap yang tenang dan selalu siap dengan jawaban-jawaban pendek yang tidak menyatakan apa-apa. Pada pertemuan ini aku memberi selamat kepada Nona Gannett karena tidak ikut -ikutan bergunjing dengan yang lain-lain. Suatu balasan yang baik sekali menurut pendapatku. Aku meninggalkannya dalam keadaan yang sulit dan sebelum ia dapat menguasai dirinya lagi, aku sudah pergi. Sambil berpikir-pikir, aku pulang dan menemukan beberapa orang pasien menantikanku di ruang bedah. Kukira aku sudah selesai menolong pasienku yang terakhir, dan aku sedang mempertimbangkan untuk berjalan jalan beberapa menit di halaman sebelum maPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 19 Ilyas Mak’s eBooks Collection kan siang, ketika aku menyadari bahwa seorang pasien lagi sedang menantikanku. Perempuan itu bangkit berdiri dan mendatangiku ketika aku masih agak terheran-heran. Aku tak tahu mengapa aku harus heran, kecuali kesan yang kudapat dari Nona Russell seakan-akan ia terbuat dari besi cor yang tidak bisa sakit. Pengatur rumah tangga Ackroyd adalah seorang wanita yang tinggi, cantik tetapi dengan penampilan yang membuat orang takut. Sinar matanya galak, dan bibirnya terkatup rapat. Dan menurut perasaanku, bila aku menjadi pembantu rumah tangga atau pembantu tukang masak di sana, maka aku akan lari terbirit-birit bilamana aku mendengar dia mendatangi. "Selamat pagi, Dr. Sheppard," Nona Russell menyapa. "Saya akan berterima kasih sekali kalau Anda mau memeriksa lutut saya." Aku memeriksa lututnya, dan terus terang saja aku tidak menemukan penyakit apa-apa. Keterangan Nona Russell mengenai rasa sakit sedikit di lututnya tidak meyakinkan sama sekali. Dan bilamana keterangan ini datangnya dari wanita yang kurang dapat dipercaya, aku akan mengatakan bahwa semua itu hanya isapan jempol saja. Terpikir sesaat olehku, bahwa mungkin Nona Russell mengada-ada saja mengenai lututnya, dengan maksud untuk mendapatkan keterangan mengenai kematian Nyonya Ferrars. Tetapi aku segera menyadari bahwa setidak-tidaknya di situlah aku telah salah menilainya. Ia hanya sebentar saja menyinggung Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 20 Ilyas Mak’s eBooks Collection tragedi itu, tidak lebih. Tetapi ia kelihatannya seakanakan tak mau pergi dan ingin bercakap-cakap. "Nah, terima kasih banyak atas sebotol obat gosok ini, Dokter," akhirnya ia berkata. "Walaupun saya tahu bahwa obat ini tidak akan manolong sedikit pun." Aku pun berpendapat demikian, tetapi jabatanku menyebabkan aku memprotesnya, lagi pula obat itu tidak akan merugikannya. "Aku tidak percaya akan khasiat obat -obatan ini," bantah Nona Russell sambil memandang botol-botolku dengan pandangan menghina. "Obat obatan hanya membawa banyak penderitaan. Lihat saja pecandupecandu cocaine." "Ya, itu sih tergantung —" "Hal ini sangat umum di masyarakat tingkat atas." Aku yakin, Nona Russell mengetahui lebih banyak mengenai masyarakat tingkat atas, daripada aku. Aku tidak berusaha untuk membantahnya. "Coba ceritakanlah, Dokter," Nona Russell berkata. "Andaikata seseorang betul-betul menjadi pecandu narkotik, apakah ia bisa diobati?" Orang tidak dapat menjawab pertanyaan yang demikian itu secara sambil lalu. Aku memberinya kuliah pendek mengenai soal itu, dan ia mendengarkan dengan penuh perhatian. Aku tetap mencurigainya Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 21 Ilyas Mak’s eBooks Collection mencari keterangan mengenai Nyonya Ferrars. "Misalnya veronal, — " aku melanjutkan. Tetapi aneh sekali, ia tampaknya tidak tertarik pada veronal. Bahkan ia mengalihkan pokok pembicaraan dan menanyakan apakah benar ada beberapa macam racun yang sangat jarang terdapat sehingga susah ditemukan. "Ah!" aku berseru. "Anda telah membaca cerita cerita detektip." Ia membenarkan telah membacanya. "Intisari dari sebuah cerita detektip," aku menerangkan, "adalah mendapatkan racun yang jarang sekali ditemukan—kalau bisa dari Amerika Selatan, yang belum pernah didengar—sesuatu yang dipakai oleh suatu suku yang masih biadab, untuk digosokkan pada anak panah mereka. Kematian biasanya terjadi segera, dan ilmu pengetahuan Barat tidak kuasa menemukan sebabnya. Itukah yang Anda maksudkan?" "Betul. Apakah benar-benar ada racun seperti itu?" Aku menggelengkan kepala dengan menyesal. "Saya rasa tidak ada. Tetapi ada racun yang bernama curare." Kuceritakan mengenai curare dengan panjang lebar, tetapi sekali lagi tampaknya ia kehilangan perhatianPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 22 Ilyas Mak’s eBooks Collection nya. Ia bertanya apakah aku memilikinya di lemari tempat aku menyimpan racun. Tak kala kukatakan bahwa aku tidak mempunyainya, kukira penghargaannya terhadapku merosot. Ia mengatakan bahwa ia harus segera kembali, dan aku mengantarnya keluar dari pintu kamar bedah, tepat pada waktu gong untuk makan siang berbunyi. Aku tak pernah mengira bahwa Nona Russell senang membaca cerita-cerita detektip. Aku senang sekali membayangkan dirinya keluar dari ruang pengatur rumah tangga untuk memarahi pembantu yang lalai, lalu kembali lagi dan seenaknya membaca The Mystery of the Seventh Death, atau yang semacam itu. Bab Tiga LAKI-LAKI YANG BERTANAM BUAH LABU ETIKA makan siang, kuberitahukan Caroline bahwa aku akan makan malam di Fernly. Ia tidak mengemukakan keberatan apa-apa— bahkan sebaliknya. "Bagus sekali," serunya. "Kau akan mendengar segala sesuatu mengenai kejadian itu. Omong-omong ada kesulitan apa dengan Ralph?" "Ralph?" jawabku dengan heran "tidak ada kesulitan apa-apa." "Kalau begitu, mengapa ia menginap di Three Boars, dan bukan di Fernly Park?" Aku tidak meragukan semenit pun kebenaran keterangan Caroline bahwa Ralph Paton menginap di losmen di desa kami. Sudah cukup bagiku bahwa Caroline-lah yang mengatakannya. "Ackroyd mengatakan padaku bahwa Ralph sedang berada di London," bantahku. Rasa heran membuatku melanggar peraturanku yang berharga untuk tidak pernah memberikan informasi. "Oh!" seru Caroline. Kulihat hidungnya bergetar memikirkan keterangan ini. ' K Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 24 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Ia tiba di Three Boars kemarin pagi," Caroline memberitahukan. "Dan pada saat ini ia-masih di sana. Kemarin malam ia pergi bersama seorang gadis." Hal ini sama sekali tidak mengherankanku. Menurut pendapatku Ralph hampir tiap malam pergi bersama seorang gadis. Tetapi yang mengherankanku adalah bahwa ia mencari hiburan di King's Abbot, dan bukan di kota metropolis yang selalu ramai. "Salah satu dari pelayan bar-kah?" tanyaku. ''Tidak. Itulah anehnya. Ralph pergi menemuinya. Aku tidak tahu siapa gadis itu." (Pahit sekali bagi Caroline mengakui hal ini). "Tetapi aku bisa menebak," kakakku yang tak kenal lelah meneruskan. Aku menunggu dengan sabar. "Saudara sepupunya." "Flora Ackroyd?" seruku dengan heran. Flora Ackroyd tentu saja tidak mempunyai tali persaudaraan sedikit pun dengan Ralph Paton. Tetapi Ralph sudah sejak lama sekali dianggap sebagai anak kandung Ackroyd, sehingga orang menyebut mereka itu saudara sepupu. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 25 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Flora Ackroyd," kakakku menegaskan. "Tetapi mengapa Ralph tidak pergi ke Fernly kalau ia ingin berjumpa dengan Flora?" "Mereka bertunangan secara rahasia," jawab Caroline dengan gembira sekali. "Si tua, Ackroyd tidak menyetujuinya. Jadi mereka harus bertemu dengan jalan demikian." Aku melihat banyak sekali kekurangan dalam teori Caroline, tetapi kutahan diriku untuk menunjukkan hal ini padanya. Suatu ucapan yang tidak bermaksud apaapa mengenai tetangga kami yang baru, sudah cukup untuk mengalihkan pembicaraan. Rumah di sebelah kami, The Larches, belakangan ini ditempati oleh seorang asing. Yang membuat Caroline jengkel adalah karena ia tidak bisa mendapatkan keterangan mengenai orang itu, kecuali bahwa ia seorang asing. Telah terbukti bahwa korps intelijennya tidak aanggup memberikan bantuan yang diharapkannya. Agaknya, orang itu juga seperti orangorang lain, membeli susu, sayur-mayur dan daging, dan kadang-kadang ia juga menyuruh orang mengecat rumahnya. Tetapi tampaknya tak seorang pun yang melever barang-barang ini berhasil mendapatkan keterangan apa pun. Namanya rupanya, adalah Poirot— nama yang memberikan kesan aneh yang tidak realistis. Satu hal yang kami ketahui mengenai dirinya adalah bahwa ia tertarik untuk bertanam buah labu. Tetapi ini bukan keterangan yang dicari Caroline. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 26 Ilyas Mak’s eBooks Collection Ia ingin tahu dari mana asal orang itu, apa pekerjaannya, apakah ia sudah menikah, Siapa isterinya, bagaimana rupanya, apakah ia mempunyai anak, siapa nama kecil ibunya—dan seterusnya. Aku rasa orang yang membuat pertanyaan-pertanyaan pada paspor, mempunyai banyak persamaan dengan Caroline. "Caroline sayang," kataku. "Tidak perlu diragukan lagi apa pekerjaan orang itu dulu. Ia seorang penata rambut yang sudah pensiun. Perhatikan saja kumisnya." Caroline berbeda pendapat. Menurut pendapatnya seorang penata rambut akan mempunyai rambut yang berombak-ombak—tidak lurus. Rambut mereka semua berombak. Aku menyebutkan beberapa penata rambut yang kukenal pribadi yang semuanya berambut lurus, tetapi Caroline tidak mau diyakinkan. "Aku sama sekali tidak memahaminya," keluhnya dengan suara sedih. "Kemarin aku meminjam beberapa alat untuk berkebun. Ia sopan sekali. Tetapi aku tidak bisa memperoleh keterangan apa apa. Akhirnya aku bertanya dengan langsung, apakah ia seorang Perancis. Ia mengatakan tidak — dan entah bagaimana aku tidak mau bertanya lebih lanjut. Aku mulai merasa lebih tertarik lagi akan tetanggaku yang misterius ini. Orang yang sanggup membuat Caroline menutup mulutnya lalu menyuruhnya pergi dengan tangan kosong, seperti Ratu Sheba, Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 27 Ilyas Mak’s eBooks Collection adalah seorang yang berwibawa sekali. "Aku kira," kata Caroline, "ia mempunyai sebuah alat penghisap debu yang baru — " Dari sinar matanya yang bercahaya, kulihat bahwa ia sedang memikirkan alasan baru untuk mencari keterangan lebih lanjut dengan jalan meminjam alat penghisap debu itu. Aku memperoleh kesempatan untuk lolos ke halaman. Aku senang berkebun. Aku sedang sibuk membasmi rumput ketika tiba-tiba terdengar teriakan peringatan di dekatku. Sebuah benda yang berat berdesing di samping telingaku dan jatuh dekat kakiku dengan menimbulkan suara berdebam yang kurang enak didengar. Benda itu adalah sebuah labu! Dengan marah aku mengangkat kepala. Di sebelah kiriku, di sebelah pagar tembok, muncul wajah seseorang. Sebuah kepala yang berbentuk telur, yang sebagian tertutup oleh rambut hitam yang mencurigakan, dua kumis tebal luar biasa dan sepasang mata yang waspada. Orang itu adalah tetangga kami yang misterius, Tuan Poirot. Segera ia menyatakan penyesalannya dengan bertubi tubi. "Saya mohon beribu-ribu ampun, Tuan. Saya tidak dapat membela diri. Sejak beberapa bulan saya menanam buah labu. Lalu pagi ini, tiba-tiba saya marah sekali pada buah buah labu ini. Saya suruh mereka berbaris—aduh! Bukan hanya dalam pikiran saja, tetapi Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 28 Ilyas Mak’s eBooks Collection secara betul-betulan. Saya raih yang paling besar, dan saya melemparkannya melewati tembok. Tuan, saya malu sekali. Saya bersujud di hadapan Anda." Mendengar.permintaan maafnya yang berlimpahlimpah, kegusaranku mau tidak mau mulai mereda. Lagi pula labu sialan itu tidak mengenai aku. Tetapi aku sungguh berharap, melemparkan sayuran lewat tembok bukanlah hobi teman kami yang baru ini. Kebiasaan semacam itu rasanya akan menghalangi kami untuk menyukainya sebagai seorang tetangga. Laki-laki aneh yang bertubuh kecil itu seolah-olah dapat membaca pikiranku. "Ah! tidak," serunya. " Jangan Anda gelisah. Melempar aasyuran melewati tembok, bukanlah kebiasaan saya. Tetapi saya rasa Anda dapat membayangkan, Tuan, bahwasanya seorang mungkin saja bekerja untuk mencapai maksudnya, bahkan bersusah payah dan bekerja keras untuk mendapatkan semacam kesenangan dan kesibukan. Lalu akhirnya ia menyadari bahwa ia mendambakan masa lalu yang penuh kesibukan, dan pekerjaannya yang lama, yang disangkanya dapat ditinggalkannya dengan segala senang hati." "Ya," jawabku dengan lambat. "Saya rasa itu bukan suatu kejadian yang aneh. Saya sendiri mungkin salah satu contohnya. Setahun yang lalu saya menerima warisan — cukup banyak untuk memungkinkan sayamerealisir suatu impian. Saya selalu ingin bepergian, melihat dunia luar. Nah, itu setahun yang lalu, dan Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 29 Ilyas Mak’s eBooks Collection sebagaimana tadi sudah saya katakan—saya masih tetap di sini." Tetanggaku yang kecil itu mengangguk. "Itulah ikatan-ikatan dari suatu kebiasaan. Kita bekerja untuk mencapai sesuatu, dan setelah kita memperolehnya, kita sadari bahwa yang kita cari itu adalah pekerjaan kita sehari-hari. Dan camkan,Tuan, pekerjaan saya dahulu merupakan pekerjaan yang sangat mengasyikkan. Pekerjaan yang paling menarik hati di dalam dunia ini." "Oh ya?" jawabku memberi semangat. Pada saat ini diriku penuh dengan semangat Caroline. "Penyelidikan mengenai sifat manusia, Tuan!" "Begitu," kataku dengan ramah. Jelas sekali bahwa ia seorang penata rambut yang sudah mengundurkan diri. Siapa yang mengetahui rahasia-rahasia tabiat manusia lebih baik dari seorang penata rambut? "Dan saya juga mempunyai seorang teman—teman yang selama bertahun-tahun tidak pernah meninggalkan saya. Kadang-kadang tingkah lakunya gilagilaan dan membuat orang takut. Tetapi saya sangat menyayanginya. Bayangkan saja, saya bahkan rindu akan ketololannya. Sikapnya yang naif, pandangannya yang jujur dan kegembiraan saya bilamana dapat membuatnya senang dan terheran -heran akan hadiahPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 30 Ilyas Mak’s eBooks Collection hadiah istimewa yang saya berikan padanya—Saya mendambakan semua ini lebih daripada yang dapat saya ceritakan pada Anda." "Ia sudah meninggal?" tanyaku penuh simpati. "Tidak. Ia sekarang tinggal—di bagian lain dari dunia ini. Keadaannya sekarang makmur sekali. Ia sekarang berada di Argentina." "Di Argentina," seruku dengan iri hati. Aku selalu ingin sekali pergi ke Amerika Selatan. Aku menarik napas, lalu mengangkat kepala dan melihat Tuan Poirot memandangku dengan penuh simpati. Tampaknya ia seorang yang dapat memahami orang lain. ."Anda akan pergi ke sana?" tanyanya. Aku menggelengkan kepala sambil menarik napas panjang. "Saya sebetulnya dapat pergi," jawabku. "Setahun yang lalu. Tetapi saya tolol—bahkan lebih dari tolol— saya serakah. Saya mengambil risiko kehilangan intinya, karena mengejar bayangannya." "Saya mengerti, " jawab Tuan Poirot. "Anda berspekulasi?" Aku mengangguk sedih, tetapi kendatipun demikian, diam-diam aku merasa terhibur. Laki-laki kecil dan aneh ini menunjukkan sikap yang demikian bersungguh- sungguh. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 31 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Anda tidak berspekulasi dengan Porcupine Oilfelds, bukan?" tiba-tiba ia bertanya. Aku menatapnya dengan heran. "Memang sebetulnya saya memikirkannya, tetapi akhirnya saya memilih untuk menyokong sebuah tambang emas di Australia Barat." Tetanggaku memperhatikan ku dengan pandangan aneh yan g tidak dapat kuartikan. "Ini namanya takdir," akhirnya ia berkata. "Yang Anda sebut takdir itu apa?" tanyaku dengan keaal. "Kenyataan bahwa saya tinggal di sebelah seorang yang memikirkan dengan serius Porcupine Oilffelds dan West Australian Gold Mines. Coba katakan, apakah Anda juga menggemari rambut yang berwarna coklat kemerah -merahan?" Aku menatapnya dengan mulut menganga. Ia tertawa terbahak-bahak. "Tidak, tidak, saya tidak gila. Tenangkanlah pikiran Anda. Pertanyaan yang saya ajukan tadi bodoh sekali. Karena teman yang saya sebutkan tadi adalah seorang anak muda. Seorang laki-laki yang berpendapat bahwa semua wanita itu baik dan hampir semuanya cantik. Tetapi Anda adalah orang yang setengah umur, Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 32 Ilyas Mak’s eBooks Collection seorang dokter. Seorang yang mengetahui hampir semua ketololan dan kesombongan dalam hidup kami. Nah, kita sekarang bertetangga. Saya harap Anda mau menerima dan memberikan kepada kakak perempuan Anda yang luar biasa itu, buah labu saya yang terbaik." Ia membungkuk dan dengan gerakan yang dibuatbuat memungut sebuah labu yang paling besar di antara jenis labu itu, yang kuterima dengan cara yang sama seperti pada waktu diberikan. "Sungguh," laki-laki kecil itu berkata gembira," pagi ini tidak terbuang dengan sia-sia. Saya berkenalan dengan orang yang dalam beberapa hal menyerupai teman saya yang jauh itu. Tetapi, omong omong, saya ingin menanyakan sesuatu pada Anda. Tentunya Anda mengenal semua orang di desa kecil ini. Siapakah orang muda yarg berambut dan bermata hitam dan berwajah tampan itu? Ia berjalan dengan kepala menengadah dan dengan bibir yang selalu tersenyum." Mendengar gambaran yang diberikannya, aku langsung mengetahui siapa yang dimaksudkannya. "Orang itu tentunya Kapten Ralph Paton," jawabku lambat. , "Belum pernahkah saya melihatnya di sekitar sini sebelumnya?" "Belum, sudah sejak beberapa lama ia tidak tinggal di sini. Tetapi ia putera—putera angkat Tuan Ackroyd dari Fernly Park." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 33 Ilyas Mak’s eBooks Collection Tetanggaku memperlihatkan tanda-tarda tidak sabar. "Tentu saja, seharusnya saya bisa menduganya. Tuan Ackroyd berulang kali membicarakannya." "Anda mengenal Tuan Ackroyd?" tanyaku dengan agak heran. "Tuan Ackroyd mengenal saya di London—ketika saya bekerja di sana. Saya telah meminta padanya untuk tidak mengatakan apa-apa mengenai pekerjaan saya, di sini " "Saya mengerti," jawabku agak geli karena sikapnya yang congkak menyolok mata, dalam pandanganku. Tetapi laki-laki yang bertubuh kecil itu terus berbicara dengan kata-kata yang-melangit dan senyum yang congkak. "Bagi saya lebih senang kalau tidak dikenal orang. Saya tidak menginginkan kemasyhuran. Bahkan saya tidak mau bersusah-susah memperbaiki salah menulis dan mengucapkan nama saya di desa ini." "Tentu saja," jawabku. Aku tak tahu apa yang harus kukatakan. "'Kapten Ralph Paton," Tuan Poirot merenung. "Jadi ia telah bertunangan dengan keponakan Tuan Ackroyd, Nona Flora yang mempesonakan itu." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 34 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Siapa yang memberi-tahukan Anda?" tanyaku dengan terheran -heran. "Tuan Ackroyd sendiri. Kira-kira seminggu yang lalu. Ia sangat gembira akan hal ini—ia sudah lama mengharapkan hal ini terjadi. Demikianlah yang saya dengar daripadanya. Bahkan saya kira ia agak memaksa anak muda itu. Dan tindakan ini kurang bijaksana. Seorang anak muda harus kawin untuk menyenangkan dirinya sendiri—tidak untuk menyenangkan seorang ayah tiri, karena mengharapkan sesuatu." Pikiranku bingung. Aku tidak dapat membayangkan Ackroyd menaruh kepercayaan kepada seorang penata rambut, dan membicarakan dengannya perkawinan antara keponakannya dan putera tirinya. Ackroyd dengan baik hati memberikan perlindungan pada mereka yang lebih rendah tingkatnya, tetapi ia mempunyai kesadaran yang tinggi akan harga dirinya. Aku mulai merasakan bahwa Poirot sama sekali bukanlah seorang penata rambut. Untuk menyembunyikan kebingunganku, kuajukan pertanyaan pertama yang timbul dalam pikiranku. "Apa yang menyebabkan Anda merasa tertarik akan Ralph Paton? Wajahnya yang tampan?" "Tidak, bukan hanya itu saja—walaupun untuk seorang Inggris, wajahnya tampan luar biasa — yang oleh pengarang-pengarang wanita Anda, disebut sebagai Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 35 Ilyas Mak’s eBooks Collection Dewa Yunani. Tidak, ada sesuatu pada dirinya yang tidak dapat saya mengerti." Poirot mengucapkan kalimat terakhir dengan nada merenung yang meninggalkan kesan pada diriku yang tidak dapat kulukiskan. Seakan -akan ia menilai anak muda itu dengan pertolongan pengetahuan khusus dalam dirinya, yang tidak kumiliki. Kesan itulah yang tinggal pada diriku, karena pada saat itu suara kakakku memanggilku dari dalam rumah. Ketika aku masuk, Caroline masih memakai topinya. Rupanya ia baru saja kembali dari kampung. Ia langsung mulai berbicara. "Aku bertemu Tuan Ackroyd. " "Lalu," jawabku. "Aku menghentikannya, tentu saja, tetapi tampaknya ia sedang tergesa-gesa sekali dan ingin cepat-cepat pergi." Aku sama sekali tidak meragukan bahwa itulah masalahnya. Perasaannya terhadap Caroline akan sama saja seperti yang dirasakannya terhadap Nona Gannett tadi pagi—bahkan mungkin lebih dari itu. Caroline lebih sukar untuk dikesampingkan begitu saja. "Aku langsung menanyakannya mengenai Ralph. Ia sungguh-sungguh heran. Ia sama sekali tidak tahu kalau anak laki-laki itu beada di sini. Bahkan ia berkata, menurut-pendapatnya aku telah salah lihat! Aku, Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 36 Ilyas Mak’s eBooks Collection salah lihat!" "Menggelikan," jawabku. "Seharusnya ia mengenalmu lebih baik." "Lalu ia melanjutkan ceritanya- dan mengatakan bahwa Ralph dan Flora telah bertunangan." "Aku juga mengetahuinya," aku memotong dengan sedikit bangga. "Siapa yang memberitahumu?" "Tetangga baru kita." Caroline tampak ragu untuk satu dua detik, seakanakan sebuah bola roulette yang menggelinding tidak menentu di antara dua nomor, lalu memutuskan untuk menolak umpanku. "Kuberitahukan Tuan Ackroyd, bahwa Ralph menginap di penginapan the Three Boars." "Caroline," keluhku, "apakah kau tak pernah memikirkan bahwa kebiasaanmu mengulangi segala sesuatu yang kau ketahui itu tanpa memandang bulu, dapat merugikan orang lain?" "Omong kosong," bentak kakakku. "Orang harus mengetahui apa yang sedang terjadi. Aku berpendapat bahwa sudah menjadi kewajibanku untuk memberitahu mereka. Tuan Ackroyd sangat berterima kasih kepadaku." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 37 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Lalu," aku menganjurkan, karena jelas sudah masih banyak yang hendak dikatakannya. "Aku kira ia langsung pergi ke penginapan Three Boars, dan bilamana memang itu yang dilakukannya, maka ia tidak akan menemukan Ralph di sana." "Tidak?" "Tidak.Karena ketika aku kembali melalui hutan—" "Kembali melalui hutan?" selaku, Wajah Caroline menjadi merah karena malu. "Ketika itu udara demikian bagusnya," serunya. "Kupikir, aku akan mengambil jalan memutar sedikit. Hutan dengan warna-wami musim rontok demikian indahnya pada saat ini." Caroline sama sekali tidak mempedulikan keindahan hutan pada waktu apa pun sepanjang tahun. Biasanya ia memandang hutan sebagai suatu tempat yang membuat kaki basah dan di mana setiap saat sesuatu bisa jatuh di atas kepala. Yang membawanya pergi ke hutan kami, tidak lain daripada naluri musangnya yang tajam sekali. Hutan itu adalah tempat satu-satunya yang bersebelahan dengan King's Abbot, di mana seorang laki-laki dapat berbicara dengan seorang wanita muda tanpa dilihat oleh seluruh penduduk desa. Tempat itu juga berbatasan dengan Fernly Park. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 38 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Lalu," kataku, "lanjutkanlah." "Seperti yang kukatakan tadi, aku sedang dalam perjalanan kembali melalui hutan ketika tiba-tiba aku mendengar suara-suara orang berbicara. Caroline berhenti sebentar. "Terus?" "Yang satu adalah suara Ralph Paton—aku langsung mengenalinya. Yang satu lagi suara seorang gadis. Aku tidak bermaksud untuk mendengarkan, tentu saja—" "Tentu saja tidak," sindirku—tetapi sindiranku sama sekali tidak mempan terhadap Caroline. "Tetapi aku tidak sempat mengelakkan dan mendengar pembicaraan mereka. Si gadis mengatakan sesuatu— aku tidak mendengarnya dengan jelas, dan Ralph menjawabnya. Kedengarannya ia gusar sekali. 'Sayang,' katanya. 'Apakah kau tidak menyadari bahwa laki-laki tua itu pasti tidak akan memberi aku sesen pun? Beberapa tahun terakhir ini ia merasa jemu dan jengkel terhadapku. Dan membuatnya bertambah jengkel sedikit lagi akan sama sekali merusak keadaan. Dan kita memerlukan uang itu, Sayang. Aku akan menjadi orang yang kaya sekali, kalau si tua meninggal. Ia seorang yang licik, tetapi ia bergelimang di dalam uang. Aku tidak mau ia mengubah surat warisannya. Kau serahkan saja hal ini padaku dan jangan khawatir. Itulah kata-katanya, tepat seperti Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 39 Ilyas Mak’s eBooks Collection yang diucapkan nya. Aku mengingatnya dengan baik sekali. Tetapi sayang tepat pada saat itu aku menginjak sepotong dahan kering atau entah barang apa. Lalu mereka merendahkan suara mereka lalu pergi. Tentu saja aku tidak dapat berlari mengikuti mereka, jadi aku tidak dapat melihat siapa gadis itu;" "Dan hal ini tentu saja sangat menjengkelkan," ejekku. "Tetapi aku rasa kau langsung menuju ke Three Boars, merasa pusing, lalu masuk ke bar untuk minum segelas brendi. Dengan demikian kau dapat melihat apakah kedua gadis yang melayani bar sedang bertugas?" "Gadis itu bukan pelayan bar," bantah Caroline tanpa ragu-ragu. "Sebetulnya aku hampir yakin kalau gadis itu adalah Flora Ackroyd, hanya saja —" "Hanya, rasanya tidak masuk akal," aku menyetujui. "Tetapi kalau bukan Flora, siapakah gadis itu?" Dengan cepat kakakku meneliti satu per satu gadisgadis yang tinggal di sekitar sini, dengan mengemukakan bermacam-macam alasan mengapa yang satu cocok dan yang lain tidak. Tatkala ia berhenti untuk menarik napas, aku menggumam sesuatu mengenai pasien yang harus kukunjungi, lalu segera keluar. Aku bermaksud menuju ke Three Boars. Mungkin Ralph sudah kembali sekarang. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 40 Ilyas Mak’s eBooks Collection Aku mengenal Ralph dengan baik sekali—bahkan mungkin lebih baik daripada orang lain di King's Abbot. Aku mengenal ibunya sebelum Ralph lahir. Karena itu aku dapat mengerti keadaan jiwanya, yang bagi orang lain agak membingungkan. Dalam beberapa hal ia adalah korban dari keturunannya. Ia tidak mewarisi kebiasaan yang fatal dari ibunya dan menjadi seorang pemabuk. Tetapi kendatipun demikian ada sifat yang lemah dalam dirinya. Seperti telah dinyatakan tadi oleh temanku yang baru, Ralph berwajah tampan luar biasa. Tinggi badannya hampir seratus delapan puluh senti, proporsi tubuhnya sempurna, dan gerak-geriknya luwes seperti seorang atlit. Seperti juga ibunya, warna kulitnya agak gelap. Dan wajahnya yang tampan yang terbakar oleh sinar matahari, selalu siap untuk tersenyum. Ralph Paton termasuk salah seorang yang mempunyai pembawaan mudah menarik hati orang lain, tanpa berusaha sedikit pun. Ia terlalu lemah bagi diri sendiri dan boros sekali. Ia tidak mempunyai rasa hormat untuk apa pun di dunia ini. Tetapi walaupun demikian ia seorang yang mempunyai daya tarik, dan semua temannya sangat menyayanginya. Dapatkah aku berbuat sesuatu dengan anak muda itu? Aku rasa, dapat. Ketika mencari keterangan di Three Boars, aku diberitahukan bahwa Kapten Paton baru saja kembali. Aku pergi ke kamarnya dan masuk tanpa memberitahu terlebih dahulu. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 41 Ilyas Mak’s eBooks Collection Mengingat apa yang telah kudengar dan kulihat, untuk sejenak aku agak bimbang akan sambutan yang akan kuterima. Tetapi ternyata seharusnya aku tidak usah khawatir. "Hai, Sheppard! Senang sekali melihatmu." Ia maju menemuiku dengan tangan terulur dan senyum gembira menyemarak di wajahnya. "Orang satu-satunya yang dengan senang hati kujumpai di tempat celaka ini." Dengan heran kuangkat alisku. "Apa yang telah terjadi dengan tempat ini?" Ia tertawa dengan kesal. "Ceritanya panjang. Keadaanku tidak begitu memuaskan, Dokter. Tetapi apakah kau mau minum?" "Terima kasih," jawabku, "boleh juga." Ralph menekan bel, lalu kembali dan menjatuhkan dirinya di atas kursi. "Terus terang saja," keluhnya dengan muram, "aku sedang dalam kesulitan besar. Sesungguhnya aku tidak tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya." "Ada apa?" tanyaku dengan penuh simpati. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 42 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Ayah tiriku yang terkutuk itulah;" "Apa yang telah dilakukannya?" Bukan persoalan mengenai apa yang telah dilakukannya, tetapi apa yang akan dilakukannya." Ketika bunyi belnya dijawab, Ralph lalu memesan minuman. Sesudah si pelayan pergi lagi, ia duduk kembali di kursinya dengan muka berkerut. "Apakah benar-benar serius?" tanyaku. Ia mengangguk. "Sekali ini aku betul-betul menghadapi kesulitan keuangan," keluhnya. Dari nada suaranya yang menunjukkan keadaannya yang gawat, kuketahui bahwa ia tidak berdusta; Ralph tidak mudah putus asa. "Bahkan sebenarnya," ia melanjutkan, "aku sudah tidak sanggup lagi.... aku sungguh-sungguh tidak sanggup. "Kalau aku bisa menolong—" aku mengajukan diri dengan malu-malu. Tetapi dengan tegas ia menggelengkan kepala. "Anda baik sekali, Dokter. Tetapi aku tidak dapat melibatkanmu dalam persoalan ini. Aku harus membePembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 43 Ilyas Mak’s eBooks Collection reskannya sendiri." Ia berdiam diri sesaat, lalu mengulangi dengan nada berubah sedikit, "Ya—aku harus membereskannya sendiri...." Bab Empat MAKAN MALAM DI FERNLY AM baru menunjukkan setengah delapan kurang beberapa menit, ketika aku membunyikan bel pintu muka di Fernly Park. Dengan kecepatan yang menga-gumkan, pintu dibuka oleh Parker, si kepala pelayan. Malam itu cuaca bagus, sehingga aku memutuskan untuk berjalan kaki. Aku melangkah ke dalam ruang muka yang besar dan berbentuk persegi, lalu Parker melepaskan jasku. Pada saat itu sekretaris Ackroyd, seorang anak muda yang ramah bernama Raymond, lewat melintasi ruang muka menuju ke kamar kerja Ackroyd. Tangannya penuh denga kertas-kertas. "Selamat malam, Dokter. Apakah Anda datang untuk makan malam bersama? Atau apakah kunjungan Anda ini berhubungan dengan profesi Anda?" Kalimat-terakhir ini diucapkannya karena melihat tas hitamku, yang telah kuletakkan di atas lemari yang terbuat dari kayu eik. Kuterangkan padanya, bahwa aku setiap saat mengharapkan panggilan untuk menangani suatu kelahiran. Karena itu, aku datang dengan mempersiapkan diri untuk panggilan darurat. Raymond mengangguk dan terus berjalan, dan sambil menoleh ke belakang ia berkata, J Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 45 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Masuklah ke ruang tamu. Anda tahu jalannya. Para wanita akan turun sebentar lagi. Saya akan mengantarkan surat-surat ini kepada Tuan Ackroyd, dan akan saya katakan padanya bahwa Anda sudah datang." Tatkala Raymond muncul tadi, Parker lalu mengundurkan diri, sehingga sekarang aku berada seorang diri di ruang muka. Kubetulkan dasiku, lalu memandang ke cermin besar yang tergantung di situ. Kemudian aku melangkah menuju pintu di hadapanku yang kutahu adalah pintu ruang tamu. Ketika memutar pegangan pintu, kudengar suara dari dalam —yang menurut perkiraanku adalah bunyi pintu yang ditutup. Secara otomatis boleh dikatakan, aku memperhatikan hal ini dan pada saat itu aku menganggapnya sebagai suatu yang tidak penting. Kubuka pintu, lalu masuk. Pada saat itu hampir saja aku bertabrakan dengan Nona Russell yang sedang mau keluar. Kami berdua saling meminta maaf . Untuk pertama kalinya aku menilai si pengatur rumah tangga. Aku memikirkan betapa cantiknya ia dahulu—bahkan sebenarnya sekarang pun ia masih tetap cantik. Rambutnya yang hitam belum beruban. Dan bilamana wajahnya memerah seperti pada saat ini karena malu, garis-garis keras di mukanya tidak begitu nyata. Tanpa kusadari, aku bertanya dalam hati apakah ia Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 46 Ilyas Mak’s eBooks Collection baru saja pulang dari bepergian. Ia bernapas dengan cepat seakan-akan habis berlari-lari. "Saya rasa, saya terlalu pagi beberapa menit," kataku. "Oh. Saya rasa tidak. Sekarang sudah pukul setengah delapan, Dokter Sheppard." Ia berhenti sebentar sebelum berkata, "Saya—tidak tahu kalau Anda diundang makan malam ini. Tuan Ackroyd tidak mengatakan apa-apa." Aku mendapat kesan bahwa kedatanganku untuk memenuhi undangan makan malam ini kurang berkenan di hatinya, tetapi aku tidak dapat memikirkan alasannya. "Bagaimana dengan lutut Anda?" tanyaku. "Hampir sama saja seperti dahulu, terima kasih. Saya harus pergi aekarang. Nyonya Ackroyd sebentar lagi datang. Saya masuk ke sini hanya untuk memeriksa bunga." Dengan cepat ia keluar dari ruangan. Aku melangkah ke jendela sambil bertanya-tanya dalam hati mengapa ia demikian berkeinginan menjelaskan kehadirannya di ruangan ini. Sedang aku memikirkan hal ini, kulihat, tentu saja apa yang seharusnya sudah kuketahui, jika saja sejak semula aku mau memperhatikannya. Yaitu bahwa jendela-jendela tersebut adalah jendela besar seperti pintu dan membuka ke teras. Karena itu bunyi yang kudengar tadi, tidak mungkin Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 47 Ilyas Mak’s eBooks Collection disebabkan oleh jendela yang sedang ditutup. Sambil membuang-buang waktu dengan maksud mengalihkan perhatian dari pikiran-pikiran yang kurang menyenangkan, aku menghibur diri sendiri dengan mencoba menebak-nebak, apakah yang menimbulkan bunyi yang kudengar tadi. Batu bara di atas api itukah? Tidak, bunyinya tidak seperti itu. Atau laci yang didorong masukkah? Bukan, bukan itu. Lalu mataku tertarik pada tempat penyimpanan barang-barang yang terbuat dari perak, yang biasa kami sebut meja perak. Orang dapat melihat isinya melalui tutup kaca yang dapat diangkat. Aku melangkah ke meja perak itu dan melihat-lihat isinya. Di dalamnya ada dua atau tiga benda perak kuno. Juga sebuah sepatu bayi kepunyaan Raja Charles I, beberapa patung kecil dari batu jade, dan sejumlah besar alatalat dari Afrika, serta beberapa tanda mata. Karena inginr mempelajari salah satu dari patung jade itu lebih baik, aku mengangkat tutupnya. Tetapi tutup itu terlepas dari antara jari jari tanganku dan jatuh. Segera aku mengenali bunyi yang kudengar tadi, bunyi dari tutup meja ini yang diturunkan dengan perlahan dan hati-hati. Kuulangi gerakan ini satu dua kali lagi untuk memuaskan diriku. Kemudian kuangkat tutupnya dan memperhatikan isinya dengan seksama. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 48 Ilyas Mak’s eBooks Collection Aku masih membungkuk di atas meja perak itu tatkala Flora Ackroyd masuk. Cukup banyak orang yang tidak menyukai Flora Ackroyd, tetapi tidak ada seorang pun yang tidak mengaguminya. Dan terhadap teman-temannya ia dapat bersikap ramah sekali. Yang pertama-tama menarik perhatian orang pada dirinya adalah kepirangannya. Rambutnya yang berwarna emas muda menyerupai rambut orang-orang Skandinavia. Matanya biru —seperti birunya air teluk di Norwegia, dan kulitnya putih kemerah-merahan. Bahunya lurus seperti anak laki-laki dan pinggulnya ramping. Dan amatlah menyegarkan bagi seorang dokter yang letih untuk bertemu dengan seseorang yang segar bugar. Ia seorang gadis Inggris yang sederhana dan terus terang—mungkin aku seorang yang kuno, tetapi menurut pendapatku, sesustu yang asli tidak mudah dikalahkan. Flora datang menemaniku di meja perak dan mengemukakan keragu-raguannya bahwa Raja Charles I pernah memakai sepatu bayi tersebut. "Lagipula," Nona Flora melanjutkan, "semua keributan mengenai apakah seseorang pernah memakai atau mempergunakannya, menurut pendapatku omong kosong belaka. Mereka sekarang tidak lagi mengenakan atau mempergunakannya. Misalnya pena yang dipergunakan oleh George Eliot untuk menulis buku The Mill on the Floss —hal-hal semacam itu—yah bagaimanapun juga itu toh hanya sebuah pena. Kalau Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 49 Ilyas Mak’s eBooks Collection seseorang memang benar benar menyenangi George Eliot, mengapa ia tidak membeli buku The Mill on the Floss, edisi yang murah dan membacanya." "Saya rasa Anda tidak pernah membaca bacaan kuno seperti itu, Nona Flora?" "Anda keliru, Dokter Sheppard. Saya sangat menyukai The Mill on the Floss." Aku senang juga mendengarnya. Buku-buku yang dibaca dan disenangi wanita-wanita muda jaman sekarang amat menakutkanku. "Anda belum memberi saya selamat, Dokter Sheppard,?" Flora mengingatkan. "Apakah Anda belum mendengarnya?" Ia mengulurkan tangan kirinya. Jari manisnya dilingkari oleh sebentuk cincin mutiara yang indah sekali. "Saya akan menikah dengan Ralph," ia melanjutkam "Paman senang sekali, karena dengan demikian saya akan tetap menjadi anggauta keluarga ini" Aku menggenggam kedua belah tangannya. "Sayang," jawabku, "saya doakan agar Anda berbahagia sekali." "Kami sudah kira-kira satu bulan bertunangan," Flora meneruskan dengan suaranya yang tenang, Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 50 Ilyas Mak’s eBooks Collection "tetapi baru diumumkan kemarin. Paman akan memperbaiki Cross-Stones, dan memberikannya pada kami untuk kami tinggali. Dan kami akan pura pura mencoba untuk beternak. Kami akan berburu selama musim dingin, pergi ke kota waktu muaim libur, lalu berpesiar dengan perahu. Saya mencintai laut. Dan tentu saja saya juga akan memberikan perhatian besar kepada urusan-urusan gereja. Dan saya akan menghadiri semua pertemuan kaum Ibu.'' Pada saat itu Nyonya Ackroyd masuk, penuh penyesalan karena keterlambatannya. Menyesal sekali aku harus mengatakan, bahwa aku tidak menyukai Nyonya Ackroyd. Ia seorang wanita yang kurus kering dan selalu memakai perhiasan yang berlebihan. Seorang wanita yang sungguh-sungguh tidak menyenangkan. Matanya yang kecil dan tajam berwarna biru, dan bagaimanapun ramah kata-katanya, sinar matanya tetap dingin dan penuh perhitungan. Aku meninggalkan Flora di dekat jendela, dan melangkah ke arahnya. Nyonya Ackroyd mengulurkan tangannya yang kurus dan penuh cincin kepadaku, dan mulai berbicara dengan bawelnya. Apakah aku telah mendengar tentang pertunangan Flora? Mereka begitu cocok satu sama lain. Kedua anak manis itu telah jatuh cinta pada pandangan pertama. Pasangan yang cocok sekali. Yang laki-laki berkulit agak gelap, sedangkan yang perempuan pirang sekali. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 51 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Saya tidak dapat mengatakannya, Dokter Sheppard yang baik, bagaimana lapangnya hati seorang ibu. Nyonya Ackroyd menarik napas—suatu penghargaan terhadap hati seorang ibu, sedangkan matanya tetap memperhatikanku dengan baik. "Saya sedang berpikir-pikir. Anda adalah teman lama dan akrab dari Roger yang baik itu. Kami tahu betapa ia mempercayai keputusan Anda. Bagi saya amatlah sukar keadaannya—dalam posisi saya sebagai janda dari Cecil. Tetapi demikian banyaknya hal-hal yang menjemukan—penyelesaian soal-soal keuangan —dan lain-lain lagi. Saya percaya sepenuhnya bahwa Roger bermaksud memindahkan sejumlah uang atas nama Flora. Tetapi sebagaimana Anda ketahui, sikapnya mengenai soal uang agak aneh. Menurut pandangan saya hal ini adalah sesuatu yang biasa di antara pemuka-pemuka industri. Saya bertanya-tanya dapatkah Anda kiranya memancing keterangannya mengenai hal ini? Flora sangat menyukai Anda. Bagi kami, Anda seakan-akan seorang kawan lama, walaupun kami baru mengenal Anda dengan baik selama lebih dari dua tahun." Kefasihannya berbicara terputus ketika pintu kamar tamu sekali lagi dibuka. Aku senang sekali atas gangguan ini. Aku amat membenci turut campur tangan dalam urusan orang lain, dan aku sama sekali tidak bermaksud mendengarkan pendapat Ackroyd, mengenai penetapan soal-soal keuangan atas nama Flora. Tanpa adanya gangguan itu, terpaksa pada saat berikutnya aku harus memberitahu Nyonya Ackroyd akan Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 52 Ilyas Mak’s eBooks Collection pendapatku ini. "Anda mengenal Mayor Blunt bukan, Dokter?" "Ya, betul," jawabku. Banyak orang mengenal Hector Blunt—sekurangkurangnya pernah mendengar reputasinya. Aku kira ia telah menembak binatang-binatang buas lebih banyak daripada orang lain, di tempat-tempat yang rasanya tidak masuk akal. Bilamana namanya disebut, orang akan langsung bertanya, "Blunt—Anda maksudkan si pemburu yang terkenal itu?" Persahabatannya dengan Ackroyd selalu agak mengherankanku. Kedua laki-laki itu bertabiat lain sama sekali. Hector Blunt mungkin berumur lima tahun lebih muda dari Ackroyd. Mereka berkenalan ketika kedua-duanya masih muda. Dan walaupun jalan hidup mereka berbeda, persahabatan mereka tetap bertahan. Kira-kira dua tahun sekali Blunt menginap di Fernly selama dua minggu. Sebuah kepala binatang yang besar, yang mengherankan orang karena tanduknya yang banyak memandangmu dengan pandangan yang dingin begitu kau masuk pintu muka. Barang ini merupakan suatu peringatan yang permanen dari persahabatan mereka Blunt memasuki ruangan dengan langkahnya yang khas, langkah yang hati-hati dan pelan. Ia adalah seorang laki-laki yang sedang tingginya, bertubuh kekar dan agak gemuk. Warna kulit mukanya hampir menyerupai warna kayu mahoni, dan tidak menunjukkan Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 53 Ilyas Mak’s eBooks Collection ekspresi apa-apa. Matanya yang kelabu seakan-akan memandang sesuatu yang sedang terjadi di kejauhan. Ia berbicara sedikit sekali, dan apa yang dikatakannya terdengar sebagai bentakan, seolah-olah kata-kata itu ditarik ke luar di luar keinginannya. Sekarang ia berkata, "Apa kabar, Sheppard?" dengan nada pendek, lalu berdiri di muka perapian dan melihat melalui kepala kami ke suatu tempat di Timbuctoo, seakan -akan sesuatu yang menarik sedang terjadi di sana. "Mayor Blunt," Flora menyarankan, "saya harap Anda mau menerangkan pada saya mengenai bendabenda dari Afrika ini. Saya yakin Anda mengetahui segala-galanya mengenai ini." Aku pernah mendengar orang mengatakan bahwa Hector Blunt adalah seorang yang membenci wanita. Tetapi sekarang aku memperhatikan bahwa ia menemani Flora dengan sikap yang boleh dikatakan cekatan sekali. Mereka bersama-sama membungkuk di atas meja perak. Aku sudah takut sekali kalau-kalau Nyonya Ackroyd sekali lagi membicarakan soal keuangan, ma-ka aku segera mulai membicarakan kacang polong manis yang baru mulai beredar. Aku tahu bahwa ada semacam kacang-kacangan baru yang manis rasanya! karena aku telah membacanya di harian Daily Mail tadi pagi. Nyonya Ackroyd tidak tahu apa-apa tentang soal-soal berkebun, tetapi ia seorang wanita yang selalu ingin dikatakan mempunyai pengetahuan umum Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 54 Ilyas Mak’s eBooks Collection yang luas. Lagipula ia juga membaca harian Daily Mail. Kami membicarakan soal im dengan intellijen sekali sampai Ackroyd dan sekretarisnya datang menemui kami. Segera setelah itu, Parker memberitahukan bahwa makan malam sudah siap. Aku duduk di antara Nyonya Ackroyd dan Flora. Blunt duduk di sisi lainnya dari Nyonya Ackroyd, dan Geoffrey Raymond duduk di sebelahnya. Suasana pada makan malam ini tidak begitu menggembirakan. Ackroyd tampaknya sedang memikirkan Sesuatu. Ia kelihatan sedih, dan hampir hampir tidak makan sama sekali. Nyonya Ackroyd, Raymond dan aku menjaga agar percakapan berjalan lancar. Flora tampaknya terpengaruh oleh kemurungan pamannya, sedangkan Blunt menjadi pendiam lagi seperti biasa. Segera setelah makan malam selesai, Ackroyd menggandeng lenganku dan menuntunku ke kamar kerjanya. "Setelah kita minum kopi, kita tidak akan diganggu lagi," katanya menerangkan. "Aku sudah memberitahu Raymond supaya kita tidak diganggu. Dengan diam-diam aku memperhatikannya. Nyata sekali kalau ia sedang dipengaruhi oleh suatu kejadian yang sangat mengejutkannya. Selama satu dua menit ia berjalan mondar-mandir di dalam ruangan. Ketika Parker masuk membawa kopi, ia merosot duduk dalam sebuah kursi tangan di muka perapian. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 55 Ilyas Mak’s eBooks Collection Kamar kerja Ackroyd sangat menyenangkan. Salah satu dindingnya ditutupi rak-rak buku. Kursi-kursinya besar dan dilapisi dengan kulit berwarna biru tua. Sebuah meja tulis besar ditaruh di dekat jendela, dan penuh dengan kertas-kertas yang disusun dan disimpan dengan rapi. Di atas sebuah meja diletakkan bermacam- macam majalah dan laporan-laporan olahraga. "Belakangan ini rasa sakit itu timbul kembali setiap habis makan," kata Ackroyd dengan tenang sambil menuang kopi. "Sebaiknya kauberikan aku lagi tablettabletmu itu." Aku memperhatikan seolah-olah ia ingin memberikan kesan bahwa pembicaraan kami adalah mengenai kesehatannya. Aku ikut memainkan perananku. "Sudah kusangka. Aku ada membawanya bersamaku." "Bijaksana sekali. Berikanlah padaku sekarang." "Obat itu ada di dalam tasku di ruang muka. Aku akan mengambilnya." Ackroyd mencegahku. "Jangan repot repot. Parker akan mengambilnya.. Tolong ambilkan tasnya Dokter, Parker?" "Baik, Tuan." Parker mengundurkan diri. Baru saja aku mau muPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 56 Ilyas Mak’s eBooks Collection lai berbicara, tatkala Ackroyd dengan cepat mengangkat tangannya. "Nanti dulu. Tunggu. Tidakkah kau lihat bahwa aku sedang bingung sekali, sehingga tidak dapat menguasai diriku sendiri?" Aku melihatnya jelas sekali. Dan aku merasa amat gelisah. Segala macam firasat menyerangku. Ackroyd segera berbicara lagi "Yakinkanlah jendela itu sudah tertutup betul," perintahnya. Dengan heran aku berdiri dan memeriksanya. Jendela yang satu ini bukanlah jendela besar, tetapi jendela biasa yang memakai tali jendela. Gorden beludru biru menutup jendela tersebut, tetapi terbuka di bagian atasnya. Parker masuk kembali membawa tasku, sementara aku masih berdiri di muka jendela. "Segalanya beres," aku memberitahukan sambil masuk kembali di ruangan tersebut. "Kau telah memalangnya?" "Sudah, sudah! Ada apa denganmu, Ackroyd?" Aku mengajukan pertanyaan ini setelah pintu ditutup di belakang Parker. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 57 Ilyas Mak’s eBooks Collection Ackroyd menunggu sesaat sebelum menjawab. "Rasanya seakan aku sedang berada di dalam neraka," keluhnya setelah sesaat. "Tidak, jangan repotrepot dengan obat sialan itu. Aku hanya mengatakannya untuk didengar oleh Parker. Pembantu selalu ingin tahu semuanya. Kemari dan duduklah. Pintu juga sudah dikunci, bukan?" "Sudah. Tak seorang pun dapat mendengar, jangan bingung." "Sheppard, tidak satu orang pun tahu apa yang telah kualami dalam dua puluh empat jam terakhir. Ibarat sebuah rumah yang runtuh di sekeliling si empunya, demikian jugalah yang telah terjadi dengan diriku. Urusan dengan Ralph merupakan sesuatu yang benar-benar keterlaluan. Tetapi kita tidak akan membicarakannya sekarang. Yang menjadi persoalan sekarang ialah yang lain itu— yang lainnya—! Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Dan aku harus secepatnya mengambil keputusan." "Apa persoalannya?" Ackroyd berdiam diri satu dua menit. Tetapi aneh sekali, tampaknya ia segan menceritakannya. Ketika akhirnya ia berbicara, pertanyaan yang diajukannya sama sekali di luar dugaanku. Yaitu mengenai soal yang sama sekali tidak kusangka. "Sheppard, kau menolong Ashley Ferrars ketika Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 58 Ilyas Mak’s eBooks Collection ia terakhir kali sakit, bukan?" "Betul." Kelihatannya ia lebih susah lagi mencari kata-kata yang tepat untuk pertanyaan berikutnya. "Tidak pernahkah kau mencurigai — pernahkah kaupikirkan—bahwa—yah, ia telah diracuni?" Aku berdiam diri sejenak, lalu memutuskan apa yang akan kukatakan. Roger Ackroyd bukanlah Caroline. "Aku akan menceritakan keadaan yang sebenarnya," jawabku. "Pada saat itu aku sama sekali tidak curiga, tetapi kemudian, yang membuatku berpikir untuk pertama kalinya adalah ucapan kakakku yang iseng. Sejak saat itu aku selalu memikirkannya. Tetapi ingat, aku sama sekali tidak mempunyai alasan untuk kecurigaanku itu." "Ia memang telah diracuni," sahut Ackroyd. Ia berbicara dengan suara yang letih. "Oleh siapa?" tanyaku dengan tajam. "Oleh isterinya." "Bagaimana kau mengetahuinya?" Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 59 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Ia sendiri yang mengatakannya padaku." "Kapan?" "Kemarin! Tuhanku! Kemarin! Rasanya seakan akan sudah sepuluh tahun yang lalu." Aku menunggu~sebentar, kemudian ia melanjutkan lagn "Kau mengerti, Sheppard, kuceritakan ini padamu secara rahasia. Ucapanku ini tidak boleh diteruskan kepada orang lain. Aku membutuhkan nasihatmu—aku tidak sanggup menanggung beban ini seorang diri. Seperti yang telah kukatakan tadi, aku tak tahu apa yang harus kulakukan." "Dapatkah kau menceritakan semuanya kepadaku? Aku menyarankan. "Aku masih belum mengerti, Mengapa Nyonya Ferrars mengakui ini padamu." "Begini persoalannya. Tiga bulan yang lalu, aku telah minta Nyonya Ferrars untuk kawin denganku. Ia menolak. Aku minta sekali lagi, dan ia menyetujui. Tetapi ia menolak pertunangan in i diumumkan sebelum masa berkabungnya selama setahun lewat. Kemarin aku mendatanginya dan mengingatkan bahwa setahun lebih tiga minggu telah lewat sejak kematian suaminya. Tidak ada alasan lagi untuk berkeberatan atas diumumkannya pertunangan tersebut. Aku telah memperhatikan bahwa tingkah lakunya selama beberapa hari terakhir ini aneh sekali. Dan sekarang, tibaPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 60 Ilyas Mak’s eBooks Collection tiba, tanpa memperlihatkan tanda sedikit pun sebelumnya, ia tidak dapat menguasai dirinya dan menangis tersedu-sedu. Ia— ia menceritakan segalanya padaku. Rasa bencinya terhadap suaminya yang kejam, cintanya yang semakin besar untukku, dan—cara mengerikan yang telah diambilnya. Racun! Ya Tuhan! Ini adalah pembunuhan yang kejam." Kulihat rasa ngeri dan jijik terbayang di wajah Ackroyd. Dan Nyonya Ferrars pasti telah melihatnya juga. Ackroyd, bukanlah seorang kekasih yang dapat memaafkan segala-galanya demi cintanya. Pada dasarnya ia seorang warga negara yang baik. Semua akal sehat dan rasa patuh terhadap hukum yang ada dalam dirinya, pada saat itu telah mengubah perasaannya terhadap Nyonya Ferrars, ketika Nyonya itu membuka rahasianya. "Ya," ia meneruskan dengan suara rendah dan monoton, "ia mengakui segalanya. Dan rupanya ada juga orang lain yang mengetahuinya—seorang yang memerasnya dan menuntut uang dalam jumlah yang besar. Tekanan inilah yang telah membuatnya hampir gila." "Siapa orangnya?" Sekonyong-konyong di hadapan mataku muncul bayangan Ralph Paton dan Nyonya Ferrars yang sedang berjalan berdampingan. Kepala mereka berdekatan sekali. Untuk sesaat aku merasa cemas. Barangkali —oh! Tetapi pasti itu tidak mungkin terjadi. Aku ingat akan sikapnya yang terbuka ketika ia menyambutku sore tadi. Mustahil. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 61 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Ia tidak mau menyebutkan nama orang itu padaku" jawab Ackroyd dengan lambat. "Bahkan sebenarnya ia sama sekali tidak menyatakan kalau pemerasnya adalah seorang laki-laki. Tetapi tentu saja —" "Tentu saja," aku menyetujui. "Pemerasnya pasti seorang laki-laki. Dan apakah kau sama sekali tidak mencurigai seseorang?" Sebagai jawaban Ackroyd mengerang dan memegang kepalanya dengan kedua belah tangannya. "Rasanya tidak mungkin," keluhnya. "Mungkin aku sudah gila, menyangka seseorang berbuat hal seperti itu. Tidak, aku tidak mau mengatakannya padamu. Kecungaan gila yang timbul dalam pikiranku ini. Tetapi aku akan memberitahukan satu hal padamu. Sesuatu yang dikatakannya memberi kesan padaku bahwa si pemeras itu adalah salah satu dan antara anggauta rumah tanggaku sendiri—tetapi rasanya tidak mungkin. Pasti aku salah dengar. "Apa yang kaukatakan padanya?" tanyaku. "Apa yang dapat kukatakan? Tentu saja ia melihat betapa terkejutnya aku mendengar semua ini. Lalu timbul pertanyaan, apa kewajibanku dalam hal ini? Karena, kau mengerti, ia telah melibatkan diriku menjadi kaki tangannya, sejak ia memberitahukan kejadian ini padaku. Ia menyadari hal ini lebih cepat daripada aku. Aku terkejut sekali. Ia minta waktu dua puluh empat jam padaku—dan memaksaku untuk berjanji Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 62 Ilyas Mak’s eBooks Collection tidak akan berbuat apa apa sebelum dua puluh empat jam itu lewat. Dan ia tetap tidak mau memberitahukan nama bajingan yang telah memerasnya itu. Aku rasa ia takut kalau aku langsung menemui orang itu dan menghantamnya. Dan bagi dirinya, hal ini akan berarti nasi telah menjadi bubur. Ia 1uga mengatakan padaku, bahwa aku akan mendapat kabar darinya sebelum dua puluh empat jam itu lewat. Tuhanku! Aku bersumpah, Sheppard, aku tidak pernah memikirkan apa yang hendak dilakukannya. Bunuh diri! Dan akulah yang menyebabkannya." "Tidak, tidak," bantahku. "Jangan terlalu melebihlebihkan keadaan. Kematiannya bukanlah tanggung jawabmu." , "Yang menjadi pertanyaan adalah, apa yang harus kulakukan sekarang? Wanita yang malang itu sudah meninggal. Mengapa kita harus membongkar apa yang telah lewat?" "Aku sependapat denganmu," jawabku. "Tetapi ada satu persoalan lagi. Bagaimana aku bisa menangkap bajingan yang telah menyebabkan kematiannya, seakan -akan ia sendirilah yang telah membunuhnya. Orang itu mengetahui kejahatan yang telah dilakukan Nyonya Ferrars, dan ia seperti seekor burung pemakan bangkai, tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Nyonya Ferrars telah menjalankan hukumannya. Lalu apakah orang itu akan dibebaskan tanpa hukuman?" Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 63 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Aku mengerti maksudmu," jawabku dengan lambat. "Kau mau mengejamya? Sadarkah kau bahwa hal ini akan menimbulkan banyak sekali publisitas?" "Ya, aku telah memikirkannya. Aku telah memikirkannya bulak balik." "Aku sependapat denganmu bahwa bangsat itu harus dihukum, tetapi akibatnya haruslah diperhitungkan juga." Ackroyd bangkit dan berjalan mundar-mandir. Tetapi lalu segera duduk kembali di kusinya. "Begini saja, Sheppard, bagaimana kalau klta biarkan saja dahulu persoalan ini. Bilamana tidak ada berita darinya, kita biarkan saja keadaan seperi sekarang ini." "Apa maksudmu dengan kabar dari dia?" tanyaku dengan rasa mgin tahu. "Aku mempunyai perasaan yang sangat kuat, bahwa ia telah meninggalkan pesan untukku, entah di mana atau bagaimana—sebelum ia pergi. Aku tidak dapat memperdebatkan hal ini, tetapi demikianlah perasaanku." Aku menggelengkan kepalaka. "Ia tidak meninggalkan surat atau pesan apa pun?" tanyaku dengan ingin tahu. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 64 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Sheppard, aku yakin ia telah melakukannya. Dan perasaanku mengatakan bahwa ia sengaja memilih untuk mati. Ia ingin segalanya menjadi terang, walaupun hanya untuk membalas dendam pada orang yang telah membuatnya putus asa. Dan aku percaya, kalau saja aku dapat bertemu dengannya saat itu, ia akan memberitahukanku nama orang itu. Dan menyuruhku mengejar orang itu sebisa-bisaku. Ackroyd memandangku. "Apakah kau tidak percaya akan kesan-kesan yang kau dapat?" "Oh ya, tentu saja aku mempercayainya dalam batas -batas tertentu. Bilamana, menggunakan istilahmu, akan datang pesan dari Nyonya Ferrars —" Aku tidak menyelesaikan kalimatku. Pintu terbuka tanpa menimbulkan suara, dan Parker masuk membawa nampan dengan beberapa surat di atasnya. "Kiriman pos sore ini, Tuan," katanya sambil memberikan nampan pada Ackroyd. Kemudian dikumpulkannya cangkir-cangkir kopi lalu keluar. Perhatianku yang telah dialihkan sebentar, kembali lagi pada Ackroyd. Dengan kaku, seakan-akan telah berubah menjadi patung, ia menatap sebuah amplop panjang berwarna biru. Surat-surat yang lain dijatuhkannya di atas lantai. "Tulisan tangannya," bisiknya. "Tentu ia keluar dan Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 65 Ilyas Mak’s eBooks Collection memasukkannya dalam pos kemarin malam, sesaat sebelum—sebelum—" Ackroyd merobek amplop itu dan mengeluarkan sebuah lampiran yang tebal. Lalu ia memandangku dengan tajam. "Kau yakin kalau kau sudah mengunci jendela itu?" tanyanya. "Yakin sekali," jawabku dengan heran. "Mengapa?" "Sepanjang sore ini aku mempunyai perasaan seakan- akan aku sedang diawasi, dimata-matai. Apa itu--" Ia berbalik dengan cepat, demikian pula aku. Kami berdua mendapat kesan seakan-akan pegangan pintu bergerak sedikit. Aku melangkah ke arah pintu. dan membukanya. Tidak ada seorang pun di sana. "Syaraf," gumam Ackroyd pada dirinya sendiri. Ia membuka lampiran yang tehal itu dan membacanya dengan keras dengan suara yang rendah. "Kekasihku, kekasihku Roger yang amat kusayangi— jiwa diganti dengan jiwa. Aku menyadari hal ini—aku melihatnya pada wajahmu sore tadi. Maka aku akan mengambil jalan satu-satunya yang masih terbuka untukku. Kuserahkan padamu untuk menghukum orang yang telah membuat hidupku selama satu tahun terakhir ini bagaikan neraka di dunia. Aku tidak bersedia menyebutkan namanya padamu sore tadi, tetapi aku berrnaksud untuk mengataPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 66 Ilyas Mak’s eBooks Collection kannya padamu sekarang. Aku tidak mempunyai anak atau keluarga dekat yang harus dilindungi namanya, maka janganlah takut akan publisitas. Kalau kau sanggup, Roger, kekasihku yang sangat kusayangi, maafkanlah kesalahanku yang sedianya akan kulakukan terhadapmu. Tetapi setelah saatnya tiba, akhirnya aku tidak dapat melaksanakannya......" Jarib jari tangan Ackroyd yang memegang kertas untuk membalikkannya, tiba-tiba terhenti. "Maafkan aku, Sheppard, tetapi aku harus membaca surat ini seorang diri," katanya dengan suara bergetar. Surat ini dimaksudkan untuk mataku hanya untuk mataku." Dimasukkannya surat itu ke dalam amplop, dan menaruhnya di atas meja. "Nanti saja, bila aku sendirian." "Tidak," teriakku menurutkan hati, "bacalah sekarang juga." Ackroyd memandangku dengan keheran -heranan. "Maaf," kataku dengan muka merah. "Maksudku bukan supaya kau membacakannya dengan keras padaku, Tetapi bacalah terus selagi aku masih ada disini.". Ackroyd menggelengkan kepalanya. "Tidak, lebih baik aku tunggu." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 67 Ilyas Mak’s eBooks Collection Tetapi entah mengapa, aku sendiri tidak tahu, aku terus mendesaknya. "Paling tidak, bacalah nama orang itu," saranku. Ackroyd adalah orang yang keras kepala. Semakin orang mendesaknya melakukan sesuatu, semakin kuat keputusannya untuk tidak melakukannya. Semua yang kukatakan sia-sia belaka. Surat itu diantar pukul sembilan kurang dua puluh menit. Ketika aku meninggalkan Ackroyd, jam menunjukkan pukul sembilan kurang sepuluh menit, dan surat itu masih belum terbaca. Aku memegang pegangan pintu dengan bimbang. Aku menoleh ke belakang dan bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang lupa kulakukan. Aku tak tahu apa lagi yang belum kulakukan. Sambil menggelengkan kepala aku keluar dan menutup pintu di belakangku. Aku terkejut melihat Parker di sana. Ia tampak malu dan timbul dalam pikiranku bahwa mungkin ia baru saja mendengarkan pembicaraan kami di dekat pintu. Sinar matanya licik, dan betapa gemuk dan berminyak wajahnya yang penuh rasa puas akan dirinya sendiri. "Tuan Ackroyd tidak mau diganggu sama sekali," ujarku dengan suara dingin. "Ia menyuruhku mengatakannya padamu. " Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 68 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Baik sekali, Tuan. Saya kira—saya kira saya mendengar bel berbunyi tadi." Alasannya nyata-nyata tidak masuk akal, sehingga aku tidak membuang-buang waktu untuk menjawabnya. Parker berjalan mendahuluiku menuju ruang muka, lalu menolongku mengenakan jas. Kemudian aku melangkah ke luar, ke dalam malam yang gelap. Bulan tertutup oleh awan, dan segala-galanya tampak gelap dan sepi sekali. Lonceng gereja desa berbunyi sembilan kali ketika aku keluar melalui pintu pagar Fernly Park. Aku membelok ke kiri menuju ke desa, dan hampir saja bertabrakan dengan seorang laki-laki yang datang dari arah yang berlawanan. "Tuan, apakah jalan ini menuju ke Fernly Park?" orang asing itu bertanya dengan suara serak. Aku memandangnya. la mengenakan, topi yang ditarik ke bawah sehingga menutupi sebagian dari matanya, dan leher jasnya dinaikkan. Aku hampir hampir tidak dapat melihatnya, tetapi rupanya ia masih muda. Suaranya yang terdengar kasar menunjukkan bahwa ia tidak berpendidikan. "Ini pagar rumahnya," aku memberitahukan. "Terima kasih, Tuan." Ia berhenti sebentar dan menambahkan sesuatu yang kurang perlu, "Saya masih asing di sini." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 69 Ilyas Mak’s eBooks Collection Orang itu meneruskan perjalanannya dan sedang melalui pintu pagar, ketika aku berpaling mengawasinya. Satu hal yang aneh adalah, suaranya mengingatkanku akan suara seseorang yang kukenal, tetapi tidak dapat kuingat. Sepuluh menit kemudian, aku sudah tiba kembali di rumah. Caroline ingin sekali mengetahui mengapa aku pulang begitu cepat, sehingga aku harus mengarang sebuah cerita mengenai apa yang telah terjadi sore tadi, untuk memuaskan hatinya. Dalam hati aku merasakan bahwa ia mengetahui kebohonganku. Pada pukul sepuluh malam, aku bangkit dari kursi sambil menguap. Lalu kuusulkan supaya kami pergi tidur. Coroline menurut. Hari ini hari Jum'at, dan setiap Jum'at malam sebagaimana biasa aku mengunci lonceng-lonceng, sedangkan Caroline memeriksa apakah pembantu pembantu telah mengunci pintu dapur dengan baik. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat seperempat ketika kami menaiki tangga menuju kamar masing-ma8ing. Aku baru saja tiba di atas, ketika telepon berdering di ruang muka di lantai bawah. "Nyonya Bates," Caroline langsung menebak. "Kukira begitu," jawabku kesal. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 70 Ilyas Mak’s eBooks Collection Aku berlari menuruni tangga dan mengangkat pesawat telepon. "Apa?" seruku. "Apa? Tentu, saya akan-segera datang. Aku berlari ke atas, kuraih tasku dan kumasukkan beberapa rol perban ke dalamnya. "Parker yang menelpon," teriakku pada Caroline, "dari Fernly. Mereka baru saja menemukan Roger Ackroyd. Ia telah dibunuh." Bab Lima PEMBUNUHAN ENGAN cepat kukeluarksn mobil dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi ke Fernly. Aku melompat ke luar dan menarik bel dengan tidak sabar. Tidak ada yang menjawab. Sekali lagi kutarik bel. Lalu kudengar bunyi rantai dilepaskan, dan dengan wajah tenang dan sama sekali tidak bingung, Parker berdiri di depan pintu. Aku menerobos melewatinya dan masuk ke ruang muka. "Di mana dia?" tanyaku dengan tajam. "Maaf, Tuan, saya kurang mengerti." "Majikanmu.Tuan Ackroyd. Jangan hanya berdiri saja di sana dan memandang saya seperti patung. Kau sudah melaporkannya kepada polisi?" "Polisi, Tuan? Apakah Anda menyebut polisi?" Parker menatapku seakan-akan melihat hantu. "Ada apa denganmu, Parker? Bilamana, seperti yang kaukatakan tadi, majikanmu telah dibunuh—" Parker terdengar menahan napasnya. D Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 72 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Majikan saya? Dibunuh? Tidak mungkin, Tuan." Sekarang giliranku untuk menatapnya. "Bukankah kau telah menelepon aku, belum ada lima menit yang lalu? Dan kau mengatakan bahwa Tuan Ackroyd ditemukan dalam keadaan terbunuh." "Saya, Tuan? Oh! Sama sekali tidak, Tuan. Saya tidak akan pernah melakukan hal seperti itu." "Apakah kau hendak mengatakan bahwa semua ini hanya olok-olok saja? Bahwa tidak ada sesustu yang terjadi dengan Tuan Ackroyd?" "Maafkan, Tuan, apakah orang yang menelepon itu menggunakan nama saya?" "Akan saya ulangi dengan tepat kata-kata yang saya dengar. 'Apakah itu Dokter Sheppard? Ini Parker, kepala pelayan dari Fernly. Dapatkah Anda datang dengan segera, Tuan? Tuan Ackroyd telah dibunuh!" Parker dan aku saling berpandangan dengan pandangan kosong. "Lelucon yang jahat sekali, Tuan," akhirnya ia berkata dengan terkejut. "Aneh sekali, mengatakan sesuatu semacam itu." "Di mana Tuan Ackroyd?" tanyaku tiba-tiba. "Ssya rasa masih di dalam kamar kerja, Tuan. Para Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 73 Ilyas Mak’s eBooks Collection wanita sudah pergi tidur, sedangkan Mayor Blunt dan Tuan Raymond masih di ruang bilyar." "Aku kira, sebaiknya aku masuk dan melihatnya sebentar," kuputuskan. "Aku tahu, ia tidak mau diganggu lagi, tetapi lelucon yang aneh ini membuat perasaanku tidak enak. Aku hanya mau memastikan bahwa is sungguh tidak aps-apa." "Baik sekali, Tuan. Saya sendiri juga merasa kurang enak. Apakah Anda tidak berkeberatan, Tuan, bila saya menemani Anda sejauh pintu—?" "Sama sekali tidak," jawabku. "Mari ikut." Dengan dibuntuti oleh Parker, aku memasuki pintu di sebelah kananku. Kami melalui ruang masuk kecil, di mana terdapat sebuah tangga yang sempit yang menuju ke loteng. Di situ terletak kamar kerja Ackroyd. Kami mengetuk pintu kamar kerjanya. Tidak ada jawaban. Kuputar pegangan pintu, tetapi pintu ternyata terkunci. "Ijinkan saya, Tuan," Parker mengajukan diri. Dengan gesit sekali~untuk ukuran seorang laki-laki seperti dia. Parker berlutut dan menempelkan matanya pada lubang kunci. "Kuncinya ada di dalam lubang kunci, Tuan," katanya sambil berdiri. "Dikunci dari dalam. Rupanya Tuan Ackroyd telah mengunci dirinya sendiri dalam Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 74 Ilyas Mak’s eBooks Collection kamar, lalu tertidur." Aku membungkuk dan membuktikan sendiri keterangan Parker. "Kelihatannya semua beres," kataku, "tetapi bagaimanapun juga, Parker, akan kubangunkan majikanmu. Aku tidak dapat pulang kalau belum mendengar dari mulutnya sendiri bahwa ia baik baik saja." Sambil berkata demikian kuputar-putar pegangan pintu dan berseru, "Ackroyd, Ackroyd, bukakan pintu sebentar." Tetapi tetap tidak ada jawaban. Aku menoleh ke belakang. "Aku tidak mau menakutkan seluruh isi rumah," ujarku dengan bimbang. Parker berjalan ke pintu gang besar yang kami lalui tadi lalu menutupnya. "Saya rasa mereka tidak akan mendengar sekarang, Tuan. Ruang bilyar terletak di sisi lain rumah ini, demikian juga dapur dan kamar-kamar wanita." Aku mengangguk tanda mengerti. Lalu sekali lagi kugedor pintu, dan sambil membungkuk aku berteriak melalui lubang kunci. "Ackroyd, Ackroyd! Ini Sheppard. Biarkan aku masuk." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 75 Ilyas Mak’s eBooks Collection Tetapi suasana tetap sunyi. Tidak ada tanda kehidupan dari dalam ruangan yang terkunci itu. Parker dan aku saling berpandangan. "Coba dengar, Parker," perintahku, "aku akan mendobrak pintu ini—atau lebih tepat lagi, kita berdua akan mendobraknya. Aku yang akan bertanggung jawab." "Kalau menurut pendapat Anda, itu yang sebaiknya dilakukan, terserah pada Anda, Tuan, " Jawab Parker dengan bimbang. "Menurut pendapatku, itulah yang sebaiknya kita lakukan. Aku sangat khawatir akan Tuan Ackroyd." Aku melihat sekeliling ruang masuk yang kecil itu, lalu mengangkat sebuah kursi besar yang terbuat dari kayu eik. Berdua kami mengangkatnya dan maju menyerang; Satu, dua dan tiga kali kami melemparkannya ke pintu. Pada hantaman yang ketiga kali pintu terbuka, dan dengan terhuyung-huyung kami masuk ke ruangan Ackroyd. Ackroyd masih dalam keadaan duduk di kursi tangan di depan perapian. Tidak ubahnya seperti pada waktu aku meninggalkannya tadi. Kepalanya menunduk miring. Tepat di bawah leher jasnya terlihat jelas tertancap sepotong logam yang mengkilat. Parker dan aku maju perlahan-lahan sampai kami berdiri membungkuk di atas tubuh yang terlentang Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 76 Ilyas Mak’s eBooks Collection itu. Kudengar si kepala pelayan menahan napas dengan tajam. "Ditikam dari belakang," gumamnya."Mengerikan!" Dengan sapu tangan-dihapusnya keringat yang membasahi dahinya, lalu dengan takut -takut diulurkannya tangannya ke gagang pisau. "Jangan kau sentuh itu," seruku dengan tajam. "Cepat pergi dan telepon kantor polisi. Beritahukan mereka apa yang telah terjadi. Lalu ceritakan pada Tuan Raymond dan Mayor Blunt." "Baik, Tuan." Parker segera berlalu sambil tetap menghapus dahinya yang berkeringat. Aku mengerjakan apa yang masih dapat kulakukan, dan berhati-hati supaya tidak mengubah posisi tubuh, dan untuk tidak menyentuh gagang pisau. Tak ada sesuatu pun yang boleh disentuh atau dipindahkan. Jelas sekali bahwa Ackroyd sudah meninggal selama beberapa waktu. Kemudian kudengar suara Raymond di luar, penuh rasa ngeri dan tidak percaya. "Apa yang kau katakan? Oh! tidak mungkin! Di mana dokter itu?" Dengan tidak sabar Raymond muncul di ambang Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 77 Ilyas Mak’s eBooks Collection pintu, lalu berhenti dengan muka pucat pasi. Tangan seseorang mendorongnya ke samping dan Hector Blunt menerobos masuk ke dalam ruangan. "Ya Allah." Raymond berseru di belakangnya. "kalau begitu ini bukan omong kosong." Blunt terus melangkah ke kursi, lalu membungkuk di atas tubuh si korban. Dan sebagaimana juga Parker, aku khawatir ia akan memegang gagang pisau. Dengan satu tangan aku menariknya kembali. "Tidak ada sesuatu pun yang boleh dipindahkan," kuterangkan. "Polisi harus melihatnya dalam posisi seperti sekarang." Blunt segera mengerti dan mengangguk. Wajahnya seperti biasa tidak memperlihatkan perasaan apa pun. Tetapi rasanya aku dapat melihat perasaan hatinya yang membayang di balik penampilannya yang pendiam. Geoffrey Raymond mendatangi kami dan mengintip melalui bahu Blunt ke tubuh si korban. "Kejadian ini mengerikan sekali, " katanya dengan suara rendah. Anak muda itu telah dapat menguasai dirinya lagi tetapi kulihat tangannya gemetar ketika ia melepaskan serta menggosok kaca mata yang biasa dipakainya. "Perampokan, saya rasa," katanya, "Dari mana orang itu masuk? Lewat jendela? Adakah sesuatu yang dicuri?" Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 78 Ilyas Mak’s eBooks Collection Ia menuju ke meja tulis. "Apakah menurut pendapatmu, kejadian ini adalah suatu perampokan?" tanyaku dengan lambat. "Apa lagi kalau bukan perampokan? Saya kira tidak ada persoalan bunuh diri dalam-hal ini, bukan?" "Tak seorang pun dapat menikam dirinya sendiri dengan cara demikian," kuputuskan dengan penuh keyakinan. "Ini benar-benar pembunuhan. Tetapi apa motipnya?" "Roger sama sekali tidak mempunyai musuh di dunia ini," kata Blunt dengan tenang. "Tidak salah lagi, ini adalah perampokan. Tetapi apakah yang dicari oleh pencuri itu? Adakah sesuatu yang telah dibongkar?" Ia melihat ke sekeliling ruangan. Raymond masih sibuk memeriksa kertas-kertas di meja tulis. "Kelihatannya tidak ada apa-apa yang hilang. Dan laci-laci tidak memperlihatkan tanda-tanda telah dibuka dengan paksa," sekretaris itu memperhatikan. "Aneh sekali." Blunt menggerakkan kepalanya sedikit. "Di sini ada beberapa buah surat di lantai, ujarnya. Aku melihat ke bawah. Tiga atau empat buah surat masih tergeletak di lantai, di mana Ackroyd menjaPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 79 Ilyas Mak’s eBooks Collection tuhkannya tadi sore. Tetapi amplop biru yang memuat surat Nyonya Ferrars telah hilang. Aku baru mau membuka mulut hendak mengatakan sesuatu, ketika bel pintu berbunyi dengan keras. Terdengar suara-suara bergumam di gang, lalu Parker muncul bersama inspektur polisi setempat serta seorang petugas polisi lain. "Selamat malam, Tuan-tuan," inspektur itu menyapa. "Saya menyesal sekali atas kejadian ini! Tuan Ackroyd seorang laki-laki yang baik dan ramah. Kepala pelayan mengatakan bahwa beliau telah dibunuh. Mungkinkah kejadian ini merupakan suatu kecelakaan atau bunuh diri, Dokter?" "Sama sekali tidak mungkin," jawabku. "Ah! Kejadian yang buruk sekali." Inspektur itu datang dan memperhatikan tubuh si korban. "Apakah ia tidak disentuh sama sekali?" tanyanya dengan suara tajam. "Saya hanya memastikan bahwa korban sudah mati terbunuh—suatu hal yang mudah sekali dilakukan— selain itu saya sama sekali tidak mengganggu letak tubuh korban." "Ah! Dan segala sesuatu menunjukkan si pembunuh telah melarikan diri dengan selamat—yaitu, untuk sePembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 80 Ilyas Mak’s eBooks Collection mentara waktu. Dan sekarang, ceritakanlah pada saya segala-galanya. Siapa yang menemukan korban?" Aku menerangkan kejadian ini dengan hati-hati. "Suatu panggilan melalui telepon, Anda katakan? Dari si kepala pelayan?" "Suatu panggilan yang tak pernah saya lakukan," sangkal Parker dengan sungguh-sungguh. "Saya sama sekali tidak berada di sekitar telepon sepanjang malam. Orang-orang lain di rumah ini dapat membuktikan bahwa saya tidak melakukannya." "Aneh sekali. Apakah suara orang itu kedengarannya seperti suara Parker, Dokter?" "Yah—saya tidak memperhatikannya. Saya hanya menganggap bahwa dialah yang menelepon saya." "Tentu saja. Jadi, Anda lalu datang ke mari, mendobrak pintu dan menemukan Tuan Ackroyd yang malang dalam keadaan seperti ini. Menurut pendapat Anda, sudah berapa lama ia meninggal, Dokter?" "Sedikit-dikitnya sudah setengah jam—mungkin lebih," aku menentukan, "Dan Anda mengatakan bahwa pintu dikunci dari dalam? Dan bagaimana dengan jendelanya?" "Saya sendiri yang menutup dan menguncinya tadi sore atas permintaan Tuan Ackroyd." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 81 Ilyas Mak’s eBooks Collection Si inspektur melangkah ke jendela dan membuka gordennya. "Tetapi sekarang jendela itu terbuka," ia mengatakan. Dan memang benar, jendela dalam keadaan terbuka, dan tali jendela bagian bawah telah tertarik naik sama sekali. Inspektur itu mengeluarkan lampu senter kecil dan menyinari lubang jendela sebelah luar. "Orang itu keluar melalui jendela ini," ia menetapkan, "dan masuknya juga. Lihat ini." Dengan pertolongan sinar lampu senter yang terang, dapat dilihat dengan nyata beberapa jejak kaki yang jelas sekali. Tampaknya si pembunuh memakai sepatu bersol karet. Salah satu jejak kaki, jelas sekali mengarah ke dalam, sedangkan jejak lainnya menutupinya sedikit, tetapi mengarah ke luar. "Jelas sekali," inspektur itu mengatakan. "Adakah barang-barang berharga yang hilang?" Geoffrey Raymond menggelengkan kepalanya. "Sampai sejauh ini kami belum kehilangan apa pun. Tuan Ackroyd tidak pernah menyimpan barang berharga dalam ruangan ini." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 82 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Hmm," inspektur itu menggumam. "Seseorang menemukan sebuah jendela yang terbuka. Ia memanjat masuk, melihat Tuan Ackroyd duduk di situ —mungkin ia tertidur. Lalu orang itu menikamnya dari belakang, kemudian lari ketakutan. Tetapi ia telah meninggalkan jejak yang jelas sekali. Kami akan dapat menangkapnya tanpa banyak kesukaran. Apakah ada orang-orang asing yang mencurigakan terlihat di sekitar sini?" "Oh!" Tiba-tiba aku berseru. "Ada apa, Dokter?" "Saya bertemu dengan seorang laki-laki sore ini— tepat pada saat saya keluar dari pintu pagar." "Dapatkah Anda memberi gambaran mengenai orang itu?" Aku menjelaskan sedapat-dapatnya. Inspektur itu berpaling kepada kepala pelayan. "Adakah orang yang sesuai dengan gambaran itu datang ke mari?" "Tidak ada, Tuan. Tidak seorang pun datang ke rumah ini sepanjang malam." "Bagaimana dengan pintu belakang?" "Saya rasa juga tidak ada, Tuan, tetapi saya akan Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 83 Ilyas Mak’s eBooks Collection menanyakannya." Parker bergerak menuju pintu, tetapi si inspektur mengangkat tangannya yang besar. "Tidak usah, terima kasih. Saya akan menanyakannya sendiri. Tetapi pertama-tama saya ingin menetapkan waktunya lebih tepat sedikit. Bilamana Tuan Ackroyd kelihatan dalam keadaan hidup untuk terakhir kali?" "Mungkin sayalah yang melihatnya terakhir kali," jawabku, "ketika saya pulang kira-kira pukul sembilan kurang sepuluh menit. Ia mengatakan pada saya bahwa ia tidak mau diganggu, dan saya meneruskan perintahnya pada Parker.” "Betul, Tuan," Parker mengiakan dengan hormat. "Tuan Ackroyd jelas masih hidup pada pukul setengah sepuluh," sela Raymond, "karena saya mendengar suaranya sedang berbicara dalam kamar ini." "Kepada siapa ia berbicara?" "Itu, saya kurang tahu. Tentu saja pada saat itu saya mengira kalau Dokter Sheppard berada bersama Tuan Ackroyd. Saya hendak menanyakan sesuatu mengenai beberapa berkas yang sedang saya kerjakan. Tetapi ketika saya mendengar suara mereka, saya lalu ingat ucapannya bahwa ia ingin berbicara dengan Dokter Sheppard tanpa diganggu. Maka saya pergi lagi. Tetapi sekarang ternyata bahwa Dokter sudah Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 84 Ilyas Mak’s eBooks Collection pulang pada saat itu." Aku mengangguk. "Saya tiba di rumah pukul sembilan lebih seperempat," aku menerangkan. "Saya tidak keluar lagi sampai saya menerima panggilan telepon itu." "Siapakah yang berada bersamanya pada pukul setengah sepuluh?" tanya inspektur itu dengan sangsi. "Bukankah orang itu Anda, Tuan — eh — " "Mayor Blunt," aku memperkenalkan. "Mayor Hector Blunt?" inspektur itu menegaskan, suaranya berubah dan penuh rasa hormat. Blunt hanya mengangguk mengiakan. "Saya rasa, kami pernah melihat Anda di sini sebelumnya, Tuan Blunt," inspektur itu berkata. "Ketika itu saya tidak mengenali Anda. Tetapi Anda tinggal bersama Tuan Ackroyd dalam bulan Mei tahun yang lalu." "Juni," Blunt membetulkan. "Anda benar, waktu itu bulan Juni. Dan sekarang, seperti yang telah saya katakan tadi, bukankah Anda bersama Tuan Ackroyd pada pukul sembilan lewat tiga puluh menit, malam ini?" Blunt menggelengkan kepalanya. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 85 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Saya tidak melihatnya lagi setelah makan malam," ia menerangkan tanpa diminta. Inspektur itu berpaling lagi pada Raymond. Apakah Anda sama sekali tidak mendengar apa yang sedang dibicarakan, Tuan?" "Saya hanya mendengar sebagian kecil saja," kata sekretaris itu, "dan karena saya mengira Dokter Sheppard sedang berada bersama Tuan Ackroyd, maka apa yang saya dengar itu rasanya aneh sekali. Sejauh yang saya ingat, kata-kata yang saya dengar berbunyi begini. Tuan Ackroyd yang sedang berbicara. 'Tekanantekanan pada dompetku demikian seringnya akhirakhir ini'—itulah yang dikatakannya—belakangan ini, sehingga aku khawatir, tidak mungkinlah bagiku untuk menolongmu.....' Saya segera pergi lagi, jadi saya tidak tahu apa lagi yang dikatakan selanjutnya. Tetapi saya agak heran karena Dokter Sheppard—" "—Tidak pernah minta pinjaman untuk dirinya sendiri, atau sumbangan untuk orang lain," aku menyelesaikan. "Suatu permintaan akan uang," inspektur itu berpikir- pikir. "Mungkin ini merupakan kunci yang paling penting dalam perkara ini." Ia berpaling kepada si kepala pelayan. "Kau mengatakan, Parker, bahwa tak ada seorang pun masuk melalui pintu muka malam ini?" Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 86 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Itulah yang saya katakan, Tuan." "Kalau begitu, hampir dapat dipastikan, kalau Tuan Ackroyd sendirilah yang menerima orang ini. Tetapi saya tidak mengerti—" Inspektur itu termenung beberapa menit. "Satu hal sudah cukup jelas," katanya akhimya, dan membangunkan diri dari lamunannya, "Tuan Ackroyd masih hidup dan tak kurang suatu apa pada pukul setengah sepuluh. Itulah saat terakhir ia diketahui masih hidup." Parker batuk-batuk kecil, sebagai tanda ingin mengatakan sesuatu, lalu meminta maaf. Segera inspektur itu berpaling kepadanya. "Ada apa?" tanyanya dengan tajam. "Maaf, Tuan, Nona Flora melihatnya setelah itu." "Nona Flora?" "Benar, Tuan. Kira-kira sekitar pukul sepuluh kurang seperempat. Setelah itu ia memberitahukan saya bahwa Tuan Ackroyd tidak mau diganggu lagi malam ini." ' "Apakah Tuan Ackroyd mengirimkan Nona Flora padamu untuk meneruskan pesannya?" "Sebenamya tidak, Tuan. Saya sedang membawa Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 87 Ilyas Mak’s eBooks Collection baki dengan soda dan wiski, ketika Nona Flora keluar dari ruangan itu. Ia menghentikan saya dan mengatakan bahwa Tuan Ackroyd tidak mau diganggu." Inspektur itu memperhatikan si kepala pelayan dengan lebih seksama daripada yang pernah dilakukan terlebih dahulu. "Bukankah sudah dikatakan padamu sebelumnya, kalau Tuan Ackroyd tidak mau diganggu?" Parker tergagap. Kedua tangannya gemetar. 'Ya, Tuan. Ya, Tuan. Memang benar, Tuan." "Tetapi kau tetap bermaksud untuk mengganggunya?" "Saya lupa, Tuan. Setidak-tidaknya maksud saya adalah, saya selalu mengantarkan wiski dan soda sekitar jam jam tersebut, Tuan. Lalu seperti biasa saya menanyakan apakah ada lagi yang diperlukan, dan saya pikir—yah, sebagaimana biasa saya bertindak tanpa berpikir." Saat itu aku menyadari bahwa sikap Parker yang kebingungan amat mencurigakan. Seluruh tubuhnya gemetar. "Hm," desah inspektur itu. "Saya harus segera bertemu dengan Nona Flora Ackroyd. Sementara ini, kita tinggalkan saja ruangan ini seperti keadaannya sekarang. Saya mungkin kembali lagi setelah mendengarPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 88 Ilyas Mak’s eBooks Collection kan apa yang dapat diceritakan oleh Nona Ackroyd kepada saya. Tetapi saya akan mengambil tindakan pencegahan dengan jalan mengunci dan memalang jendela ini." Setelah melakukannya, ia mendahului menuju ke gang, dan kami mengikutinya. Ia berhenti sejenak sambil memandang ke atas, ke tangga sempit itu lalu menoleh ke belakang dan berkata kepada petugas polisi yang satu lagi, "Jones, sebaiknya kau tetap di sini. Jangan biarkan seorang pun masuk dalam ruangan itu." Parker memotong dengan sopan. "Maaf, Tuan. Bila Anda mengunci pintu yang menuju ke ruang muka utama, maka tak seorang pun dapat masuk ke sini. Tangga itu hanya menuju ke kamar tidur Tuan Ackroyd dan ke kamar mandi. Dahulu memang ada pintu tembusnya, tetapi Tuan Ackroyd memerintahkan untuk menutupnya. Ia ingin kamarnya benar-benar bersifat pribadi." Supaya segalanya menjadi jelas mengenai letak dan pembagian ruangan dari Fernly Park, maka aku telah melampirkan suatu denah sayap kanan rumah itu. Tangga sempit itu, seperti telah diterangkan oleh Parker, menuju ke sebuah kamar tidur besar. Kamar besar tersebut dulunya merupakan dua kamar tldur kecil yang bersebelahan dengan kamar mandi dan w.c. 71 Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 89 Ilyas Mak’s eBooks Collection Inspektur itu memperhatikan letak kamar tersebut sepintas lalu. Kami menuju ke gang yang luas itu, lalu inspektur itu mengunci pintu tersebut dan menyelipkan kuncinya ke dalam sakunya. Kemudian dengan suara rendah ia memberi petunjuk-petunjuk kepada pembantunya yang segera bersiap siap untuk berangkat. "Kita harus memeriksa jejak jejak sepatu itu," inspektur itu menerangkan. "Tetapi saya ingin berbicara dengan Nona Ackroyd terlebih dahulu. Ia yang terakhir melihat pamannya dalam keadaan hidup. Apakah ia sudah diberitahu?" Raymond menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu membangunkannya sekarang, kita dapat menundanya lima menit lagi. Ia akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan saya lebih baik bila ia tidak bingung, karena diberitahukan akan kematian pamannya. Katakan padanya kalau telah terjadi pencurian, kemudian mintalah padanya untuk bertukar pakaian dan turun ke sini untuk menjawab beberapa pertanyaan." Raymond pergi untuk menjalankan perintah ini. "Nona Ackroyd akan segera turun," katanya ketika ia kembali. "Saya katakan padanya apa yang telah Anda sarankan tadi." Kurang dari lima menit kemudian; kelihatan Flora menuruni tangga. Ia mengenakan kimono sutera Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 90 Ilyas Mak’s eBooks Collection berwarna merah muda. Wajahnya tampak khawatir dan gelisah. Si inspektur melangkah maju. "Selamat malam, Nona Ackroyd," sapanya dengan sopan. "Kami khawatir, telah terjadi percobaan pencurian, dan kami ingin supaya Anda bersedia membantu kami. Ruangan apa ini—ruang bilyar? Silakan masuk ke mari dan duduklah." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 91 Ilyas Mak’s eBooks Collection Flora duduk dengan tenang di atas dipan lebar yang menutupi sepanjang dinding, dan memandang inspektur itu. "Saya tidak mengerti. Apa yang telah dicuri. Dan apa yang harus saya ceritakan pada Anda?" "Hanya ini, Nona Ackroyd. Parker mengatakan bahwa Anda keluar dari kamar kerja paMan Anda pada pukul sepuluh kurang seperempat. Apakah benar demikian?" "Benar sekali. Saya baru saja mengucapkan selamat malam padanya." "Dan apakah waktunya benar?" "Ya, memang ketika itu sekitar pukul sepuluh. Saya tidak dapat mengatakannya dengan tepat. Mungkin juga lebih dari pukul sepuluh kurang seperempat." "Apakah paman Anda sendirian, atau adakah orang lain bersamanya?" "Ia seorang diri. Dokter Sheppard sudah pulang." "Adakah Anda memperhatikan apakah jendelanya terbuka atau tertutup?" Flora menggelengkan kepalanya. "Saya tidak dapat mengatakannya. Gordennya ditutup." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 92 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Benar sekali. Dan apakah paman Anda kelihatannya biasa saja?" "Saya kira begitu." "Maukah Anda menceritakan apa yang kalian bicarakan?" Flora berdiam diri sejenak, seakan-akan mengingatingat. "Saya masuk dan mengatakan, 'Selamat malam, Paman, saya mau tidur sekarang. Saya lelah malam ini.' Ia hanya menggerutu, dan—saya mendekat lalu menciumnya. Ia mengatakan sesuatu mengenai betapa cantiknya saya dalam gaun yang saya kenakan. Kemudian ia menyuruh saya pergi, karena ia sedang sibuk. Lalu saya pergi." "Apakah ia menekankan supaya tidak diganggu?" "Oh! Benar, saya lupa. Katanya, 'katakan pada Parker, aku tidak memerlukan apa-apa lagi malam ini, dan ia jangan mengganggu aku.' Saya bertemu dengan Parker, tepat di muka pintu, dan saya teruskan pesan Paman." "Hanya itu saja," inspektur itu berkata. "Maukah Anda menceritakan apa yang sebenarnya telah dicuri?" Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 93 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Kami belum—yakin benar," jawab inspektur itu dengan ragu-ragu. Mata gadis itu membelalak ketakutan. Ia bergerak bangun. "Apa yang terjadi? Anda menyembunyikan sesuatu terhadap saya?" Blunt bergerak dengan caranya yang tidak menyolok mata, dan berdiri di antara gadis itu dan si inspektur. Gadis itu setengah mengulurkan tangannya, dan Hector Blunt menyambut uluran tangannya sambil menepuk-nepuknya seakan-akan gadis itu seorang anak kecil. Flora berpaling kepadanya seolah-olah sikap Blunt yang pendiam dan pribadinya yang kuat memberikan pertolongan dan rasa aman. "Kabar buruk, Flora," katanya dengan tenang. "Kabar buruk bagi kita semua. Pamanmu Roger —" "Ya?" "Kabar ini akan mengejutkanmu. Roger yang malang sudah meninggal." Flora menjauhkan diri dari Blunt. Matanya membelalak dengan ngeri. "Kapan?" bisiknya. "Kapan?" "Segera setelah kau meninggalkannya, aku rasa," jawab Blunt dengan sedih. . Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 94 Ilyas Mak’s eBooks Collection Flora mengangkat tangannya ke leher dan menjerit perlahan, lalu jatuh tidak sadarkan diri. Dengan cepat aku menangkapnya. Blunt dan aku mengangkatnya ke atas dan membaringkan gadis itu di atas ranjangnya. Lalu kusuruh Blunt membangunkan Nyonya Ackroyd dan memberitahukannya apa yang telah terjadi. Flora segera sadar kembali. Aku mengantarkan ibunya kepadanya dan menerangkan apa yang harus dilakukannya bagi gadis itu. Kemudian aku bergegas turun lagi. * * * * Bab Enam PISAU BELATI DARI TUNISIA KU bertemu dengan inspektur itu ketika ia baru saja masuk dari pintu yang menuju ke dapur. "Bagaimana keadaan wanita muda itu, Dokter?" "Ia sudah segar kembali. Ibunya ada bersamanya." "Bagus sekali. Saya baru saja menanyai pembantupembantu. Mereka semua mengatakan, tidak ada orang yang datang ke pintu belakang malam ini. Gambaran Anda mengenai orang ini agak kabur. Tak dapatkah Anda memberikan kami keterangan yang lebih jelas?" "Saya rasa tidak," jawabku dengan menyesal. "Tadi malam gelap sekali, dan laki-laki itu menaikkan leher jasnya tinggi-tinggi sedangkan topinya ditarik sampai menutupi matanya." "Hm," gumam inspektur itu. "Rupanya ia ingin menyembunyikan mukanya. Yakinkah Anda bahwa ia bukanlah orang yang Anda kenal?" Aku menjawab, tidak, dengan kurang meyakinkan. Kuingat kesan yang kudapat mengenai suara orang asing itu. Suara yang rasa-rasanya pernah kudengar. Dengan ragu-ragu kuterangkan hal ini kepada inspektur itu. A Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 96 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Anda mengatakan kalau suara orang itu kasar dan tidak terpelajar?" Aku membenarkan, tetapi lalu terpikir olehku bahwa suara. yang kasar itu terlalu dibuat-buat. Bilamana seperti dugaan inspektur itu, orang asing tersebut ingin menyembunyikan mukanya, maka ia mungkin akan mencoba mengubah suaranya juga. "Maukah Anda ikut saya kembali ke kamar kerja, Dokter? Ada satu dua hal yang ingin saya tanyakan pada Anda." Aku menurut. Inspektur Davis mengeluarkan kunci dan membuka pintu ruang muka. Kami masuk ke ruang kerja, lalu Inspektur Davis mengunci kembali pintu di belakangnya. "Kita tidak mau diganggu," katanya dengan geram. "Dan kita juga tidak mau kalau ada orang yang ikut mendengarkan. Lalu, apa yang Anda ketahui mengenai pemerasan itu?" "Pemerasan!" seruku dengan kaget. "Apakah ini khayalan Parker saja? Atau mungkinkah khayalannya itu berdasarkan kebenaran?" "Kalau Parker mendengar sesuatu tentang pemerasan," kataku dengan lambat, "tentu ia telah ikut mendengarkan pembicaraan dengan menempelkan telinganya pada lubang kunci." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 97 Ilyas Mak’s eBooks Collection Davis mengangguk. "Tidak ada yang lebih pasti dari itu. Tahukah Anda kalau saya telah mencari keterangan tentang apa yang telah dilakukan Parker sepanjang malam ini. Terus terang saja, saya tidak menyukai sikapnya. Orang itu mengetahui sesuatu. Ketika saya mulai menanyainya, ia bersikap seakan-akan telah mendengar sesuatu, dan mengarang sebuah cerita yang tidak masuk akal mengenai pemerasan." Aku segera memutuskan, "Saya senang sekali Anda menimbulkan persoalan ini," kataku. "Saya sedang mempertimbangkan apakah saya akan menceritakan segala-galanya atau tidak. Dan boleh dikatakan, saya telah memutuskan untuk menceritakan segala yang saya ketahui pada Anda. Tetapi saya menunggu kesempatan yang tepat untuk melakukannya. Sebaiknya Anda mendengarnya sekarang." Lalu segera kuceritakan semua kejadian pada sore dan malam itu, seperti yang telah saya uraikan pada permulaan buku ini. Inspektur Davis mendengarkan dengan seksama, dan kadang-kadang mengajukan pertanyaan. "Cerita paling aneh yang pernah saya dengar," komentarnya, tatkala aku selesai. "Dan Anda katakan bahwa surat itu hilang begitu saja? Kabar ini buruk sekali— benar-benar buruk sekali. Kabar ini memberikan apa yang kita cari—yaitu motip pembunuhan. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 98 Ilyas Mak’s eBooks Collection Aku mengangguk. "Saya menyadari hal ini." "Menurut Anda, Tuan Ackroyd menyinggung nyinggung tentang kecurigaannya bahwa salah seorang anggauta rumah tangganya tersangkut dalam perkara ini? Anggauta rumah tangga, suatu istilah yang dapat dipakai dalam arti luas." "Apakah menurut Anda, Parkerlah orang yang kita cari?" tanyaku. "Kelihatannya memang demikian. Ia tampaknya sedang ikut mendengarkan pembicaraan di luar pintu, ketika Anda keluar. Kemudian Nona Ackroyd menjumpainya ketika ia bermaksud untuk masuk ke ruang kerja. Katakan saja ia mencoba lagi ketika Nona Ackroyd sudah pergi. Ia menikam Ackroyd, mengunci pintu dari dalam, kemudian membukadan keluar dari jendela. Dari situ ia menuju ke pintu samping yang memang sudah dibuka sebelumnya. Bagaimana pendapat Anda?" "Hanya satu hal yang tidak cocok," jawabku dengan lambat. "Kalau Ackroyd meneruskan maksudnya untuk membaca surat itu segera setelah saya pergi, maka menurut pendapat saya, ia tidak akan terus duduk dengan diam dan memikirkan hal itu selama hampir satu jam. Ia akan segera memanggil Parker dan langsung, menuduhnya pada saat itu juga. Maka akan timbul keributan besar. Ingat, Ackroyd, seorang yang cepat Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 99 Ilyas Mak’s eBooks Collection naik darah." "Mungkin ia tidak sempat membaca surat itu," Inspektur Davis mengutarakan pendapatnya. "Kita tahu seseorang ada bersamanya pada pukul setengah sepuluh. Kalau tamu itu datang ketika Anda baru saja pergi, lalu setelah orang itu pergi, Nona Ackroyd masuk untuk mengucapkan selamat malam—maka Tuan Ackroyd baru akan mempunyai waktu meneruskan membaca surat itu, pada hampir pukul sepuluh malam." "Dan bagaimana mengenai panggilan melalui telepon itu?" "Memang Parkerlah yang menelepon — bahkan mungkin sebelum ia memikirkan pintu yang terkunci dan jendela yang terbuka! Lalu pikirannya berubah— atau menjadi panik—dan memutuskan untuk menyangkal segala-galanya. Demikianlah duduk perkaranya, percayalah." "Y—ya," aku membenarkan dengan bimbang. "Bagaimanapun juga, kita dapat mencari tahu tentang panggilan telepon itu melalui kantor sentral telepon. Seandainya percakapan telepon itu dilakukan dari sini, saya kira tidak ada orang lain yang melakukannya kecuali Parker. Percayalah, dia orang yang kita cari. Tetapi jangan bocorkan hal ini —kita belum boleh membuatnya curiga sekarang, sampai kita mendapatkan semua bukti. Saya akan menjaga supaya ia tidak lolos. Bagi orang luar, sekarang kita pusstkan perhaPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 100 Ilyas Mak’s eBooks Collection tian pada orang asing Anda yang misterius itu." Inspektur Davis bangkit dari kursi meja tulis di mana ia duduk tadi dengan mengangkang, lalu melangkah ke tubuh yang duduk dengan tidak bergerak di kursi tangan itu. "Seharusnya senjata yang dipakai untuk membunuh dapat memberikan kita petunjuk," ujamya dengan menengadah. "Senjata itu mempunyai ciri yang khas sekali— dan melihat bentuknya, saya kira senjata itu adalah sebuah barang antik." la membungkuk dan mempelajari gagang pisau itu dengan seksama, dan mendengus puas. Lalu dengan amat hati-hati kedua tangannya memegang belati di bawah pangkalnya, dan menariknya keluar dari tubuh korban. Dengan hati-hati agar tidak menyentuh gagangnya, ditaruhnya pisau belati itu dalam sebuah mangkuk porselen besar yang menghias rak di atas perapian. "Ya,"Inspektur Davis menetapkan sambil mengangguk ke arah mangkuk porselen berisi pisau belati. "Benar-benar sebuah barang antik. Benda semacam itu tidak mungkin terdapat dalam jumlah yang banyak di dunia ini." Pisau belati itu memang bagus sekali. Mata pisaunya tipis dan lancip. Sedangkan gagangnya yang terbuat dari jalinan logam yang rumit sekali, merupakan suatu pekerjaan tangan yang amat halus dan jarang terdapat. Inspektur Davis menyentuh mata pisau Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 101 Ilyas Mak’s eBooks Collection itu dengan hati-hati untuk mengetahui ketajamannya. Lalu ia menyeringai menunjukkan penghargaannya. "Ya Tuhan! Lihat mata pisau ini," serunya. "Seorang- anak kecil pun dapat menusukkannya ke dalam tubuh seseorang—semudah memotong mentega. Benar benar sebuah mainan yang sangat berbahaya untuk disimpan." "Bolehkah sekarang saya memeriksa tubuh korban sebagaimana mestinya?" tanyaku. Inspektur Davis mengangguk. "Silakan." Kuperiksa si korban dengan teliti. "Bagaimana?" tanya inspektur-itu setelah aku selesai. "Saya tidak akan menggunakan istilah-istilah teknis," aku memberitahukan. "Kita akan menyimpannya untuk pemeriksaan selanjutnya. Tikaman itu dilakukan dengan tangan kanan oleh seorang yang berdiri di belakangnya. Korban tampaknya meninggal seketika itu juga. Dilihat dari ekspresi wajahnya, saya dapat mengatakan hahwa tikaman itu sama sekali tidak diduga sebelumnya. Mungkin ia mati tanpa mengetahui siapa penyerangnya. "Semua kepala pelayan sudah biasa merangkak tanpa suara seperti kucing," kata Inspektur Davis. "Pembunuhan ini tidak terlalu sukar dipecahkan. Perhatikan gagang pisau belati itu;" Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 102 Ilyas Mak’s eBooks Collection Aku memperhatikannya. "Mungkin bagi Anda, saya rasa, tidak begitu jelas kelihatan, tetapi saya dapat melihatnya dengan jelas sekali," katanya dengan suara rendah. "Sidik-sidik jari!" Inspektur Davis mundur beberapa langkah untuk melihat reaksi atas ucapannya itu. "Ya," kubenarkan dengan halus. "Saya sudah menduganya." Aku tidak mengerti mengapa ia harus menduga hahwa aku sama sekali tidak mempunyai kecerdasan. Lagipula aku sering membaca cerita-cerita detektip dan koran-koran. Dan kecerdasanku benar benar biasa seperti orang lain. Apabila sidik jari yang terdapat pada gagang pisau itu adalah sidik-sidik jari kaki, maka itulah haru sesuatu yang aneh. Barulah aku akan memperlihatkan keheranan dan kekaguman yang luar biasa. Kukira inspektur itu agak jengkel terhadapku karena tidak memperlihatkan gairah terhadap keterangannya. Ia mengangkat mangkuk porselen itu dan mengundangku untuk menyertainya ke ruang bilyar. "Saya ingin tahu apakah Tuan Raymond dapat menceritakan pada kita sesuatu mengenai pisau belati ini," ia menerangkan. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 103 Ilyas Mak’s eBooks Collection Setelah mengunci pintu dari luar, kami menuiu ke ruang bilyar di mana kami menemukan Geoffrey Raymond. Inspektur Davis mengangkat dan memperlihatkan barang buktinya. "Apakah Anda pernah melihat barang ini sebelumnyh, Tuan Raymond?" "Oh — saya rasa—saya hampir yakin bahwa barang tersebut adalah tanda mata dari Mayor Blunt kepada Tuan Ackroyd. Asalnya dari Maroko—bukan, dari Tunisia. Jadi, pembunuhan tersebut dilakukan dengan senjata itu? Aneh sekali. Rasanya hampir-hampir tidak mungkin. Di lain pihak, rasanya tidak ada dua pisau belati yang rupanya sama seperti itu. Bolehkah saya memanggil Mayor Blunt? Tanpa menunggu jawaban ia pergi dengan cepat. Orang muda yang baik sekali," komentar Inspektur Davis. "Pribadinya jujur dan sederhana." Aku menyetujui. Ia telah bekerja selama dua tahun sebagai sekretaris Ackroyd, tetapi aku belum pernah melihatnya bingung maupun gusar. Dan aku tahu, ia seorang sekretaris yang cakap sekali. Satu dua menit kemudian, Raymond kembali bersama Blunt. "Ternyata saya benar," seru Raymond dengan gairah. Memang senjata yang digunakan adalah pisau belati dari Tunisia." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 104 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Mayor Blunt belum lagi melihatnya," Inspektur Davis mengemukakan keberatannya. "Saya langsung melihatnya ketika masuk ke ruang kerja tadi," jawab laki-laki pendiam itu. "Kalau demikian, Anda mengenalinya?" Blunt mengangguk. "Anda sama sekali tidak mengatakan apa-apa mengenai hal ini," cela Inspektur Davis dengan curiga. "Waktunya kurang tepat," jawab Blunt. "Mengemukakan sesuatu pada saat yang tidak tepat sering kali menimbulkan banyak sekali kesulitan." Mayor Blunt balas menatap Inspektur Davis dengan tenang. Akhirnya inapektur itu memalingkan mukanya sambil menggerutu. Kemudian dibawanya pisau belati tersebut pada Blunt. "Yakin sekalikah Anda akan hal ini, Tuan? Anda mengenalinya dengan positif?" "Yakin sekali. Tidak ada keragu-raguan sama sekali." "Di manakah barang—eh—barang antik ini biasanya disimpan? Dapatkah Anda memberitahukanPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 105 Ilyas Mak’s eBooks Collection nya, Tuan?" Si sekretaris menjawab. "Di dalam meja tempat menyimpan barang-barang perak, di ruang tamu." "Apa?" seruku. Yang lain-lain memandangku. "Ya, ada apa, Dokter?" desak Inspektur Davis. "Jangan bimbang," dorong inspektur itu lagi. "Masalahnya remeh sekali," kuterangkan dengan menyesal. "Yaitu ketika saya tiba di sini pada undangan makan malam kemarin, saya mendengar bunyi meja perak ditutup di ruang tamu." Kulihat sikap yang amat sinis dan penuh kecurigaan membayang di wajah inspektur itu. "Bagaimana Anda tahu kalau bunyi yang Anda dengar itu disebabkan oleh tutup meja perak?" Dengan segan aku terpaksa menerangkan dengan terperinci—suatu penjelaaan yang panjang lebar dan membosankan. Inspektur - Davia mendengarkan penjelasanku sampai selesai. "Apakah pisau belati itu ada di tempatnya ketika Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 106 Ilyas Mak’s eBooks Collection Anda melihat-lihat di meja perak?" tanyanya. "Entahlah," jawabku. "Saya tidak dapat mengatakan bahwa saya melihatnya,—tetapi tentu saja, mungkin sekali barang itu ada di situ sepanjang waktu." "Lebih baik kita tanyakan pada pengatur rumah tangga," inspektur itu mengingatkan, lalu menarik bel. Beberapa menit kemudian, setelah dipanggil oleh Parker, Nona Rusaell masuk ke dalam ruangan. Saya rasa, saya tidak mendekati meja perak sama sekali," jawabnya ketika Inspektur Davis mengajukan pertanyaan. "Saya hanya memeriksa apakah bungabunga masih segar. Oh! Ya sekarang saya ingat. Meja perak itu terbuka—yang seharusnya tidak demikian, dan saya menutupnya sambil lalu." Nona Russell memandang Inspektur Davis dengan agresif. "Saya mengerti," jawab Inspektur Davis. "Dapatkah Anda mengatakan, apakah pisau belati ini ada di tempatnya ketika itu?" "Saya kurang yakin," jawab Nona Russell. "Saya tidak berhenti untuk memperhatikannya, sebab saya tahu, Nyonya Ackroyd dan puterinya akan segera turun. Dan saya ingin segera pergi." "Terima kasih," jawab Inspektur Davis. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 107 Ilyas Mak’s eBooks Collection Suaranya bimbang, seolah-olah masih ingin bertanya lebih lanjut. Tetapi Nona Russell menganggap ucapan terakhir Inspektur Davis sebagai tanda bahwa ia tidak diperlukan lagi, lalu segera meninggalkan ruangan tanpa bersuara. "Saya kira, ia seorang wanita yang berwatak keras, bukan?" inspektur itu mengemukakan pendapatnya sambil memandangnya dari belakang. "Sekarang, biarkan saya berpikir. Kalau saya tidak salah Anda tadi mengatakan bahwa meja perak ini letaknya di depan salah satu jendela, bukankah begitu, Dokter?" Raymond mewakiliku menjawab pertanyaan itu. "Benar, di muka jendela yang sebelah kiri." "Dan jendela itu terbuka?" "Kedua jendela itu agak terbuka." "Nah, menurut pendapatku, tidak perlu kita terlalu mendalami pertanyaan ini. Seseorang — biarlah saya katakan, seseorang—dapat mengambil pisau belati itu setiap saat. Dan, bilamana ia mengambil pisau tersebut, tidak menjadi soal sama sekali. Saya akan kembali lagi besok pagi dengan kepala polisi, Tuan Raymond. Dan saya akan menyimpan kunci pintu kamar kerja Tuan Ackroyd sampa saya kembali. Saya ingin agar Kolonel Melrose melihat semuanya persis seperti keadaannya sekarang. Kebetulan saya tahu bahwa ia diundang makan malam di bagian lain dari desa ini. Dan saya kira ia akan bermalam di sana...." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 108 Ilyas Mak’s eBooks Collection Kami memperhatikan Inspektur Davis mengangkat mangkuk porselen tersebut. "Saya harus membungkusnya dengan hati-hati," ujarnya. "Barang ini akan merupakan salah satu bukti yang terpenting dalam beberapa hal." Beberapa menit kemudian, aku keluar dari ruang bilyar bersama Raymond yang tertawa-tawa kecil karena geli. Kurasakan tangannya menekan lenganku, lalu kuikuti arah pandangan matanya. Tampaknya Inspektur sedang meminta pendapat Parker mengenai sebuah buku harian kecil. "Agak menyolok," gumam temanku. "Kalau begitu, Parkerlah orang yang dicurigai, bukan? Apakah kita akan menyediakan satu set sidik jari kita untuk Inspektur Davis?" Raymond mengambil dua helai kartu, menghapusnya dengan sapu tangan suteranya, dan memberikan satu padaku. Satu helai lagi untuk dirinya sendiri. Sambil menyeringai diserahkannya kartu kartu itu kepada si inspektur polisi. "Souvenir," ujarnya. "No. 1. Dokter Sheppard; no. 2. saya sendiri yang hina ini. Satu lagi dari Mayor Blunt akan menyusul besok pagi." Bagi orang muda, segala kejadian dianggap enteng. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 109 Ilyas Mak’s eBooks Collection Bahkan pembunuhan kejam atas diri teman dan majikannya, tidak dapat mengurangi semangatnya untuk waktu yang lama. Mungkin memang demikianlah sebaiknya. Aku tidak tahu. Aku sendiri, sudah lama kehilangan kegembiraanku. Aku tiba di rumah sudah larut malam dan mudahmudahan saja Caroline sudah pergi tidur. Tetapi seharusnya aku sudah dapat menebak. Caroline sudah siap dengan secangkir coklat panas untukku. Dan ketika aku meminumnya, dikoreknya semua kejadian malam itu dari mulutku. Aku sama sekali tidak menyebutkan soal pemerasan, tetapi memuaskan diriku dengan hanya memberikan keterangan -keterangan mengenai pembunuhan itu. "Polisi mencurigai Parker," aku memberitahukan sambil bangkit dari dudukku, dan bersiap siap naik ke kamar tidur. "Tampaknya, bukti-bukti memberatkannya." "Parker!" seru kakakku. "Omong kosong. Inspektur itu pasti seorang yang goblok sekali. Parker! Jangan mengajari aku." Pemyataan yang kurang jelas artinya itu masih terngiang di telingaku, tatkala kami pergi tidur. * * * * * Bab Tujuh AKU MENGETAHUI PROFESI TETANGGAKU EESOKAN paginya, kunjunganku yang tergesa- gesa ke pasien-pasienku sungguh tak dapat diampuni. Alasanku hanyalah tidak adanya pasien- pasien gawat yang harus kutolong, Sampai di rumah, Caroline menyambutku di ruang muka. "Flora Ackroyd ada di sini," bisiknya dengan gairah. "Apa?" Kusembunyikan keherananku sebaik mungkin. "Ia ingin sekali bertemu denganmu. Ia sudah menunggu setengah jam di sini." Caroline mendahului menuju ke ruang tamu kami yang kecil. Aku mengikutinya. Flora duduk di atas dipan di dekat jendela. Ia mengenakan pakaian hitam, dan duduk dengan gelisah sambil mempermainkan kedua tangannya. Terkejut aku melihat wajahnya yang pucat pasi. Tetapi ia berusaha sedapat mungkin untuk berbicara dengan tenang dan tegas. "Dokter Sheppard, saya datang untuk memohon K Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 111 Ilyas Mak’s eBooks Collection bantuan Anda." "Tentu saja ia akan membantumu, Sayang," ujar Caroline. Perasaanku mengatakan, Flora tidak menginginkan Caroline hadir dalam pembicaraan ini. Aku yakin ia akan lebih senang seandainya dapat berbicara denganku di bawah empat mata. Tetapi sebaliknya ia juga tidak mau membuang waktu, maka ia menerima apa adanya. "Saya ingin Anda menemani saya ke The Larches." "The Larches?" tanyaku dengan heran. "Untuk menemui laki-laki kecil yang lucu itu?" seru Caroline. "Benar. Anda tentu mengetahui siapa dia sebenarnya, bukan?" "Kami menebak-nebak," jawabku, "mungkin ia seorang penata rambut yang sudah pensiun." Kedua mata Flora yang biru terbelalak. "Oh, dia Hercule Poirot! Anda tentu tahu siapa yang saya maksudkan—detektip partikelir itu. Menurut orang-orang, ia telah banyak melakukan hal-hal yang mengagumkan—persis seperti yang dilakukan detektip-detektip dalam buku. Setahun yang lalu ia mengundurkan diri dari pekerjaannya dan pindah ke Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 112 Ilyas Mak’s eBooks Collection sini. Paman tahu siapa dia sebenarnya. Tetapi Paman telah berjanji untuk tidak mengatakannya pada siapa pun. Tuan Poirot ingin hidup menyendiri tanpa diganggu orang." "Jadi, itulah pekerjaannya,"gumamku dengan pelan. "Tentu Anda pernah mendengar namanya?" "Saya seorang pelupa, Caroline selalu berkata," jawabku. "Tetapi saya baru saja mendengar tentang Poirot." "Aneh sekali," seru Caroline. Aku tak tahu apa yang dimaksudkannya— mungkin sekali mengenai kegagalannya mendapatkan keterangan yang benar perihal tetangga kami itu. "Anda ingin menjumpainya?" tanyaku dengan lambat. "Tetapi, untuk apa?" "Memintanya menyelidiki pembunuhan itu, tentu saja," jawab Caroline dengan tajam. "Jangan berlagak tolol, James!" Bukan maksudku untuk bersikap tolol, tetapi Caroline tidak mau mengerti jalan pikiranku. "Anda tidak yakin akan kecakapan Inspektur Davis?" lanjutku. "Tentu saja tidak," jawab Caroline. "Aku pun demiPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 113 Ilyas Mak’s eBooks Collection kian." Setiap orang akan menyangka, paman Caroline-lah yang telah dibunuh. "Dan bagaimana kau tahu bahwa ia bersedia menangani perkara ini?" tanyaku. "Ingat ia telah berhenti dan tidak lagi bekerja dengan aktif." "Itulah masalahnya," jawab Flora dengan sederhana. "Saya harus membujuknya." "Yakinkah kau, bahwa tindakanmu ini tepat?" tanyaku dengan serius. "Tentu saja ia yakin," jawab Caroline. "Aku akan menemaninya kalau ia mau." "Saya harap Anda tidak merasa tersinggung, Nona Sheppard, tetapi saya lebih senang kalau Dokter Sheppard yang menemani saya," ujar Flora. Gadis ini tahu caranya untuk berterus terang pada saat-saat tertentu. Sindiran apa pun tidak akan mempan terhadap Caroline. "Karena Anda tentu mengerti,"ia menerangkan dengan diplomatis, "sebagai seorang dokter dan sebagai orang yang menemukan tubuh korban, Dokter Sheppard dapat menerangkan segala-galanya secara terperinci pada Tuan Poirot." "Ya," gerutu Caroline, "aku mengerti." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 114 Ilyas Mak’s eBooks Collection Aku berjalan mundar-mandir dalam ruangan itu. "Flora," aku mengusulkan dengan sungguh-sungguh, "turutilah anjuranku. Aku menasihatimu, janganlah melibatkan detektip ini dalam perkara pembunuhan pamanmu." Flora melompat berdiri. Mukanya merah padam. "Saya tahu mengapa Anda mengatakan itu," serunya. "Justru karena itu, saya ingin menemuinya. Anda takut! Tetapi saya tidak. Saya mengenal Ralph lebih baik daripada Anda." "Ralph," seru Caroline. "Ada hubungan apa dengan Ralph?" Tidak satu pun di antara kami berdua menghiraukannya. "Mungkin Ralph seorang yang berwatak lemah," lanjut Fllora. "Mungkin juga ia telah banyak berbuat kebodohan di masa yang lalu—bahkan barangkali perbuatan jahat—tetapi ia tidak akan membunuh siapa pun." "Bukan, bukan itu yang aku maksudkan," seruku. "Aku tidak pernah mencurigainya." "Lalu, mengapa Anda pergi ke penginapan Three Boars kemarin malam?" tuntut Flora, "ketika Anda dalam perjalanan pulang—setelah tubuh Paman ditePembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 115 Ilyas Mak’s eBooks Collection mukan?" Untuk sesaat aku tidak dapat berkata-kata. Aku berharap supaya kunjunganku ke sana tidak diketahui orang. "Bagaimana kau mengetahuinya?" balasku. "Saya pergi ke sana pagi ini," Flora menerangkan. "Aku mendengar dari para pembantu bahwa Ralph menginap di sana — " Aku memotong ceritanya. "Apakah kau sama sekali tidak tahu kalau ia berada di King's Abbot?" "Tidak. Saya heran sekali dan saya tidak dapat memahaminya. Saya pergi ke sana dan menanyakannya. Menurut dugaan saya, mereka memberitahukan apa yang juga mereka beritahukan pada Anda; yaitu, Ralph pergi sekitar pukul sembilan kemarin malam—dan— tidak kembali lagi." Pandangannya yang menantang bertemu dengan pandanganku.Lalu seolah-olah menjawab sesuatu yang dibacanya dalam pandanganku, tiba-tiba ia berkata, "Lagipula, mengapa ia tidak boleh pergi? Ia mungkin saja pergi—ke mana saja. Bahkan mungkin sekali ia sudah kembali lagi ke London." "Dan meninggalkan semua bagasinya?" tanyaku dePembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 116 Ilyas Mak’s eBooks Collection ngan lembut. Flora menghentakkan kakinya. "Saya tidak peduli. Pasti ada alasan yang sederhana untuk kepergiannya itu." "Dan itulah sebabnya kau ingin pergi kepada Hercule Poirot? Apakah tidak lebih baik bila kau biarkan saja keadaan seperti adanya sekarang Ingat, polisi sama sekali tidak mencurigai Ralph. Mereka sedang menyelidiki jejak yang lain sama sekali." "Itulah soalnya," seru gadis itu. "Mereka mencurigainya. Seorang laki-laki dari Cranchester datang tadi pagi—Inspektur Raglan, seorang laki-laki kecil menakutkan, seperti seekor musang. Aku mendapat tahu bahwa ia pergi ke Three Boare tadi pagi, sebelum saya. Semua orang menceritakan kedatangannya ke sana dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya. Ia pasti menyangka kalau Ralph-lah yang melakukannya." "Ini suatu pikiran yang berbeda dan kemarin malam, kalau begitu," aku menanggapi dengan lambat. "Jadi, ia tidak percaya akan teori Davis bahwa Parkerlah pelaku pembunuhan itu?" "Parker," kakakku mendengus sambil mencibir. Flora melangkah ke muka dan menaruh tangannya di atas lenganku. "Oh! Dokter Sheppard, mari kita segera pergi ke Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 117 Ilyas Mak’s eBooks Collection Tuan Poirot ini. Ia akan memecahkan perkara ini." "Flora sayang," bujukku dengan lembut sambil memegang tangannya. "Yakin benarkah engkau bahwa kebenaranlah yang kita inginkan?" Gadis itu memandangku dan mengangguk dengan serius. "Anda kurang yakin," tuduhnya. "Tetapi saya yakin sekali.Saya mengenal Ralph lebih baik daripada Anda." "Tentu saja bukan Ralph yang melakukannya," ujar Caroline. Dengan susah payah ia berdiam diri "Ralph mungkin amat boros, tetapi ia seorang laki laki yang baik dan bertingkah laku sopan." Baru saja aku mau mengatakan kepada Caroline bahwa banyak sekali pembunuh bertingkah laku sopan, tatkala kehadiran Flora mengingatkanku untuk tidak berbuat demikian. Karena si gadis sudah bulat tekadnya, maka aku terpaksa menuruti keinginannya. Kami segera berangkat, sebelum kakakku mendapatkan kesempatan untuk menyatakan pendapatnya, yang selalu dimulai dengan kata-kata kesayangannya,"Tentu saja." Seorang wanita tua bertopi Breton besar membukakan pintu rumah The Larches bagi kami. Rupanya Tuan Poirot ada di rumah. Kami diantarkan ke sebuah kamar tamu yang kecil, dimana perabotannya diatur dengan seksama tetapi kaku sekali. Satu dua menit kemudian, teman yang Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 118 Ilyas Mak’s eBooks Collection baru kukenal kemarin muncul menemui kami. "Monsieur le docteur," sapanya sambil tersenyum. "Mademoiselle." Ia membungkuk di depan Flora. "Barangkali," aku mulai, "Anda telah mendengar mengenai musibah yang terjadi kemarin malam." Wajah Poirot berubah serius. "Tentu saja saya telah mendengarnya. Kejadian yang mengerikan ekali. Saya turut berduka cita. Apakah saya bisa membantu Anda?" "Nona Ackroyd,"kuterangkan, "ingin supaya Anda —" "Menemukan pembunuhnya," sambung-Flora. "Oh begitu," jawab laki-laki kecil itu. "Tetapi polisi yang akan mengusutnya, bukan?" "Mereka mungkin membuat kesalahan nanti," jawab Flora. "Saya rasa, sekarang pun mereka mengambil tindakan-tindakan yang salah. Tolonglah, Tuan Poirot, tolonglah kami. Kalau-kalau mengenai keuangannya " Poirot mengangkat tangannya. "Jangan Anda sebut-sebut soal itu, Nona. Bukan karena saya tidak suka uang." Matanya bersinar sesaat. "Uang selalu sangat berarti bagi saya, tetapi bukan itu Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 119 Ilyas Mak’s eBooks Collection yang saya inginkan. Kalau saya yang akan menangani persoalan ini, maka Anda harus mengerti satu hal dengan baik sekali. Yaitu, saya tidak akan berhenti kalau perkara ini belum sele sai. Ingat, seekor anjing yang baik tidak akan meninggalkan jejak yang telah tercium olehnya! Mungkin pada akhirnya Anda akan menyesal karena tidak menyerahkan perkara ini pada polisi setempat." "Saya mencari kebenaran," Flora menegaskan sambil memandang Poirot lurus-lurus. "Kebenaran secara keseluruhannya?" "Secara keseluruhannya." "Kalau begitu, saya menerima tugas ini," laki-laki kecil itu memutuskan dengan tenang. "Dan saya harap Anda tidak akan menyesali ucapan Anda itu. Sekarang, ceritakanlah segala-galanya." "Sebaiknya Dokter Sheppard yang mencentakannya pada Anda," jawab Flora. "Ia lebih banyak mengetahui tentang pembunuh sn ini daripada saya." Diperintahkan demikian, aku mulai menerangkan dengan seksama dan menambahkan semua fakta-fakta yang telah kusebutkan terlebih dahulu. Poirot mendengarkan dengan baik dan mengajukan pertanyaan di sana-sini.Tetspi ia lebih banyak mendengarkan dengan berdiam diri sambil memandang langit -langit ruangan. Cerita tersebut kuakhiri dengan keberangkatanku Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 120 Ilyas Mak’s eBooks Collection dan Inspektur Davis dari Fernly Park malam yang lalu. "Dan sekarang," usul Flora setelah aku selesai berbicara, ceritakanlah kepada Tuan Poirot segalanya mengenai Ralph." Aku agak bimbang, tetapi pandangannya yang angkuh mendorongku untuk melaksanakan tantangannya. "Anda kemarin malam pergi ke penginapan ini— Three Boars—dalam perjalanan pulang?" tanya Poirot ketika aku mengakhiri ceritaku. "Dan mengapa Anda melakukannya?" Aku berdiam diri sebentar untuk memilih kata kata dengan berhati-hati. "Karena saya berpendapat bahwa seseorang harus memberitahukan orang muda ini tentang kematian ayah tirinya. Setelah meninggalkan Fernly baru terpikir oleh saya bahwa mungkin hanya Tuan Ackroyd dan saya saja yang mengetahui kalau Ralph ada di desa ini." Poirot mengangguk. "Begitu. Jadi itu alasan Anda satu-satunya untuk pergi ke sana? "Hanya itu alasan saya," jawabku kaku. "Jadi bukan untuk katakanlah—meyakinkan diri Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 121 Ilyas Mak’s eBooks Collection Anda sendiri mengenai ce jeune homme?" "Meyakinkan diri saya sendiri?" "Saya kira, Tuan le docteur, Anda tahu betul apa yang saya maksudkan, walaupun Anda berpura-pura tidak mengerti. Saya rasa Anda akan merasa lega sekali seandainya ternyata bahwa Ralph Paton ada di rumah sepanjang malam." "Sama sekali tidak," jawabku tajam. Detektip kecil itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memandangku dengan suram. "Anda tidak aepenuhnya mempercayai saya. Lain sekali dari Nona Flora," katanya. "Tetapi tidak mengapa. Kita harus memusatkan perhatian pada satu hal— yaitu menghilangnya Kapten Ralph Paton. Situasinya sekarang mengharuskan kita untuk mencari sebabnya. Saya tidak akan menyembunyikan pendapat saya terhadap Anda. Keadaannya sekarang tampak suram sekali. Tetapi mungkin alasannya sederhana sekali." "Itulah yang selalu saya katakan," seru Flora dengan bernapsu sekali. Poirot tidak lagi menyinggung soal Ralph, tetapi menyarankan untuk segera mengunjungi poli8i setempat. Kemudian ia mengatakan agar sebaiknya Flora pulang saja. Poirot mengingmkan supaya aku menemani dan memperkenalkannya pada petugas yang menangani perkara ini. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 122 Ilyas Mak’s eBooks Collection Kami menjalankan rencananya, dan menemukan Inspektur Davis di luar kantor polisi. Wajahnya suram sekali. Kolonel Melrose, si kepala polisi ada bersamanya dan seorang laki-laki lain. Kami segera mengenali Inspektur Raglan dari Cranchester, sesuai dengan gambaran Flora yang membandingkannya dengan seekor musang. Aku mengenal Melrose cukup baik. Aku memperkenalkan Poirot kepadanya dan kuterangkan juga duduk perkaranya. Kepala polisi tampak jengkel sekali dan wajah Inspektur Raglan, suram karena marah. Davis sebaliknya kelihatan senang melihat kejengkelan atasannya. "Perkara ini tampaknya mudah sekali diselesaikan," ujar Raglan. "Tidak ada gunanya seorang amatir ikut campur tangan. Seorang goblok pun akan langsung mengerti apa yang harus dilakukannya kemarin malam. Dan kita tidak akan kehilangan waktu dua belas jam." Ia melirik dengan dendam kepada Davis yang malang. Davis menerima omelan ini tanpa mengucapkan sepatah kata pun. "Sudah barang tentu keluarga Tuan Ackroyd harus melakukan apa yang menurut pandangan mereka paling baik," Kolonel Melrose berpendapat. Tetapi kami tidak dapat membiarkan penyelidikan resmi dihalang-halangi sedikit pun. Tentu saja, saya Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 123 Ilyas Mak’s eBooks Collection mengetahui reputasi Tuan Poirot yang istimewa, tambahnya dengan sopan. "Sayangnya polisi tidak dapat mengiklankan diri sendiri, keluh Raglan." Poirot menyelamatkan suasana. Memang benar, saya telah mengundurkan diri dari dunia luar," ia menerangkan. "Saya tidak pernah bermaksud untuk mengusut suatu perkara lagi. Dan di atas segala-galanya, yang paling saya benci adalah publisitas. Karena itu saya harap, supaya nama saya tidak disebut, bilamana saya ternyata dapat membantu sedikit memecahkan misteri ini." Wajah Inspektur Raglan menjadi lebih cerah. "Saya pernah mendengar tentang sukses-sukses Anda yang mengagumkan," kolonel itu mengakui dengan lebih lunak. "Saya mempunyai banyak pengalaman," jawab Poirot dengan tenang. "Tetapi kebanyakan dari keberhasilan saya dicapai dengan bantuan dari pihak kepolisian. Saya sangat mengagumi kepolisian Anda. Kalau Inspektur Raglan mengijinkan dan mau menerima saya menjadi asistennya, saya akan menganggap hal ini sebagai suatu kehommatan dan pujian. Sikap Inspektur Raglan bertambah lunak. Kolonel Melrose lalu mengajakku berbicara di baPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 124 Ilyas Mak’s eBooks Collection wah empat mata. "Seperti yang telah kudengar, laki-laki kecil ini beberapa kali menyelesaikan perkara-perkara kejahatan dengan mengagumkan sekali," bisiknya. "Sudah barang tentu kami tidak ingin meminta bantuan Scotland Yard. Raglan kelihatannya yakin benar akan dirinya sendiri. Tetapi saya belum yakin kalau saya menyetujui pendapatnya. Karena, saya—em —mengenal orangorang yang bersangkutan lebih baik daripada dia. Tampaknya Tuan Poirot tidak menghendaki pujian, bukan? Ia bersedia bekerja sama dengan kami secara tidak menyolok, bukan?" "Supaya Inspektur Raglan bertambah bangga," tanggapku dengan sungguh -sungguh. "Kalau begitu,"ujar Inspektur Melrose dengan gembira dan berkata dengan suara yang lebih keras, "kami harus memberitahukan Anda perkembangan-perkembangan yang terakhir, Tuan Poirot." Terima kasih," jawab Poirot. "Teman saya Dokter Sheppard mengatakan bahwa kepala pelayan merupakan orang yang dicurigai?" "Semua itu omong kosong," sahut Raglan langsung. "Pembantu-pembantu tingkat tinggi selalu mudah menjadi takut, sehingga mereka bersikap mencurigakan tanpa suatu alasan pun." "Bagaimana dengan sidik-sidik jari?" sindirku. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 125 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Sama sekali bukan sidik-sidik jari Parker," Inspektur Raglan tersenyum sedikit lalu menambahkan, "dan juga bukan sidik-sidik jari Anda dan Tuan Raymond, Dokter." "Bagaimana dengan sidik jari Kapten Ralph Paton?" tanya Poirot dengan tenang. Diam-diam aku mengagumi caranya yang tanpa tedeng aling-aling. Kulihat rasa penghargaan timbul dalam sinar mata Inspektur Raglan. "Rupanya Anda tidak membiarkan perkara ini berlarut-larut, Tuan Poirot. Saya yakin bekerja sama dengan Anda akan menyenangkan sekali. Kami akan mengambil sidik jari anak muda itu segera setelah kami menemukannya." "Aku tak dapat berbuat lain kecuali berpikir bahwa Anda salah menduga, Inspektur," Kolonel Melrose berkata dengan nada hangat. "Aku mengenal Ralph Paton sejak ia masih kanak-kanak. Ia tidak akan pernah membunuh seseorang." "Mungkin tidak," jawab Inspektur Raglan dengan datar "Apa alasan Anda yang memberatkan Ralph?" tanyaku ingin tahu. "Ia pergi sekitar pukul sembilan kemarin malam dan ia dilihat di sekitar Fernly Park kira-kira pukul sembilan lewat tiga puluh menit. Sejak itu ia tidak Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 126 Ilyas Mak’s eBooks Collection kelihatan lagi. Orang menduga bahwa ia sedang dalam kesulitan besar mengenai soal keuangan. Di sini ada sepasang sepatunya—sepatu yang bersol karet. Ia mempunyai dua pasang yang hampir sama bentuknya. Aku mau ke sana sekarang, dan membandingkannya dengan jejak-jejak kaki di situ. Polisi sedang berjaga di sana supaya tidak ada seorang pun yang berusaha menghapus jejak jejak itu." "Kami akan segera berangkat," kata Kolonel Melrose. "Anda dan Tuan Poirot akan menemani kami, bukan?" Kami menyetujui dan bersama-sama pergi dengan mobil Kolonel Melrose. Inspektur Raglan ingin segera meneliti jejak jejak kaki itu dan minta supaya diturunkan di rumah jaga. Sebelum sampai di rumah, di sebelah kanan jalan mobil terdapat jalan kecil yang menuju dan melingkari teras dan jendela kamar kerja Ackroyd. "Apakah Anda ingin menemani Inspektur, Tuan Poirot?" Si kepala polisi bertanya, "atau apakah Anda ingin menyelidiki kamar kerja Tuan Ackroyd saja? Poirot memilih yang terakhir. Parker membukakan pintu bagi kami. Sikapnya tenang dan sopan. Tampaknya ia telah dapat mengatasi kebingungannya tadi malam. Kolonel Melrose mengeluarkan kunci dan sakunya. Dibukanya pintu yang menuiu ke gang di muka kamar Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 127 Ilyas Mak’s eBooks Collection kerja lalu mengantarkan kami masuk ke dalam kamar kerja Ackroyd. "Ruangan ini keadaannya tepat aeperti kemarin malam. Kecuali memindahkan tubuh korban, tak ada barang lain yang disentuh atau dipindahkan." "Dan tubuh korban ditemukan —di mana?" Kuterangkan setepat mungkin bagaimana posisi tubuh Ackroyd ketika aku menemukannya. Kursi tangan itu masih tetap di muka perapian. Poirot pergi dan duduk di kursi tersebut. "Dan ketika Anda meninggalkan ruangan ini, di mana letak surat dalam amplop biru yang Anda sebut tadi?" "Tuan Ackroyd meletakkannya di atas meja kecil di sebelah kanannya." Poirot mengangguk. "Selain itu, apakah barang-barang lain masih ada pada tempatnya?" "Saya kira begitu." "Kolonel Melrose, maukah Anda duduk di kursi ini sebentar? Terima kasih.Sekarang Tuan le docteur, maukah Anda menunjukkan pada saya posisi pisau belati itu dengan tepat?" Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 128 Ilyas Mak’s eBooks Collection Aku melakukannya. Laki-laki kecil itu berdiri di ambang pintu. "Kalau demikian maka gagang pisau belati itu dapat dilihat dengan jelas dari pintu. Apakah Anda dan Parker dapat melihatnya dengan segera? "Ya." Kemudian Poirot menuju ke jendela. "Dan tentu saja lampu listrik sedang menyala ketika Anda menemukan tubuh korban?" tanyanya sambil menoleh. Aku membenarkan, lalu menemaninya memperhatikan jejak jejak di pinggir jendela. "Jejak jejak sepatu karet ini motipnya sama dengan sepatu Kapten Paton," dengan tenang ia mengemukakan pendapatnya. Kemudian sekali lagi ia melangkah ke tengah -tengah ruangan. Matanya melihat ke sekelilingnya dan mempelajari setiap benda di dalam ruangan itu dengan pandangan sekilas yang terlatih. "Apakah Anda orang yang selalu memperhatikan segala-galanya, Dokter Sheppard?" akhimya ia bertanya. "Saya rasa begitu," jawabku dengan heran. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 129 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Ketika itu ada api di perapian, rupanya. Ketika Anda mendobrak pintu dan menemukan Tuan Ackroyd dalam keadaan tidak beryawa, bagaimana nyala api? Apakah apinya kecil?" Aku tertawa dengan kesal. "Saya benar-benar tidak dapat mengatakannya. Saya tidak memperhatikan. Mungkin Tuan Raymond atau Mayor Blunt " Laki-laki kecil di hadapanku menggelengkan kepalanya sambil tersenyum sedikit. "Seorang selalu bertindak menurut suatu metode tertentu. Saya telah salah menafsirkan dengan menanyakan Anda pertanyaan ini. Tiap orang mempunyai keakhliannya sendiri-sendiri. Anda dapat memberitahukan saya hal-hal terkecil tentang keadaan korban— tidak akan ada yang lolos dari perhatian Anda dalam bidang ini. Kalau saya membutuhkan keterangan mengenai berkas-berkas di atas meja itu, tentu Tuan Raymond akan tahu kalau ada sesuatu yang perlu diperhatikan. Dan untuk mencari tahu tentang api itu, saya harus menanyakannya kepada orang yang pekerjaannya memperhatikan hal-hal semacam itu. Ijinkanlah saya —? Dengan cepat ia melangkah ke perapian dan membunyikan bel. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 130 Ilyas Mak’s eBooks Collection Satu dua menit kemudian Parker muncul; "Bel berbunyi, Tuan," ujarnya dengan bimbang. "Masuklah, Parker,"Kolonel Melrose berkata."Tuan ini ingin menanyakanmu sesuatu." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 131 Ilyas Mak’s eBooks Collection Dengan sopan Parker mengalihkan perhatiannya kepada Poirot. "Parker," laki-laki kecil itu memulai, "ketika kau mendobrak pintu itu bersama Dokter Sheppard kemarin malam, dan menemukan majikanmu sudah tidak bernyawa lagi, bagaimanakah keadaan api di perapian?" Parker menjawab tanpa berpikir. "Apinya kecil sekali, Tuan. Bahkan hampir padam." "Ah!" seru Poirot. Seruannya terdengar penuh rasa kemenangan. Kemudian ia melanjutkan, "Lihat aekelilingmu, Parker yang baik. Apakah keadaan dalam ruangan ini benar-benar sama seperti pada kemarin malam?" Si kepala pelayan,melihat sekelilingnya, dan pandangannya berhenti pada jendela. "Waktu itu gorden tertutup, Tuan, dan lampu listrik menyala." Poirot mengangguk dengan senang. "Ada yang lain lagi?" "Ya, Tuan, dan kursi ini telah ditarik ke luar sedikit." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 132 Ilyas Mak’s eBooks Collection Ia menunjuk sebuah kursi besar yang terletak di sebelah kiri, di antara jendela dan pintu. Kulampirkan di sini sebuah denah dari ruangan tersebut. Kursi yang dimaksudkan telah kutandai dengan huruf x. "Coba tunjukkan padaku," saran Poirot. Si kepala pelayan menarik kursi itu ke luar dua atau tiga kaki dari dindirg dan memutarnya, sehingga tempat duduknya menghadap ke pintu. "Voila ce qui est cuneux," gumam Poirot. "Saya rasa tidak ada orang yang duduk di kursi dengan posisi seperti itu. Saya ingin tahu siapa yang mendorongnya kembali ke tempatnya semula? Kau yang melakukannya, Kawanku?" "Tidak, Tuan," sangkal Parker. "Saya terlalu terkejut melihat keadaan majikan saya." "Anda yang melakukannya, Dokter?" Aku menggelengkan kepala. "Kursi itu sudah ada di tempatnya lagi ketika saya kembali dengan polisi," sela Parker. "Saya yakin sekali akan hal ini." "Aneh sekali," ujar Poirot lagi. "Mungkin Raymond atau Blunt yang mendorongnya kembali," aku berpendapat. "Bukankah hal ini tidak penting?" Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 133 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Sama sekali tidak penting," sahut Poirot. "Itulah sebabnya mengapa hal ini menjadi demikian menariknya," tambahnya dengan perlahan. "Saya permisi sebentar," potong Kolonel Melrose. Bersama dengan Parker ia meningalkan ruangan itu. "Apakah menurut Anda Parker mengatakan hal yang sebenarnya?" tanyaku. "Mengenai kursi itu, memang. Selebihnya, saya tidak tahu. Kalau Anda banyak berurusan dengan perkara- perkara seperti ini, Tuan le docteur, Anda akan berkesimpulan bahwa tiap perkara menyerupai yang lain dalam satu hal." "Dan apakah itu?" tanyaku dengan rasa ingin tahu. "Setiap orang yang terlibat, menyembunyikan sesuatu." "Saya juga?" tanyaku dengan tersenyum. Poirot memandangku dengan penuh perhatian. "Saya rasa, Anda memang menyembunyikan sesuatu," jawabnya dengan tenang. "Tetapi - " "Adakah Anda menceritakan saya segala sesuatu mengenai orang muda Paton ini?" Poirot tersenyum Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 134 Ilyas Mak’s eBooks Collection melihat wajahku menjadi merah. "Oh! Jangan takut. Saya tidak akan menekan Anda. Nanti, saya toh akan mengetahuinya juga." "Saya harap Anda mau menceritakan sesuatu mengenai cara yang Anda gunakan," potongku dengan cepat untuk menutupi kebingunganku. "Misalnya mengenai api itu?" "Oh! sederhana sekali. Anda meninggalkan Tuan Ackroyd pada pukul sembilan kurang sepuluh menit, bukan?" "Ya, tepat sekali, saya kira." "Jendela pada saat itu tertutup dan terkunci. Sedangkan pintu tidak dikunci. Pada pukul sepuluh lewat seperempat, ketika korban ditemukan, pintu dalam keadaan terkunci sedangkan jendela terbuka. Siapakah yang membukanya? Sudah jelas, hanya Tuan Ackroyd sendirilah yang dapat melakukannya, berdasarkan salah satu alasan. Yaitu karena hawa dalam ruangan itu menjadi panas luar biasa. Akan tetapi melihat keadaan api yang hampir padam, sedangkan suhu udara turun sekali tadi malam, maka tak mungkinlah ini alasannya. Atau kemungkinan lain adalah bahwa ia telah memasukkan orang melalui jendela. Dan bilamana memang itu yang telah dilakukannya, maka pastilah orang itu sudah dikenalnya dengan baik. Karena sebelumnya ia telah mengutarakan kekhawatirannya tentang jendela yang terbuka itu." "Kedengarannya sederhana sekali," jawabku. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 135 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Segalanya sederhana bilamana bukti-bukti disusun secara metodis. Yang sekarang harus kita pikirkan adalah pribadi orang yang bersama Ackroyd pada pukul setengah sepuluh kemarin malam. Segalanya menunjukkan bahwa dialah orang yang masuk melalui jendela. Dan walaupun Nona Flora setelah itu masih melihat Tuan Ackroyd dalam keadaan hidup, kita tetap tidak dapat menemukan jalan keluar dari misteri ini, sebelum kita mengetahui siapa pengunjungnya. Mungkin jendela itu tidak ditutup setelah orang itu pergi. Dengan demikian si pembunuh dapat masuk dengan mudah, atau mungkin orang yang sama kembali lagi untuk kedua kalinya. Ah! Ini kolonelnya sudah kembali." Kolonel Melrose masuk dengan sikap yang gembira. "Akhirnya kami mengetahui dari mana panggilan telepon itu dilakukan," ia menerangkan. "Bukan dari sini. Panggilan telepon kepada Dokter Sheppard pada pukul 10.15 kemarin malam dilakukan dari sebuah telepon umum di stasiun kereta api King's Abbot. Dan pada pukul 10.23 kereta api malam berangkat menuju Liverpool." Bab Delapan INSPEKTUR RAGLAN PENUH KEYAKINAN AMI saling berandangan. "Anda tentu telah mencari keterangan di stasiun?" tanyaku. "Tentu saja, tetapi saya tidak begitu optimis mengenai hasilnya. Anda pasti tahu bagaimana keadaan di stasiun." Aku mengetahuinya. King's Abbot hanyalah sebuah desa. Tetapi stasiunnya merupakan tempat pertemuan dua kereta api yang penting sekali. Hampir semua kereta api ekspres yang penting berhenti di sana. Kereta api-kereta api melangsir, diatur kembali dan dibersihkan. Stasiun ini mempunyai dua atau tiga telepon umum. Malam hari, pada jam itu, tiga kereta api lokal masuk secara berturut-turut, supaya penumpangnya masih sempat ikut dengan kereta api ekspres yang menuju ke utara, yang masuk pada pukul 10.19 dan berangkat pada pukul 10.23. Seluruh stasiun penuh kesibukan. Dan kemungkinan adanya orang yang memperhatikan seorang tertentu yang sedang menelepon, atau naik kereta api ekspres, adalah kecil sekali. "Tetapi mengapa ia harus menelepon?" tanya Melrose. "Itulah yang mengherankan saya. Rasanya tanpa alasan sama sekali." K Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 137 Ilyas Mak’s eBooks Collection Dengan hati-hati Poirot membetulkan letak sebuah hiasan porselen di atas salah satu rak buku. "Pasti ada sebabnya, yakinlah," sahutnya sambil menoleh. "Tetapi apa alasannya?" "Manakala kita sudah mengetahuinya, maka kita akan mengetahui segala-galanya. Perkara ini sangat aneh dan amat menarik hati." Sesuatu yang tak dapat dilukiskan terdengar dalam cara ia mengucapkan kata-kata terakhir itu. Aku merasakan bahwa ia melihat perkara ini menurut pandangannya sendiri yang aneh. Tak dapat aku menduga apa yang dilihatnya. Ia melangkah ke jendela dan berdiri di sana sambil melihat ke luar. "Anda katakan tadi jam menunjukkan pukul sembilan ketika Anda bertemu dengan orang asing di luar pagar, Dokter Sheppard?" Poirot mengajukan pertanyaan ini tanpa memutar tubuhnya. "Benar," jawabku. "Saya mendengar lonceng gereja berbunyi sembilan kali." "Berapa lamakah waktu yang diperlukannya untuk Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 138 Ilyas Mak’s eBooks Collection mencapai rumah ini—untuk sampai di jendela ini, misalnya?" "Paling lama lima menit. Dan hanya dua atau tiga menit bila ia mengambil jalan kecil di sebelah kanan jalan mobil dan langsung menuju ke sini." "Tetapi untuk dapat melakukan hal ini, ia seharusnya mengetahui dengan baik jalan yang menuju ke sini. Bagaimana saya harus menerangkannya?— Ini berarti, ia pernah datang ke sini sebelumnya— bahwa ia mengenal daerah ini." "Tepat sekali," jawab Kolonel Melrose. "Kita pasti dapat mencari tahu, apakah Tuan Ackroyd pernah kedatangan tamu asing dalam minggu terakhir ini." "Raymond, si orang muda itu, dapat memberitahukan kita tentang hal ini," sahutku. "Atau Parker," usul Kolonel Melrose. "Ous tous les deux," saran Poirot sambil tersenyum. Kolonel Melrose pergi mencari Raymond, sedangkan aku sekali lagi membunyikan bel memanggil Parker. Kolonel Melrose kembali dalam waktu yang singkat, dengan ditemani oleh si sekretaris muda, yang lalu diperkenalkannya kepada Poirot. Sebagaimana Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 139 Ilyas Mak’s eBooks Collection biasa Geoffrey Raymond tampak segar dan riang. Rupanya ia terheran-heran dan senang sekali berkenalan dengan Poirot. "Tidak disangka bahwa Anda tinggal di antara kami secara incognito, Tuan Poirot," tegurnya "Menyaksikan Anda bekerja akan merupakan suatu kesempatan yang istimewa bagi kami—Hallo, ada apa nih?" Poirot yang sejak tadi berdiri di sebelah kiri pintu, sekarang tiba-tiba melangkah ke samping. Mungkin ketika aku membelakanginya tadi, dengan cepat ia telah menarik ke luar kursi tangan itu, sehingga posisinya seperti yang digambarkan oleh Parker. "Apakah Anda menginginkan saya duduk di kursi itu, sedangkan Anda mengambil contoh darah saya? gurau Raymond dengan jenaka. “Apa maksudnya semua ini?" "Tuan Raymond, kursi ini telah ditarik ke luar— seperti ini—kemarin malam, ketika Tuan Ackroyd ditemukan dalam keadaan terbunuh. Seseorang telah mengembalikannya pada tempatnya semula. Apakah Anda yang melakukannya?" Jawaban sekretaris itu diucapkan tanpa ragu-ragu. "Sama sekali tidak. Bahkan saya tidak ingat sama sekali akan posisi kursi itu. Tetapi kalau Anda yang mengatakannya, tentu demikianlah keadaannya. Bagaimanapun juga seseorang telah mengembalikannya lagi ke tempat semula. Apakah hal tersebut menghilangkan Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 140 Ilyas Mak’s eBooks Collection suatu petunjuk yang penting? Sayang sekali!" "Hal ini tidak penting," jawab detektip itu. "Sama sekali tidak penting. Apa yang hendak saya tanyakan hanyalah, “Apakah Tuan Ackroyd dalam minggu terakhir ini kedatangan tamu asing?" Selama beberapa menit si sekretaris mengingat ingat sambil mengernyitkan alisnya. Dan pada saat itu masuklah Parker atas panggilanku. "Tidak," sahut Raymond akhirnya."Saya tidak ingat ada orang mengunjungi Tuan Ackroyd. Apakah kau ingat, Parker?" "Maaf, Tuan, maksud Anda?" "Apakah ada orang asing yang datang mengunjungi Tuan Ackroyd dalam minggu terakhir ini?" Si kepala pelayan berpikir sejenak. "Pada hari Rabu ada seorang anak muda datang, Tuan," jawabnya kemudian. "Dari perusahaan Curtis and Troute, kalau tidak salah." Raymond mengibaskan tangannya dengan tidak sabar. "Ya, aku ingat, tetapi bukan orang asing semacam itu yang dimaksudkan tuan ini." Ia berpaling kepada Poirot. "Tuan Ackroyd bermaksud membeli sebuah dictaphone," ia menjelaskan. "Alat ini akan membantu Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 141 Ilyas Mak’s eBooks Collection kami bekerja dengan lebih efisien dalam waktu yang singkat. Perusahaan tersebut telah mengirim wakilnya, tetapi akhirnya kami tidak jadi membelinya.” Poirot berpaling kepada Parker. "Dapatkah kau menggambarkan rupa orang muda itu, Parker?" "Ia berambut pirang, Tuan. Orangnya pendek dan ia berpakaian rapi sekali dengan setelan biru dari bahan serge. Laki-laki muda yang tampan dan rapi, Tuan, bila dilihat dari kedudukannya dalam masyarakat." Poirot berpaling kepadaku. "Dan laki-laki muda yang Anda jumpai di luar pagar, berbadan tinggi bukan, Dokter?" "Ya," jawabku. "Tingginya sekitar seratus delapan puluh senti, menurut perkiraan saya." "Kalau begitu bukan dia orangnya," kata orang Belgia itu. "Terima kasih, Parker." Parker berbicara dengan Raymond. "Tuan Hammond baru saja tiba, Tuan," ujarnya. "Ia ingin mengetahui apakah tenaganya diperlukan. Dan ia ingin berbicara dengan Anda." "Aku akan segera datang," laki-laki muda itu menPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 142 Ilyas Mak’s eBooks Collection janjikan, lalu bergegas ke luar. Poirot memandang si kepala polisi dengan pandangan yang penuh pertanyaan. "Ia pengacara keluarga Ackroyd, Tuan Poirot," Kepala Polisi menerangkan. "Saat ini merupakan waktu yang sibuk bagi pemuda Raymond itu," gumam Poirot. "Ada suasana yang efisien pada dirinya." "Saya yakin Tuan Ackroyd menganggapnya sebagai seorang sekretaris yang cakap sekali." "Sudah berapa lama ia di sini?" "Saya kira, baru dua tahun." "Saya yakin ia menjalankan tugasnya dengan teliti sekali. Bagaimana ia menghibur dirinya? Apakah ia berolahraga?" "Sekretaris-sekretaris pribadi tidak punya banyak waktu untuk hal-hal semacam itu," sahut Kolonel Melrose sambil tersenyum. "Raymond suka bermain golf, kalau saya tidak salah. Dan dalam musim panas ia bermain tenis." "Apakah ia tidak suka menonton perlombaan— katakanlah, balapan kuda?" "Balapan kuda? Saya rasa, tidak, ia kurang tertarik." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 143 Ilyas Mak’s eBooks Collection Poirot mengangguk dan tampaknya mulai berkurang minatnya. Dengan lambat diperhatikannya sekeliling ruangan kerja. "Saya kira, saya sudah melihat semua yang dapat dilihat di sini." Aku ikut memandang sekitarku. "Andai kata dinding-dinding ini dapat berbicara," gumamku. Poirot menggelengkan kepalanya. "Lidah saja, tidak cukup," ujamya."Dinding-dinding itu seharusnya mempunyai mata dan telinga. Tetapi janganlah terlalu yakin bahwa barang-barang mati ini," — sambil berbicara ia menyentuh bagian atas rak buku— "selalu bisu. Mereka kadang-kadang berbicara kepadaku, kursi-kursi, meja—mereka semua masingmasing memberikan pesannya." Poirot berpaling ke pintu. "Pesan apa?" seruku. "Apa yang mereka katakan pada Anda hari ini?" Poirot menoleh dan mengangkat sebuah alisnya sambil memandangku dengan ganjil. "Jendela yang terbuka," sahutnya, "Pintu yang terkunci rapat. Kursi yang seolah-olah dapat bergerak sendiri. Saya bertanya pada ketiganya, 'mengapa'? tetaPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 144 Ilyas Mak’s eBooks Collection pi saya tidak mendapatkan jawabannya." Ia menggelengkan kepalanya, lalu membusungkan dadanya dan memandang kami sambil berkedip-kedip. Rupanya congkak sekali. Aku mulai ragu, apakah ia benar-benar seorang detektip yang baik. Mungkinkah reputasinya yang gemilang dibangun karena kebetulan nasibnya baik? Melihat keningnya yang berkerut, aku rasa, pikiran yang sama juga timbul pada diri Kolonel Melrose. "Adakah lagi yang ingin Anda lihat, Tuan Poirot?” bentaknya. "Maukah Anda berbaik hati dan menunjukkan saya meja perak, dari mana senjata itu telah diambil? Setelah itu, saya tidak akah menyalahgunakan kebaikan Anda lebih lama lagi." Kami menuju ke ruang tamu. Di tengah jalan, petugas polisi yang datang bersama Kolonel Melrose mencegatnya. Setelah berbicara berbisik-bisik, kolonel itu minta diri, lalu keduanya meninggalkan kami sendiri. Aku mengantarkan Poirot ke meja perak. Diangkatnya tutup meja perak satu dua kali, lalu dijatuhkannya kembali. Kemudian ia membuka jendela dan melangkah ke luar ke teras. Aku mengikutinya. Inspektur Raglan yang baru saja muncul di sudut rumah, segera mendatangi kami. Wajahnya tampak suram tetapi puas. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 145 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Nah, Anda juga sudah ada di sini, Tuan Poirot," sapanya. "Rupanya perkara ini tidak terlalu sulit untuk dipecahkan. Saya juga merasa kasihan. Seorang pemuda yang baik, tetapi sayang, ia telah salah bertindak." Wajah Poirot berubah kecewa, lalu ia berkata dengan lembut. "Kalau begitu, saya khawatir saya tidak dapat membantu banyak dalam perkara ini, bukan?" "Mungkin lain kali," bujuk Inspektur Raglan. Sekalipun pembunuhan tidak terjadi tiap hari di kota yang kecil dan sepi ini." Pandangan Poirot berubah kagum. Anda telah mendapatkan hasil dengan cepat luar biasa," ujarnya. "Kalau saya boleh tahu, bagaimana Anda mengusut perkara ini?" Oh, tentu saja," jawab Inspektur Raglan. "Untuk memulainya, harus digunakan—metode. Ini yang selalu saya tekankan—metode!" "Ah," seru Poirot. "Itu juga merupakan pegangan saya. Metode, urutan dan sel-sel kecil berwarna kelabu." "Sel-sel kecil?" tanya Inspektur Raglan sambil menatapnya dengan tajam. "Sel-sel kecil kelabu dari otak kita," orang Belgia itu Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 146 Ilyas Mak’s eBooks Collection menerangkan. "Oh, tentu saja, yah, kita semua menggunakannya, saya kira." "Memang, cuma yang satu menggunakannya lebih banyak daripada yang lain," gumam Poirot. "Dan juga, cara orang berpikir itu berlainan. Lagipula kejahatan itu harus juga dilihat dari segi-segi psikologisnya. Segi ini harus dipelajari." "Ah!" seru Inspektur Raglan, "kalau begitu, pikiran Anda penuh dengan analisa psikologis ini? Tetapi saya, hanya orang biasa—" "Saya yakin, Nyonya Raglan pasti tidak setuju dengan pendapat Anda," sahut Poirot sambil membungkuk. Inspektur Raglan agak terkejut, kemudian balas membungkuk. "Anda kurang mengerti maksud saya," ia menerangkan sambil tertawa lebar. "Ya Allah, betapa besar perbedaan yang ditimbulkan oleh dua bahasa yang berlainan. Saya akan menceritakan pada Anda bagaimana cara kerja saya. Pertama-tama yang harus diperhatikan adalah metode yang kita pakai. Tuan Ackroyd dilihat dalam keadaan hidup untuk terakhir kalinya, oleh keponakannya. Yaitu, Nona Flora Ackroyd. Ini adalah fakta yang pertama, bukan?" "Demikianlah yang Anda katakan." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 147 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Memang demikianlah keadaannya. Pada pukul setengah sebelas, dokter ini mengatakan bahwa Tuan Ackroyd sudah meninggal paling sedikit selama setengah jam. Apakah Anda tetap mempertahankan keterangan Anda ini, Dokter?" "Tentu saja," jawabku. "Selama setengah jam, atau mungkin lebih." "Baik sekali. Kalau begitu, pembunuhan itu tepatnya dilakukan dalam waktu seperempat jam. Saya telah membuat daftar nama dari semua orang yang tinggal di rumah ini. Dan saya juga telah mencatat di belakang nama masing-masing di mana mereka berada ketika itu, dan apa yang mereka kerjakan di antara pukul 9.46 dan 10.00 malam." Inspektur Raglan menyerahkan sehelai kertas kepada Poirot. Aku ikut membaca melalui bahunya. Catatan itu ditulis dengan rapi sekali dan bunyinya sebagai berikut: Mayor Blunt — Sedang berada di ruang bilyar bersama Tuan Raymond. (Hal ini dikuatkan oleh yang duebut belakangan.) Tuan Raymond — Ruang bilyar. (Lihat atas.) Nyonya Ackroyd — Pada pukul 9.45 menonton pertandingan bilyar. Pergi tidur pukul 9.55 (Raymond dan Blunt melihatnya menaiki tangga.) Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 148 Ilyas Mak’s eBooks Collection Nona Ackroyd — Dari kamar kerja pamannya, ia langsung pergi ke kamarnya sendiri. (Dikuatkan oleh Parker dan juga oleh pembantu Elsie Dale.) Para pembantu: Parker — Langsung pergi ke dapur untuk kepala pelayan. (Dikuatkan oleh pengatur rumah tangga, Nona Russell, yang turun ke bawah untuk menemuinya dan untuk membica-rakan sesuatu, pada pukul 9.47. Berada di sana paling sedikit selama sepuluh menit.) Nona Russell — Sama seperti di atas. Pada pukul 9.45 berbicara dengan pembantu Elsie Da-le di tingkat atas. Ursula Bourne (pembantu yang bertugas di ruang tamu) — Berada di kamarnya sam-pai pukul 9.55. Setelah itu ia berada di ruangan pembantu. Nyonya Cooper (koki) — Ada di ruangan pem-bantu. Gladys Jones (pembantu) — Di ruangan pem-bantu. Elsie Dale — Di dalam kamarnya di tingkat atas Dilihat di sana oleh Nona Russell dan Nona Flora Ackroyd Mary Thripp (pembantu koki) – Ruangan pem-bantu. "Koki telah bekerja di sini selama tujuh tahun, pembantu yang bertugas di ruangan tamu sudah tinggal di sini selama delapan belas bulan, sedangkan Parker baru selama satu tahun lebih. Pembantu-pembantu Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 149 Ilyas Mak’s eBooks Collection yang lain semua orang baru. Kecuali Parker yang agak men-curigakan, pembantu lain tampaknya baik-baik saja." "Suatu daftar yang lengkap sekali,” komentar Poirot, sambil mengembalikannya kepada Inspektur Raglan. "Saya yakin sekali Parker bukanlah pembunuhnya," tambahnya dengan serius. "Demikian juga pendapat kakak perempuan saya," selaku. "Dan biasanya ia selalu benar. Tetapi tidak seorang pun memperhatlkan interpolasiku. "Daftar ini menyelesaikan persoalan anggauta rumah tangga ini dengan baik sekali," Inspektur Raglan melanjutkan. "Sekarang kita sampai pada persoalan yang penting sekali. Wanita yang tinggal di rumah jaga itu—Mary Black—kemarin malam melihat Ralph Paton memasuki pintu pagar dan menuju ke rumah, ketika ia sedang menutup gordennya." "Yakin benarkah ia?" tanyaku tajam. "Yakin sekali. Nyonya itu sering melihatnya dan tahu benar siapa Ralph Paton. Ralph berjalan cepat sekali dan membelok ke jalan kecil di sebelah kanan jalan, yang merupakan jalan memotong ke teras." "Dan pukul berapa waktu itu?" tanya Poirot yang sebelumnya duduk berdiam diri dengan wajah yang tidak menunjukkan perasaan apa-apa. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 150 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Tepatnya pukul sembilan lewat dua puluh lima menit," jawab Inspektur Raglan dengan suram. Untuk sejenak, suasana menjadi sepi. Lalu inspektur itu berbicara lagi. "Semuanya sudah cukup jelas. Segala-galanya cocok tanpa cela. Pukul sembilan lewat dua puluh lima menit, Kapten Paton kelihatan melintas di muka rumah jaga. Dan sekitar pukul sembilan lewat tiga puluh menit, Tuan Geoffrey Raymond mendengar seseorang di dalam ruangan ini menuntut sejumlah uang dan mendengar juga Tuan Ackroyd menolaknya. Apa yang terjadi kemudian? Kapten Paton meninggalkan rumah ini dengan cara yang sama—yaitu melalui jendela. Ia berjalan sepanjang teras dalam keadaan marah dan bingung. Lalu ia sampai pada jendela ruang tamu yang terbuka. Katakanlah waktu pada ketika itu menunjukkan pukul sepuluh kurang seperempat. Nona Ackroyd sedang mengucapkan selamat tidur pada pamannya. Mayor Blunt, Tuan Raymond dan Nyonya Ackroyd sedang berada di ruang bilyar. Kamar tamu kosong, dan dengan perlahan Ralph masuk. Ia mengambil pisau belati dari meja perak lalu kembali ke jendela kamar kerja Ackroyd. Ia melepaskan sepatunya, memanjat masuk, dan — nah, tidak perlu saya menerangkannya secara terperinci. Kemudian dengan perlahan ia keluar dan pergi. Ia tidak berani kembali ke tempat penginapannya. Lalu ia pergi ke stasiun dan menelepon dari sana. "Untuk apa?" tanya Poirot dengan pelan. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 151 Ilyas Mak’s eBooks Collection Aku tersentak mendengar gangguan ini. Laki-laki kecil itu membungkuk ke muka, matanya bersinar kehijau- hijauan. Untuk sesaat Inspektur Raglan dibingungkan dengan pertanyaan itu. "Sukar sekali untuk mengatakan dengan tepat, mengapa ia melakukan hal itu," akhirnya ia menerangkan. "Tetapi pembunuh-pembunuh suka melakukan hal hal yang lucu. Anda akan mengalaminya bila Anda seorang polisi. Pembunuh yang pintar sekalipun kadang kadang membuat kesalahan yang tolol. Tetapi, marilah ikut saya dan melihat jejak-jejak kaki itu." Kami mengikutinya mengelilingi sudut teras dan menuju ke jendela kamar kerja Ackroyd. Atas perintah Inspektur Raglan, seorang polisi mengeluarkan sepatu yang diambil dari tempat penginapan. Inspektur Raglan meletakkannya di atas jejak-jejak kaki itu. "Jejak jejak itu serupa dengan jejak sepatu ini," katanya dengan yakin. "Maksud saya, sebenarnya bukan sepatu ini yang membuat jejak-jejak itu. Sepatu yang menimbulkan jejak itu sedang dikenakan pembunuh ketika ia berlalu. Sepasang sepatu ini serupa dengan sepatu yang dipakainya. Bedanya hanya, sepatu ini lebih tua— lihat saja solnya yang sudah tua." "Tetapi, bukankah banyak orang memakai sepatu Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 152 Ilyas Mak’s eBooks Collection dengan sol karet semacam itu?" tanya Poirot. "Tentu saja," jawab Inspektur itu. "Saya tidak akan menekankan tentang pentingnya jejak-jejak sepatu itu kalau tidak perlu benar.' "Pemuda yang tolol sekali Kapten Ralph Paton ini," komentar Poirot sambil merenung. Untuk meninggalkan demikian banyaknya bukti dari kehadirannya." "Ah! Nah," Inspektur Raglan melanjutkan, malam itu cuaca baik sekali, tidak turun hujan. Ia tidak meninggalkan jejak di teras atau jalan yang berkerikil itu. Tetapi sialnya, akhir-akhir ini timbul sebuah mata air di ujung jalan kecil itu. Coba lihat ini." Beberapa kaki dari sana, sebuah jalan berkerikil yang sempit menuju ke teras. Dan pada suatu tempat yang hanya beberapa yard dari ujung jalan itu, tanahnya basah dan berlumpur. Terlihat lagi jejak-jejak kaki melintasi tempat yang becek ini. Di antaranya terdapat juga jejak sepatu karet. Poirot mengikuti jalan setapak itu sebentar, dengan Inspektur Raglan di sisinya. "Adakah Anda perhatikan juga jejak kaki wanita di tempat becek tadi?" tanyanya sekonyong-konyong. Inspektur Raglan tertawa. "Tentu saja. Tetapi beberapa wanita telah lewat di sini—dan laki-laki juga. Anda lihat, jalan ini merupaPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 153 Ilyas Mak’s eBooks Collection kan jalan pendek ke rumah yang banyak dipakai. Tidak mungkin rasanya, untuk mencari keterangan mengenai semua jejak kaki itu. Lagipula jejak-jejak pada pinggir jendela itulah yang penting." Poirot mengangguk. "Tidak ada gunanya untuk berjalan lebih jauh," saran Inspektur Raglan, ketika jalan mobil sudah terlihat di kejauhan. "Di sini jalan mulai keras sekali, dan berkerikil lagi." Poirot mengangguk lagi, tetapi matanya memandang ke sebuah tempat kecil dengan kebun di mukanya— semacam pondok kecil yang bagus sekali untuk digu-nakan dalam musim panas. Letak pondok itu agak ke kiri dari jalan kecil di hadapan kami. Sebuah jalan setapak berkerikil menuju ke rumah itu. Poirot berlambat-lambat sampai Inspektur Raglan kembali lagi ke rumah. Lalu ia memandangku. "Rupanya Anda dikirim oleh Tuhan Yang Maha baik untuk menggantikan teman saya Hastings," guraunya sambil main mata. "Saya memperhatikan bahwa Anda tidak mau pergi dari sisi saya. Bagaimana pendapat Anda, Dokter Sheppard, apakah kita akan memeriksa pondok itu? Pondok itu menarik perhatian saya." Poirot menuju ke pintu pondok dan membukanya. Keadaan di dalam rumah itu agak gelap. Ada satu dua kursi yang kasar buatannya, satu set alat olah raga Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 154 Ilyas Mak’s eBooks Collection croquet dan beberapa kursi lipat. Terkejut aku memandang temanku yang baru ini. Ia telah menjatuhkan dirinya di atas tangan dan kakinya, dan merangkak di atas lantai ruangan itu. Sebentarsebentar digelengkannya kepalanya seolah-olah tidak puas. Akhimya ia bejongkok. "Tidak ada apa-apa," gumamnya. "Yah, mungkin kita tidak boleh terlalu mengharapkannya. Tetapi andaikata ada, akan berarti banyak sekali —" Tiba-tiba ia berhenti berbicara. Tubuhnya menegang. Kemudian ia mengulurkan tangannya ke salah satu kursi kasar itu, dan melepaskan sesuatu dari sisinya. "Apa itu?" seruku. "Apa yang Anda temukan?" Poirot tersenyum dan membuka tangannya, sehingga aku dapat melihat benda yang terletak di telapak tangannya. Secarik kain katun putih yang halus dan kaku sekali. Aku menjumputnya dan memperhatikan dengan rasa ingin tahu, lalu mengembalikannya lagi. "Apa pendapat Anda mengenai hal ini, eh, Kawan?" tanyanya, sambil menatapku dengan tajam. "Secarik kain yang dirobek dari sehelai sapu tangan," tebakku sambil mengangkat bahu. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 155 Ilyas Mak’s eBooks Collection Sekali lagi ia mengulurkan tangannya dan mengambil sebuah pena kecil — tampaknya sebuah pena yang terbuat dari bulu angsa. "Dan ini? serunya dengan rasa menang."Apa pendapat Anda mengenai hal ini?" Aku hanya menatapnya. Poirot menyelipkan pena itu ke dalam sakunya, lalu memandang robekan kain putih itu lagi "Bagian kecil dari sehelai sapu tangan?" renungnya. "Mungkin Anda benar. Tetapi ingat—penatu yang baik tidak akan menganji sapu tangan." Poirot mengangguk kepadaku dengan penuh rasa kemenangan. Lalu disimpannya potongan kain itu dengan hati-hati di dalam dompetnya. Bab Sembilan KOLAM IKAN MAS AMI bersama-sama berjalan kembali ke rumah. Inspektur Raglan tidak kelihatan mata hidungnya. Poirot berhenti di teras dan berdiri membelakangi rumah, sambil memutar kepalanya dengan perlahan memandang ke kiri dan kanannya. "Une belle propri été," akhirnya ia berkata penuh penghargaan. "Siapa yang mewarisi semua ini?" Tertegun aku mendengar kata-katanya. Aneh sekali, sampai pada saat ini persoalan warisan tidak pernah timbul dalam pikiranku. Poirot memandangku dengan tajam. "Tampaknya, pikiran ini baru bagi Anda!" ia berkesimpulan. "Anda tidak pernah memikirkannya sebelumnya — bukan?" "Tidak pernah," jawabku dengan tulus. "Seandainya saja aku telah memikirkannya sebelumnya." Poirot memandangku lagi dengan rasa ingin tahu. "Saya ingin tahu apa yang Anda maksudkan dengan ucapan itu," ujarnya sambil merenung."Oh! tidak," ketika aku baru saja mau mengatakan sesuatu. "Inutile! Anda tidak akan mau mengat akan apa yang sebenarnya Anda pikirkan. K Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 157 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Tiap orang menyembunyikan sesustu," aku mengutip sambil tersenyum. "Tepat sekali." "Anda tetap menyangka demikian?" "Lebih dari sebelumnya, Kawan. Tetapi tidaklah mudah menyembunyikan sesuatu terhadap Hercule Poirot. Ia mempunyai cara-caranya sendiri untuk mencari tahu hal-hal yang dirahasiakan itu." Ia menuruni anak tangga kebun yang diatur secara Belanda itu sambil berbicara. "Marilah kita berjalanjalan sebentar," ajaknya sambil menoleh. "Hawanya enak sekali hari ini." Aku mengikutinya. Poirot mengajakku ke sebuah jalan kecil di sebelah kiri pondok kecil itu yang dikelilingi dengan pagar dari pohon-pohon cemara. Di tengah-tengah terdapat jalan setapak yang kiri kanannya ditanami dengan bunga-bunga. Di ujung jalan setapak itu terdapat tempat untuk benstirahat yang beraspal, dengan sebuah bangku, dan kolam yang penuh dengan ikan mas. Sebaliknya dari mengikuti jalan setapak itu sampai ujung, Poirot bahkan membelok ke jalan lain yang melingkari sebuah bukit yang penuh dengan pohon-pohon. Di satu tempat, pohon-pohon itu sudah ditebangi, dan sebuah bangku ditaruh di situ. Orang yang duduk di bangku itu, mempunyai pandangan yang indah atas satu sisi dari kota itu, dan Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 158 Ilyas Mak’s eBooks Collection dapat juga langsung memandang ke tempat istirahat itu dengan kolam ikan masnya. "Inggris memang bagus sekali," Poirot mengakui. Matanya mengagumi pemandangan di bawahnya. Kemudian ia tersenyum. "Dan demikian pula gadis-gadisnya," pujinya dengan pelan. "Ssst, Kawan, lihatlah gambaran yang indah di bawah sana. Pada saat itu kulihat Flora berjalan di jalanan kecil yang baru saja kami lalui. Gadis itu bernyanyi-nyanyi kecil. Langkahnya lebih menyerupai orang yang menari daripada berjalar. Dan walaupun gaun yang dikenakannya berwarna hitam, sikapnya menun jukkan kegembiraan yang besar. Tiba-tiba ia berputar-putar di atas ujung kakinya, sehingga gaunnya mengembang. Pada saat yang sama ia menengadah dan tertawa terbahak- bahak. Tepat pada saat itu seorang laki-laki keluar dari antara pohon-pohon. Laki-laki itu adalah Hector Blunt. Gadis itu terkejut. Wajahnya agak berubah. "Anda membuat saya kaget — Saya tidak melihat Anda." Blunt tidak mengatakan apa-apa, tetapi memandang gadis itu selama satu dua menit. "Apa yang saya senangi tentang diri Anda," ujar Flora dengan nada benci, "adalah percakapan Anda yang riang gembira." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 159 Ilyas Mak’s eBooks Collection Kukira wajah Blunt menjadi merah karena malu mendengar ucapan gadis itu. Ketika ia berbicara nada suaranya berubah—suaranya kedengaran agak aneh, penuh kerendahan hati. "Saya bukanlah orang yang pandai berbicara, juga ketika saya masih muda." "Masa itu sudah lewat lama sekali, saya kira," sindir Flora dengan nada suram. Aku mendengar gadis itu menahan tawanya, tetapi kukira Blunt tidak memperhatikannya. "Ya," jawabnya dengan sederhana. "Sudah lama sekali." "Bagaimana rasanya menjadi Methusaleh?" tanya Flora. Sekali ini nada tertawa dalam suaranya bertambah jelas. Tetapi Blunt sedang berpikir menurut caranya sendiri. "Ingatkah Anda akan laki-laki yang menjual jiwanya kepada setan? Sebagai imbalannya ia menjadi muda kembali. Ada sebuah opera yang mementaskan cerita ini." "Faust-kah yang Anda maksudkan?" "Faust adalah si pengemis. Ceritera yang tidak masuk akal. Tetapi beberapa di antara kita akan melakuPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 160 Ilyas Mak’s eBooks Collection kannya, bilamana mungkin." "Mendengarkan omongan Anda, orang akan mengira kalau sendi-sendi Anda sudah berkeriat-keriut," keru Flora, dengan rasa jengkel dan juga geli. Selama satu dua menit Blunt tidak berkata-kata. Kemudian ia berpaling dari Flora dan memandang ke suatu tempat yang agak jauh. Lalu dikatakannya pada sebatang pohon di sebelahnya, bahwa sudah waktunya ia kembali lagi ke Afrika. "Apakah Anda akan melakukan ekspedisi lain lagi— berburu?" "Saya kira begitu. Memang biasanya demikian — maksud saya, berburu binatang buas." "Binatang yang kepalanya tergantung di ruang muka itu, Andalah yang menembaknya, bukan?" Blunt mengangguk. Lalu tiba-tiba ia tersentak. Wajahnya agak memerah, "Maukah Anda saya bawakan kulit binatang, kapankapan? Kalau Anda mau saya dapat mengadakannya. " "Oh! ingin sekali," seru F1ora. "Benarkah Anda mau melakukannya? Anda tidak akan lupa?" "Saya tidak akan lupa," janji Hector Blunt. Karena secara tiba-tiba menjadi senang berbicara, ia Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 161 Ilyas Mak’s eBooks Collection lalu menambahkan, "Sudah waktunya saya pergi. Hidup seperti ini tidak cocok bagi saya. Sikap saya kurang sesuai untuk hidup semacam ini. Saya seorang yang kasar, dan tidak ada gunanya di dalam masyarakat ini. Saya tidak pernah ingat apa yang harus dikatakan di dalam pergaulan dengan orang banyak. Memang, sudah waktunya saya pergi." "Tetapi, Anda toh tidak akan pergi dengan segera, seru Flora. "Tidak—tidak selagi kita masih berada dalam kesulitan ini. Oh! Jangan pergi. Bila Anda pergi" Gadis itu berpaling sedikit. "Anda ingin saya tetap di sini?" tanya Blunt. Ia bertanya dengan lambat tetapi sederhana. "Kami semua ——" "Anda pribadi, maksud saya," tanya Blunt tanpa tedeng aling-aling. Flora berpaling lagi dan menatap Blunt. "Saya ingin Anda tetap di sini," jawabnya, "yaitu jika permohonan saya ini dapat mengubah keputusan Anda." "Keputusanku sudah berubah," jawab Blunt. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 162 Ilyas Mak’s eBooks Collection Untuk sesaat tak seorang pun berbicara. Mereka duduk di bangku beton di tepi kolam ikan mas. Rupanya tidak seorang pun di antara mereka tahu apa yang harus dikatakan selanjutnya. "Pagi ini demikian indahnya," akhirnya Flora berkata. "Tahukah Anda, pagi ini saya merasa bahagia sekali. Saya tidak dapat membendung rasa bahagia ini, walaupun—walaupun musibah telah menimpa kami. Perasaan bahagia dalam suasana seperti ini, salah sekali, saya rasa?" "Perasaan yang wajar sekali," Blunt menenangkan. "Anda baru bertemu dengan paman Anda dua tahun yang lalu, bukan? Orang tidak dapat mengharapkan supaya Anda bersedih sekali. Sebaiknya Anda tidak berpura-pura mengenai hal ini." "Pribadi Anda sangat menenangkan," ujar Flora. "Anda membuat segala sesuatu tampak sangat sederhana." "Memang biasanya segala hal mudah sekali dipecahkan," pemburu binatang buas itu berkata. "Tidak selalu," jawab Flora. Nada suaranya rendah. Kulihat Blunt mengalihkan pandangannya dari pantai Afrika dan menoleh memandang gadis itu lagi. Agaknya ia mempunyai tafsiran sendiri mengenai perubahan nada suara Flora, karena satu dua menit kemudian ia berkata dengan pendek: Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 163 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Menurut pendapat saya, Anda tidak perlu khawatir. Maksud saya, mengenai anak muda itu. Inspektur Raglan adalah seorang yang goblok. Semua orang tahu — sungguh gila untuk menyangka bahwa Ralph-lah pembunuhnya. Pelakunya adalah orang luar. Seorang pencuri. Itulah kemungkinan satu-satunya. Flora menoleh memandangnya "Benarkah demikian menurut pendapat Anda?" "Bukankah Anda sendiri pun berpendapat demikian? Jawab Blunt dengan cepat. "Saya—oh, ya, tentu saja." Keduanya diam lagi, kemudian dengan tiba-tiba Flora menerangkan, "Saya sedang— saya akan menceritakan pada Anda mengapa saya merasa begitu bahagia pagi ini Mungkin Anda akan mengatakan, bahwa saya tidak berperasaan. Tetapi walaupun demikian saya akan menceritakannya juga. Sebabnya adalah karena pengacara kami telah— Tuan Hammond. Ia menjelaskan kepada kami tentang isi surat wasiat Paman Paman Roger telah mewariskan uang sejumlah dua puluh ribu pound kepada saya. Coba bayangkan — dua puluh ribu pound yang sangat berharga." Blunt tampak keheran -heranan. "Begitu besarkah arti uang itu bagi Anda?" Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 164 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Besar artinya bagi saya? Oh, uang itu berarti segala- galanya bagi saya. Kemerdekaan—hidup yang serba berkecukupan—tidak lagi membuat rencana-rencana yang licik, dan tidak perlu lagi berhemat dan berdusta" "Berdusta?" potong Blunt dengan tajam Flora tampak tertegun sejenak. "Anda tahu apa yang saya maksudkan," jawabnya dengan ragu. "Berpura-pura berterima kasih untuk segala barang bekas yang diberikan kepada kami oleh keluarga kami yang kaya. Mantel-mantel, rok-rok dan topi-topi." "Saya kurang begitu tahu tentang pakaian wanita, dalam pandangan saya Anda selalu berpakaian rapi sekali." "Tetapi semua itu saya peroleh dengan susah payah," jawab Flora dengan suara rendah. "Sebaiknya jangan kita bicarakan hal-hal yang kurang menyenangkan. Saya merasa sangat bahagia. Saya bebas. Bebas untuk bertindak sesuka hati saya. Bebas untuk tidak —" Tiba-tiba ia terhenti. "Untuk tidak, apa?" tanya Blunt dengan cepat. "Saya sudah lupa sekarang. Bukan sesuatu yang Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 165 Ilyas Mak’s eBooks Collection penting." Blunt memegang sepotong kayu, lalu menyodokkannya ke dalam kolam dan mencongkel sesuatu di dasarnya. "Apa yang Anda kerjakan, Mayor Blunt?" "Ada sesuatu yang berkilat di bawah sana. Saya hanya ingin tahu benda apakah itu — kelihatannya seperti sebuah bros emas. Sekarang ternyata saya telah mengaduk lumpurnya, sehingga barang itu sudah tidak tampak lagi." "Mungkin benda itu adalah sebush mahkota," Flora mengemukakan. "Seperti yang dilihat Melisande di dalam air." "Melisande," kata Blunt sambil mengingat ingat — ia seorang tokoh dalam opera, bukan?" "Benar, tampaknya Anda mengetahui banyak sekali mengenai opera." "Kadang-kadang saya diundang menonton opera," jawab Blunt dengan murung. "Cara bersenang-senang yang lucu—lebih berisik daripada bunyi gendang penduduk asli di Afrika." Flora tertawa. "Saya ingat Melisande," Blunt melanjutkan, "ia menikah dengan seorang laki-laki yang cukup tua untuk Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 166 Ilyas Mak’s eBooks Collection menjadi ayahnya," Blunt melemparkan sebuah batu kecil ke dalam kolam ikan mas, lalu dengan sikap yang berubah ia memandang Flora. "Nona Ackroyd, dapatkah saya berbuat sesuatu untuk Anda? Mengenai Paton, maksud saya. Saya menyadari betapa khawatirnya Anda." "Terima kasih," jawab Flora dengan dingin. "Tidak ada sesuatu pun yang perlu dilakukan. Segalanya akan beres dengan Ralph. Saya mendapatkan bantuan seorang detektip yang paling hebat di dunia. Ia akan menyelesaikan perkara ini dengan baik. Selama beberapa saat aku telah merasa kurang enak dengan kedudukan kami. Kami tidak menguping, karena kedua orang yang sedang berada di kebun di bawah sana, hanya perlu mengangkat kepalanya saja untuk dapat melihat kami. Tetapi sebenarnya aku sudah akan menarik perhatian mereka, dan memberitahukan kehadiran kami. Tetapi Poirot memegang lenganku dan mencegah perbuatanku. Jelas sekali ia menginginkan agar aku berdiam diri. Tetapi sekarang, ia bertindak dengan cepat. Segera ia berdiri dan mendehem membersihkan kerongkongannya. "Saya mohon maaf," serunya. "Saya tidak dapat membiarkan Nona memuji diri saya secara berlebihan, tanpa menarik perhatian Anda akan kehadiran saya. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 167 Ilyas Mak’s eBooks Collection Orang mengatakan bahwa si pendengar tidak akan mendengar hal-hal yang baik tentang dirinya sendiri. Tetapi sekali ini keadaannya lain. Dan untuk menghilangkan rasa malu, saya harus mendatangi Anda untuk mohon maaf." Dengan cepat ia bergerak di jalan kecil itu. Aku membuntutinya, dan mendatangi kedua orang di dekat kolam ikan mas itu. "Tuan ini adalah Hercule Poirot," Flora memperkenalkan. "Saya kira, Anda pernah mendengar namanya." Poirot membungkuk. "Saya telah mengenal Mayor Blunt melalui reputasinya," jawab Poirot dengan sopan. "Saya senang sekali bertemu dengan Anda, Tuan. Saya membutuhkanbeberapa keterangan dari Anda." Blunt memandangnya dengan penuh pertanyaan. "Bilamana Anda melihat Tuan Ackroyd dalam keadaan hidup untuk yang terakhir kalinya?" "Waktu makan malam." "Dan setelah itu, Anda tidak melihat atau mendengarnya lagi?" "Saya tidak melihatnya lagi. Tetapi saya mendengar Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 168 Ilyas Mak’s eBooks Collection suaranya." "Bagaimana mungkin?" "Saya berjalan-jalan di teras—" "Maafkan saya. Pukul berapakah saat itu?" "Sekitar pukul setengah sepuluh. Saya sedang berjalan mundar-mandir sambil merokok, di depan jendela kamar tamu. 3aya mendengar Ackroyd berbicara di dalam kamar kerjanya —" Poirot membungkuk dan menyingkirkan sehelai rumput yang kecil sekali. "Tetapi mana mungkin Anda mendengar suara di kamar kerja Ackroyd, dari tempat Anda di teras, gumamnya. Poirot tidak memandang Blunt, tetapi aku memperhatikannya. Dengan terheran-heran kulihat Blunt menjadi merah mukanya. "Aku berjalan sampai ke pojok,"dengan segan Blunt menerangkan. "Ah! begitukah?" seru Ppirot. Dengan halus Poirot menunjukkan bahwa ia membutuhkan lebih banyak keterangan lagi. Pada saat itu, rasa-rasanya saya melihat— seorang Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 169 Ilyas Mak’s eBooks Collection wanita menghilang di balik semak-semak. Sebuah bayangan putih berkelebat. Tetapi rupanya saya salah. Pada saat saya sedang berdiri di ujung teras itulah, saya mendengar suara Ackroyd berbicara kepada sekretarisnya." "Berbicara kepada Tuan Geoffrey Raymond?" Ya—itulah yang saya kira mula-mula. Tetapi tampaknya pendapat saya salah." "Tuan Ackroyd tidak menyebut namanya?" "Oh, tidak." "Lalu, kalau saya boleh bertanya, mengapa Anda berpikir bahwa —?" Blunt menerangkan dengan susah payah. Saya hanya menganggap bahwa orang itu Raymond, karena ketika saya baru saja mau keluar Raymond mengatakan kalau ia mau mengantarkan beberapa surat kepada Ackroyd. Tidak pernah terpikir oleh saya kalau teman Ackroyd berbicara itu adalah orang lain." "Dapatkah Anda mengingat kembali kata-kata yang Anda dengar?" "Menyesal sekali, tetapi saya tidak ingat lagi. Beliau berbicara mengenai sesuatu yang biasa dan tidak penting. Saya hanya mendengar sebagian kecil saja. Pada Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 170 Ilyas Mak’s eBooks Collection saat itu saya sedang memikirkan hal lain. "Soal ini tidak penting sama sekali," gumam Poirot. "Tatkala korban ditemukan dan Anda memasuki kamar kerja Ackroyd, apakah Anda mengembalikan kursi ke tempatnya di pinggir tembok?" "Kursi? Sama sekali tidak. Untuk apa saya harus melakukan itu?" Poirot mengangkat bahunya tanpa menjawab, lalu berpaling kepada Flora. "Ada resuatu yang ingin saya ketahui dari Anda, Nona. Tatkala Anda sedang memperhatikan bendabenda di dalam-meja perak bersama Dokter Sheppard, apakah pisau belati itu masih ada di tempatnya atau tidak?" Flora mengangkat kepalanya. "Inspektur Raglan juga menanyakan saya mengenai hal ini," jawabnya dengan marah. "Saya telah mengatakan padanya, dan saya akan mengatakannya juga pada Anda. Saya yakin sekali pisau belati itu tidak ada pada tempatnya. Inspektur Raglan berpendapat bahwa pisau belati itu ada pada tempatnya. Ia menuduh Ralph mencurinya kemudian. Ia tidak mempercayai omongan saya. Menurut pendapatnya, saya tidak mau mengakui hal ini—untuk melindungi Ralph." "Dan bukankah memang demikian halnya?" tanyaku dengan sungguh-sungguh. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 171 Ilyas Mak’s eBooks Collection Flora menghentakkan kakinya. "Anda juga menyangka demikian, Dokter Sheppard! Oh! Betapa tololnya." Dengan bijaksana Poirot mengalihkan pokok pembicaraan. "Memang benar apa yang saya dengar Anda katakan tadi, Mayor Blunt. Ada resuatu yang berkilat di dasar kolam ini. Saya akan mencoba apakah saya bisa mencapainya." Poirot berlutut di pinggir kolam sambil menggulung lengan bajunya sampai ke siku. Lalu dengan perlahan dimasukkannya tangannya ke dalam air, supaya lumpur di dalam kolam tidak terkacau. Tetapi biarpun ia telah berhati-hati, lumpurnya bergerak juga sehingga airnya menjadi keruh. Poirot dengan terpaksa mengeluarkan lengannya dari kolam dengan tangan kosong. Dengan sedih Poirot memandang lumpur yang melekat pada lengannya. Kutawarkan padanya sapu tanganku. Ia menerimanya dengan ucapan terima kasih yang bertubi-tubi. Blunt memandang arlojinya. "Sudah hampir waktu makan siang," ia mengingatkan. "Maukah Anda makan siang bersama kami, Tuan Poirot?" undang Flora. "Saya ingin Anda bertemu dePembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 172 Ilyas Mak’s eBooks Collection ngan Ibu. Beliau sangat menyayangi Ralph." Laki-taki kecil itu membungkuk. "Dengan segala senang hati, mademoselle. " "Dan Dokter Sheppard, Anda Juga akan tetap di sini, bukan?" Aku agak bimbang sebentar. "Oh, ayohlah, jangan pulang!" Kuterima undangan Flora tanpa banyak bicara. Kami berjalan menuju ke rumah dengan didahului oleh Flora dan Blunt. "Betapa indahnya rambutnya," kata Poirot kepadaku dengan suara rendah, sambil.mengangguk ke arah Flora. "Seperti emas murni. Gadis itu dan Kapten Paton yang warnaa kulitnya agak gelap, akan merupakan pasangan yang cocok sekali. Bukankah begitu?" Aku memandangnya dengan penuh pertanyaan. Tetapi Poirot mulai menyibukkan dirinya dengan cipratan- cipratan air pada lengan jasnya. Laki-laki ini dalam beberapa hal mengingatkanku akan seekor kucing, dengan matanya yang hijau dan kebiasaannya yang rewel. "Dan semua jerih payah Anda tidak membawa hasil," ujarku menyatakan simpatiku. "Saya sebetulnya Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 173 Ilyas Mak’s eBooks Collection ingin tahu benda apa yang terdapat di dasar kolam itu?" "Ataukah Anda melihatnya?" tanya Poirot. Aku menatapnya. Poirot mengangguk. "Temanku yang baik," katanya dengan lemah lembut dan dengan nada mencela. "Hercule Poirot tidak pernah mengambil risiko mengotorkan pakaiannya, tanpa keyakinan akan memperoleh apa yang diinginkannya. Melakukan sesuatu tanpa perhitungan merupakan tindakan yang menggelikan dan gila-gilaan. Dan saya tidak pernah menjadi bahan tertawaan orang." "Tetapi tangan Anda kosong, ketika Anda mengeluarkannya dari kolam," bantahku. "Kadang-kadang ada waktunya seseorang harus menyembunyikan sesuatu. Apakah Anda memberitahukan segala sesuatu kepada pasien Anda, Dokter? Saya rasa tidak. Dan demikian pula Anda tidak menceritakan segala-galanya kepada kakak perempuan Anda yang hebat itu, bukan? Sebelum memperlihatkan tangan saya yang kosong, saya telah terlebih dahulu memindahkan isinya ke tangan yang lain. Akan saya perlihatkan benda itu pada Anda." Diulurkannya tangan, kirinya yang terbuka. Di atas telapak tangannya terletak sebentuk cincin emas. Cincin kawin seorang wanita. Aku menjumputnya. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 174 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Lihatlah di sebelah dalamnya," perintah Poirot. Kulahukan apa yang diperintahkannya. Di sebelah dalam cincin itu terdapat tulisan halus: Dari R., 13 Maret. Kupandang Poirot, tetapi ia sedang sibuk memperhatikian dirinya dalam sebuah cermin kecil. Yang terutama diperhatikannya adalah kumisnya. Diriku, sama sekali tidak diperhatikannya. Aku merasakan bahwa ia sama sekali tidak berniat menceritakan sesuatu padaku. Bab Sepuluh PEMBANTU YANG BERTUGAS DI RUANG TAMU AMI menemukan Nyonya Ackroyd di ruang muka. Bersamanya ada seorang laki-laki bertubuh kecil dan kurus. Bentuk dagunya yang agresip dan matanya yang berwarna kelabu bersinar tajam. Dari penampilannya saja orang akan segera menebak, kalau ia adalah seorang pengacara. "Tuan Hammond akan ikut makan siang bersama kami," Nyonya Ackroyd memberitahukan. Anda kenal Mayor Blunt, Tuan Hammond? Dan Juga Dokter Sheppard kita yang baik—juga seorang kawan akrab Roger yang malang. Dan tuan ini —" Nyonya Ackroyd terhenti dan memperhatikan Hercule Poirot dengan agak heran. "Ini Tuan Poirot, Ibu," Flora memperkenalkan. Aku telah menceritakan kepada Ibu mengenai dia tadi pagi. "Oh ya," sahut Nyonya Ackroyd dengan tidak jelas. "Benar Sayang, benar. Ia harus menemukan Ralph, bukan?" "la harus mencari pembunuh Paman," jawab Flora. "Oh! sayang," keluh ibunya. "Syarafku yang malang tegang sekali pagi ini. Aku bingung dan gugup sekali. K Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 176 Ilyas Mak’s eBooks Collection Kejadian ini demikian mengerikan. Aku hanya bisa menduga bahwa kejadian ini merupakan suatu kecelakaan. Roger selalu amat senang bermain dengan pisau belati yang aneh-aneh. Mungkin tangannya meleset, atau entah bagaimana." Teori ini diterima dengan sopan sambil berdiam diri. Kulihat Poirot mendekati si pengacara dan berbicara padanya secara rahasia. Mereka menuju ke samping jendela di mana mereka dapat berbicara dengan agak tersembunyi. Aku menemani mereka dengan bimbang. "Barangkali saya mengganggu," kataku. "Sama sekali tidak," bantah Poirot dengan bersemangat. "Anda dan saya, Tuan le docteur, kita menyelidiki perkara ini bersama-sama. Tanpa Anda, saya akan kehilangan jejak. Saya hanya menginginkan sedikit keterangan dari Tuan Hammond yang baik ini." "Anda bertindak atas nama Kapten Ralph Paton, kalau saya tidak salah," tanya pengacara itu dengan hati-hati. Poirot menggelengkan kepalanya. "Tidak, saya bertindak atas nama keadilan. Nona Ackroyd telah minta kepada saya untuk menyelidiki kematian pamannya." Tuan Hsmmond kelihatan agak terkejut. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 177 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Saya sungguh tidak dapat mempercayai bahwa Kapten Ralph Paton tersangkut dalam perkara ini," ia mengemukakan, "walaupun fakta-fakta yang cukup memberatkan menunjuk ke arahnya.Kenyataannya saja bahwa ia sangat membutuhkan uang — " "Apakah ia sangat membutuhkan uang?" sela Poirot dengan cepat . Si pengacara mengangkat bahunya. "Keadaan demikian sudah biasa bagi Ralph Paton," jawabnya acuh tak acuh. "Di dalam tangannya uang keluar bagaikan air. Ia selalu minta bantuan ayah tirinya." "Apakah akhir-akhir ini ia minta bantuan lagi? Misalnya, dalam tahun terakhir ini?" "Tidak dapat saya mengatakannya. Tuan Ackroyd tidak mengatakan apa-apa kepada saya." "Saya mengerti. Tuan Hammond, saya kira Anda tahu apa isi surat wasiat Tuan Ackroyd, bukan?" "Tentu saja. Itulah sebabnya saya ke sini hari ini." "Kalau begitu, mengingat saya bertindak atas nama Nona Ackroyd, Anda tentu tidak berkeberatan untuk memberitahukan saya isi surat wasiat "Isinya sederhana sekali. Kita lewati saja istilahistilah resminya. Setelah membayarkan warisan-waPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 178 Ilyas Mak’s eBooks Collection risan dan beberapa sumbangan tertentu — " "Seperti misalnya —?" sela Poirot. Tuan Hammond agak terheran-heran. "Seribu pound untuk pengatur rumah tangganya, Nona Russell, lima puluh pound untuk koki, Emma Cooper, dan lima ratus pound untuk sekretarisnya, Tuan Geoffrey Raymond. Dan juga sumbangan kepada berbagai rumah sakit— " Poirot mengangkat tangannya. "Ah! Sumbangan-sumbangan untuk amal. Tidak menarik bagi saya." "Memang. Penghasilan yang diperoleh dari sahamsaham seharga sepuluh ribu pound harus dibayarkan kepada Nyonya Ackroyd selama hidupnya. Nona Flora Ackroyd mewarisi uang sejumlah dua puluh ribu pound secara langsung. Sisanya,— termasuk juga rumah dan tanah ini dan semua saham dalam perusahaan Ackroyd and Son — diwariskan kepada anak angkatnya, Ralph Paton." "Apakah Tuan Ackroyd kaya sekali?" "Benar. Kekayaannya besar sekali. Kapten Paton akan menjadi seorang pemuda yang kaya sekali." Suasana sepi sebentar. Poirot dan pengacara itu saling memandang. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 179 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Tuan Hammond," suara Nyonya Ackroyd yang sedih terdengar dari dekat perapian. Si pengacara memenuhi panggilannya. Poirot memegang lenganku dan menarikku ke jendela. "Pandanglah bunga-bunga Iris itu," dengan suara keras ia menganjurkan. "Bagus sekali, bukan? Sungguh menyenangkan memandang bunga-bunga itu." Pada saat yang sama, kurasakan tangannya menekan lenganku, dan ia menambahkan dengan suara rendah, "Benarkah Anda ingin membantu saya? Ikut mengambil bagian dalam penyelidikan ini?" "Benar sekali," jawabku dengan gairah. "Tidak ada yang lebih saya inginkan. Anda tidak tahu betapa membosankan hidup saya ini. Tidak pernah terjadi sesuatu yang luar biasa." "Baik, kita akan menjadi teman sejawat, kalau begitu. Satu dua menit lagi Mayor Blunt akan menemani kita. Ia tidak menyukai si ibu yang baik itu. Sekarang, ada beberapa hal yang ingin kuketahui— tetapi aku tidak mau memperlihatkan bahwa aku ingin mengetahuinya. Kau mengerti? Jadi adalah tugasmu untuk menanyakan pertanyaan -pertanyaan itu." "Pertanyaan apa saja yang harus kutanyakan untukmu?" tanyaku dengan bimbang. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 180 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Aku ingin agar kau menyebut nama Nyonya Ferrars." "Ya?" . "Bicaralah mengenai nyonya itu secara wajar sekali. Tanyakan pada Blunt apakah ia berada di sini ketika suami Nyonya Ferrars meninggal. Kau tentu mengerti apa yang kumaksudkan. Dan selagi ia menjawab, awasilah wajahnya tanpa menimbulkan kecurigaanhya. C'est compris?" Tak ada waktu lagi untuk berbicara lebih lanjut, karena pada saat itu, seperti telah diramalkan oleh Poirot, Blunt meninggalkan yang lain dengan sikap yang agak kasar, dan mendatangi kami. Kusarankan untuk berjalan jalan di teras. Blunt menyetujui, sedangkan Poirot tidak mau ikut. Aku berhenti dan memperhatikan sekuntum bunga mawar. "Betapa keadaan dapat berubah hanya dalam satu dua hari saja," ujarku. "Aku ingat, hari Rabu yang lalu aku juga sedang jalan mundar mandir di teras ini. Ackroyd bersamaku—penuh gairah. Dan sekarang— tiga hari kemudian—Ackroyd sudah mati, laki-laki yang malang. Dan Nyonya Ferrars juga meninggal— kau mengenalnya bukan? Tetapi, tentu saja kau mengenalnya." Blunt mengangguk. "Apakah kau bertemu dengan nyonya ini pada kunPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 181 Ilyas Mak’s eBooks Collection junganmu ke sini sekali ini?" "Aku ikut Ackroyd berkunjung ke rumahnya. Kalau aku tidak keliru, hari Selasa yang lalu. Nyonya Ferrars adalah seorang wanita yang mempesonakan—tetapi ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Sesuatu yang tidak dapat ditembus—orang tidak bisa menduga apa yang akan dilakukannya." Aku memandang matanya yang kelabu dan tegas itu. Mata Blunt tidak memperlihatkan sesuRtu yang mencurigakan. Aku melanjutkan, "Aku rasa, kau pernah bertemu Nyonya Ferrars sebelumnya." "Benar, pada kunjunganku yang terakhir ke mari — Nyonya Ferrars baru saja pindah ke daerah ini." Blunt berhenti sejenak lalu menambahkan, "Heran sekali, nyonya itu banyak sekali berubah dibandingkan dengan dahulu." "Berubah—maksudmu?" tanyaku. "Tampaknya bertambah tua sepuluh tahun." "Apakah kau ada di sini, tatkala suaminya meninggal?" aku bertanya, dan berusaha sedapat mungkin agar pertanyaanku kedengaran biasa saja. "Tidak. Tetapi menurut pendengaranku, kematiannya itu merupakan suatu rakhmat bagi isterinya. Barangkali kedengarannya kurang baik, tetapi memang Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 182 Ilyas Mak’s eBooks Collection begitulah kenyataannya." Aku menyetujui. "Ashley Ferrars sama sekali bukan seorang suami teladan," aku berkata dengan hati-hati. "Menurut pendapatku, ia adalah seorang bajingan," Blunt berpendapat. "Tidak," jawabku, "ia hanya seorang laki-laki yang mempunyai uang berlebihan. Dan hal ini membawa akibat buruk bagi dirinya sendiri." "Oh! Uang! Segala kesulitan dalam dunia ini asal mulanya disebabkan oleh soal uang —atau kekurangan uang." "Dan apakah kesulitan mu yang paling besar? tanyaku. ~ "Aku mempunyai cukup uang untuk menutupi kebutuhanku. Aku termasuk salah seorang yang beruntung." "Benar." "Dan sebetulnya saja, pada saat ini aku tidak terlalu membutuhkan uang. Setahun yang lalu, aku menerima warisan. Aku sedemikian tolol untuk membiarkan diriku dibujuk. Kupergunakan uang itu untuk sesuatu yang gila-gilaan." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 183 Ilyas Mak’s eBooks Collection Aku menyatakan rasa simpatiku dan menceritakan pengalamanku sendiri yang serupa. Tidak lama kemudian gong berbunyi dan kami semua masuk ke kamar makan. Poirot menarik diriku ke belakang sedikit. "Eh! bien?" "Ia tidak tersangkut," jawabku. "Aku yakin sekali akan hal ini." "Tidak adakah sesuatu pun yang membingungkan?" "Ia memperoleh warisan setahun yang lalu," jawabku. "Tetapi mengapa tidak? Mengapa ia tidak boleh menerima warisan? Aku jamin, orang ini betul-betul jujur dan tidak bersalah." "Aku tidak meragukannya, sama sekali tidak," bujuk Poirot. "janganlah gusar." Ia seolah-olah berbicara kepada seorang anak kecil yang cengeng. Kami semua memasuki ruang makan. Rasanya tak dapat dibayangkan bahwa belum ada dua puluh empat jam yang lalu, aku masih duduk menghadapi meja makan itu. Selesai makan,Nyonya Ackroyd mengajakku bercakap- cakap, dan kami berdua duduk di atas sebuah dipan. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 184 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Bagaimanapun juga, saya merasa agak tersinggung, gumamnya sambil mengeluarkan sehelai sapu tangan yang jelas, sama sekali tidak cocok untuk menghapus air mata. "Saya merasa tersinggung karena Roger kurang mempercayai saya. Uang sebanyak dua puluh ribu pound itu seharuanya diwariskan kepada saya—bukan kepada Flora. Seorang ibu tentunya dapat dipercayakan untuk melindungi kepentingan anaknya. Saya berpendapat, sikap Roger ini menunjukkan kurangnya kepercayaan akan diri saya." "Anda lupa, Nyonya Ackroyd," sahutku, "Flora adalah keponakan Ackroyd sendiri. Di antara mereka ada hubungan darah. Lain halnya bilamana Anda adalah adiknya dan bukan adik iparnya." Sebagai janda Cecil yang malang, saya rasa Ackroyd seharusnya mempertimbangkan perasaanku juga," keluh nyonya itu, sambil dengan hati-hati menyentuh bulu matanya dengan sapu tangannya. "Tetapi Roger memang selalu bersikap ganjil— kalau tidak dapat dikatakan jahat—mengenai soal keuangan. Flora dan saya selalu berada dalam posisi yang sulit sekali. Bahkan uang saku pun tidak diberikannya kepada gadis yang malang itu. Dia yang membayar rekeningrekening Flora. Dan itu pun dilakukannya dengan segan sekali. Ia selalu menanyakan untuk apa Flora membeli segala tetek bengek itu—sikap khas seorang laki-laki—tetapi —sekarang saya sudah lupa apa yang akan saya katakan! Oh, ya, kami tidak punya uang satu peser pun. Flora membenci keadaan yang demikian ini — ia amat membencinya. Walaupun ia menyayangi paPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 185 Ilyas Mak’s eBooks Collection mannya, tentunya. Tetapi setiap gadis akan membenci keadaan seperti ini. Memang saya harus mengatakan, pikiran-pikiran Roger mengenai uang ganjil sekali. Ia bahkan tidak mau membeli lap-lap muka yang baru, meskipun saya sudah mengatakan bahwa yang lama semua sudah rombeng. Lalu," Nyonya Ackroyd melanjutkan dan sesuai dengan caranya berbicara, ia beralih ke persoalan lain, "mewariskan uang sejumlah itu — seribu pound!—kepada wanita itu." "Wanita mana?" "Wanita yang bernama Russell itu. Saya selalu sudah mengatakan. Ada sesuatu yang kurang beres dengan diri wanita itu. Tetapi Roger sama sekali tidak mau mendengar sepatah kata pun yang jelek mengenai perempuan itu. Menurut Roger, wanita itu mempunyai kepribadian yang kuat, dan ia mengagumi dan menghargainya. Roger selalu berbicara mengenai kejujurannya dan kemampuannya untuk berdiri di atas kaki sendiri, dan moralnya yang kuat. Saya pribadi merasa ada sesuatu yang kurang beres mengenai diri wanita itu. Ia telah berusaha sedapat-dapatnya untuk bisa menikah dengan Roger. Tetapi saya segera menghentikannya. Wanita itu selalu sangat membenci saya. Dapat dimengert. Karena saya tahu maksudnya." Aku mulai mencari kesempatan untuk membendung dan bisa lolos dari pembicaraan Nyonya Ackroyd yang tak henti-hentinya. Tuan Hammond menyediakan kesempatan itu. Ia datang mendekati kami untuk berpamitan. Aku memPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 186 Ilyas Mak’s eBooks Collection pergunakan kesempatan ini dan langsung ikut berdiri. "Mengenai pemeriksaan itu," tanyaku. "Dimana Anda akan mengadakannya?Di sini atau di Three Boars?" Nyonya Ackroyd memandangku dengan mulut terbuka. "Pemeriksaan?" tanyanya,dengan wajah yang membayangkan ketakutan. "Tetapi, bukankah tidak perlu mengadakan suatu pemeriksaan?" Tuan Hammond batuk-batuk kecil-kemudian bergumam, "Tak dapat dielakkan. Melihat keadaannya," jawabnya di antara batuknya. "Tetapi saya yakin Dokter Sheppard bisa mengatur —" "Kesanggupan saya ada batasnya," jawabku dengan kering. "Tetapi jika kematiannya itu adalah karena suatu kecelakaan.—" "Roger dibunuh, Nyonya Ackroyd," tukasku dengan kasar. Nyonya Ackroyd menjerit kecil. "Teori bahwa Tuan Ackroyd meninggal karena suatu kecelakaan tidak akan dapat diterima." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 187 Ilyas Mak’s eBooks Collection Nyonya Ackroyd memandangku dengan sedih Aku tidak mempunyai kesabaran menghadapi ke takutannya yang tolol.Ketakutan akan terjadinya sesuatu yang kurang menyenangkan. "Bilamana ada pemeriksaan, saya—saya tidak perlu menjawab pertanyaan -pertanyaan dan lain sebagainya, bukan?" tanyanya. "Saya tidak tahu apa yang diperlukan. "Jawabku. "Saya rasa Tuan Raymond akan menjawab sebagian besar dari pertanyaan-pertanyaan itu. Ia mengetahui seluruh seluk-beluk perkara ini. Dan ia dapat memberikan kesaksian secara resmi. Si pengacara menyetujui ucapanku dan sambil membungkuk ia berkata, "Saya rasa, tidak ada yang perlu ditakuti, Nyonya Ackroyd. Anda tidak akan dibiarkan mengalami sesuatu yang kurang menyenangkan. Tetapi bagaimana dengan soal uang. Apakah Anda mempunyai cukup uang pada saat ini? Maksud saya," ia menambahkan ketika Nyonya Ackroyd memandangnya seolah-olah bertanya, "uang tunai. Kalau Anda membutuhkannya, saya dapat mengatur agar Anda memperoleh apa yan g Anda butuhkan." "Mengenai itu,sama sekali tidak ada kesulitan," ujar Raymond yang ikut mendengarkan. Kemarin, Tuan Ackroyd menguangkan sehelai cek sebesar seratus pound." "Seratus pound?" "Benar. Untuk membayar gaji dan lain-lain kebuPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 188 Ilyas Mak’s eBooks Collection tuhan pada hari ini. Pada saat ini uang itu masih utuh." "Di mana Ackroyd menyimpannya? Di meja tulisnya?" "Bukan, ia selalu menyimpan uang tunai di kamar tidurnya. Tepatnya, di dalam sebuah kotak tua. Lucu sekali, bukan?" "Saya kira, sebelum saya pergi, sebaiknya kita memeriksa apakah uang itu masih ada di sana. "Tentu saja," sekretaris itu menyetujui. Saya akanmengantar Anda ke atas...... Oh! Saya lupa. Pintunya dikunci." Dari Parker kami mendengar bahwa Inspektur Raglan sedang menanyakan beberapa keterangan tambahan di ruangan di pengatur rumah tangga. Beberapa menit kemudian ia mendatangi kelompok orang yang menunggu di ruang muka dan membawa serta kunci pintu yang menuju ke kamar tidur Ackroyd. Ia membuka pintunya dan kami memasuki lobby, lalu menaiki tangga sempit yang menuju ke kamar Ackroyd. Sampai di atas kami melihat pintu kamar tidur Ackroyd terbuka. Keadaan di dalam ruangan yang gelap itu masih seperti kemarin malam. Gordennya tertutup, dan selimut penutup ranjang dalam keadaan terlipat. Ranjang itu siap untuk ditiduri. Inspektur Raglan membuka gorden agar cahaya matahari masuk. Geoffrey Raymond melangkah ke laci sebelah atas sebuah meja tuli yang terbuat dari kayu bunga mawar. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 189 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Jadi Tuan Ackroyd menyimpan uangnya begitu saja. Di dalam sebuah laci yang tidak terkunci. Ganjil sekali," Inspektur Raglan berpendapat.Wajah Geoffrey Raymond berubah merah sedikit. "Tuan Ackroyd amat mempercayai kejujuran para pembantunya," jawabnya marah. "Oh! begitu," Inspektur Raglan berkata dengan cepat. Raymond membuka laci, lalu mengeluarkan sebuah kotak kulit dari bagian belakang laci. Dibukanya kotak itu lalu dikeluarkannya sebuah dompet yang tebal. "Inilah uangnya," ujarnya sambil mengeluarkan segulung tebal uang kertas."Saya kira Anda akan melihat sendiri bahwa uang itu masih utuh, karena Tuan Ackroyd memasukkannya dalam kotak kulit itu di hadapan saya kemarin malam. Yaitu ketika ia menukar pakaiannya dan bersiap untuk makan malam. Dan tentu saja ia tidak menyentuhnya lagi sejak itu," Tuan Hammond mengambil uang itu lalu menghitungnya. Dengan sekonyong-konyong ia menengadah dan memandang Raymond. "Seratus pound, Anda katakan. Tetapi di sini hanya ada enam puluh pound." Raymond menatapnya dengan tidak percaya. "Tidak mungkin," teriaknya sambil melompat maju. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 190 Ilyas Mak’s eBooks Collection Diambilnya uang kertas itu dari tangan Tuan Hammond dan dihitungnya, dengan keras. Ternyata Tuan Hammond benar. Jumlah uang yang ada hanyalah enam puluh pound. "Tetapi—saya tidak mengerti," seru sekretaris itu dengan bingung. Poirot mengajukan pertanyaan. "Anda melihat Tuan Ackroyd menyimpan uang itu kemarin ketika ia sedang berpakaian untuk makan malam. Yakinkah Anda bahwa uang itu masih utuh? Apakah Ackroyd tidak membayar sesuatu sebelumnya?" "Saya yakin sekali ia belum mempergunakan uang itu. Bahkan ia mengatakan, 'aku tidak mau makan malam dengan mengantongi uang sebanyak seratus pound. Terlalu menonjol."' "Kalau begitu, persoalannya menjadi sederhana sekali," Poirot berpendapat. "Ackroyd telah membayar sesuatu seharga empat puluh pound kemarin malam, atau mungkin juga uang itu dicuri orang." "Memang demikianlah duduknya persoalan secara singkat," Inspektur Raglan menyetujui, lalu berpaling kepada Nyonya Ackroyd. "Pembantu mana yang masuk ke dalam ruangan ini, kemarin malam?" "Saya kira pembantu yang tugasnya membersihkan Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 191 Ilyas Mak’s eBooks Collection kamarlah yang mempersiapkan tempat tidur Ackroyd." "Siapa dia? Apa yang Anda ketahui mengenai pembantu ini?" "Ia belum terlalu lama bekerja di sini," jawab Nyonya Ackroyd. "Tetapi ia seorang gadis desa biasa yang baik sekali." "Menurut pendapat saya, kita harus mencari penjelasan mengenai soal ini," Inspektur itu berpendapat. "Seandainya Tuan Ackroyd sendiri yang mempergunakan uang itu, maka hal ini mungkin ada sangkut pautnya dengan pembunuhan yang misterius ini. Dan sepengetahuan Anda,semuanya beres dengan para pembantu lain, bukan?" "Oh, saya kira begitu." "Tidak pernah kehilangan apa-apa sebelumnya? "Tidak pemah." "Tidak adakah di antara mereka yang akan berhenti bekerja, atau hal-hal semacam itu?" "Pembantu yang bertugas di kamar tamu, akan berhenti bekerja." "Mulai kapan?" "Ia minta berhenti kemarin, kalau saya tidak salah. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 192 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Kepada Anda?" "Oh, tidak. Saya tidak turut campur dengan persoalan pembantu. Nona Russell mengurus semua persoalan rumah tangga." Inspektur Raglan merenung satu dua menit. Kemudian ia mengangguk dan berkata, "Sebaiknya saya berbicara sebentar dengan Nona Russell. Dan saya akan temui gadis Dale itu sekalian." Poirot dan aku menemaninya ke kamar Russell. Si pengatur rumah tangga, sebagaimana biasa menerima kami dengan sikap yang dingin. Elsie Dale sudah bekerja selama lima bulan di Fernly. Ia seorang gadis yang sopan, rajin, dan berasal dan keluarga yang baik. Dan surat-surat keterangannya memuaskan Ia bukan seorang gadis yang suka mengambil barang orang lain. "Dan bagaimana dengan pembantu yang bertugas di ruang tamu itu?" "Gadis ini pun seorang yang cakap sekali. Sangat pendiam dan bertingkah laku 8eperti seorang wanita yang terhormat. Seorang pegawai yang cakap sekali." "Lalu, mengapa ia minta berhenti?" Inspektur Raglan bertanya. Nona Russell mencibirkan bibirnya. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 193 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Bukan karena saya. Saya mendengar bahwa ia telah berbuat suatu kesalahan terhadap Tuan Ackroyd kemarin sore. Tugas gadis ini adalah untuk membersihkan kamar kerja Tuan Ackroyd. Dan kalau saya tidak salah, ia telah keliru menempatkan beberapa surat di atas meja tulis. Ackroyd sangat jengkel mengenai hal ini. Lalu gadis itu mengajukan permohonan berhenti. Setidak-tidaknya, itulah yang dikatakan gadis itu kepada saya. Tetapi mungkin Anda mau menemuinya sendiri. Inspektur Raglan mengiakan. Aku sudah memperhatikan gadis itu sejak ia melayani kam i pada waktu makan siang. Seorang gadis yang berperawakan tinggi dengan rambut coklat tebal yang disanggul di belakang kepalanya. Matanya yang berwarna kelabu bersinar tegas. Gadis itu masuk atas panggilan Nona Russell dan berdiri dengan tegak sekali sambil memandang kami dengan matanya yang kelabu itu. "Andakah yang bernama Ursula Bourne?" tanya Inspektur Raglan. "Betul, Tuan." "Saya mendengar bahwa Anda akan berhenti?" "Betul, Tuan." "Karena alasan apa?" "Saya telah salah menaruh beberapa surat di atas meja tulis Tuan Ackroyd. Ia sangat marah karenanya. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 194 Ilyas Mak’s eBooks Collection Lalu saya katakan, sebaiknya saya pergi saja dari sini. Tuan Ackroyd menyuruh saya pergi secepat mungkin" "Apakah Anda berada di kamar Tuan Ackroyd kemarin malam? Barangkali Anda membereskan kamar atau yang semacam itu?" Tidak, Tuan. Itu pekerjaan Elsie. Saya tidak pernah pergi ke bagian sana." "Sebaiknya kukatakan saja padamu, Anakku, bahwasanya sejumlah besar uang dalam kamar Tuan Ackroyd, telah hilang." Akhirnya kulihat gadis itu mulai marah. Wajahnya menjadi merah. "Saya sama sekali tidak tahu-menahu mengenai persoalan uang itu. Kalau Anda mengira bahwa sayalah yang mengambilnya, dan menyangka inilah alasannya Tuan Ackroyd memberhentikan saya, maka Anda keliru besar." "Aku tidak menuduhmu mengambil uang itu, Anakku," Jawab Inspektur Raglan. "Jangan mudah tersinggung." Gadis itu memandangnya dengan dingin. Anda dapat memeriksa barang-barang saya, kalau Anda mau," tantangnya dengan menghina, tetapi Anda tidak akan menemukan sesuatu pun." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 195 Ilyas Mak’s eBooks Collection Tiba-tiba Poirot menyela. "Jadi, Tuan Ackroyd memberhentikan Anda— atau, Anda yang minta berhenti, kemarin sore, bukan? Tanyanya. Gadis itu mengangguk. Berapa lamanya pembicaraan itu?" "Pembicaraan?" "Betul, pembicaraan antara Anda dan Tuan Ackroyd di kamar kerjanya?" "Saya—saya tidak tahu." "Dua puluh menit? Setengah jam?" "Ya, kira-kira begitu." "Tidak lebih lama?" "Saya yakin, tidak lebih dari setengah jam. "Terima kasih, Nona. Aku memandang Poirot dengan rasa ingin tahu. Ia sedang membetulkan letak beberapa benda di atas meja dengan cermat sekali. Matanya bersinar. "Anda boleh pergi," perintah Inspektur Raglan. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 196 Ilyas Mak’s eBooks Collection Ursula Bourne pergi meninggalkan ruangan. Inspektur Raglan berpaling kepada Nona Russell. "Sudah berapa lama ia di sini? Adakah Anda mempunyai copy dari surat-surat keterangan majikan dari gadis ini?" Tanpa menjawab pertanyaan pertama, Nona Russell melangkah ke sebuah meja tulis di sebelahnya. Ia membuka salah satu lacinya, kemudian mengeluarkan setumpuk surat yang dijepit menjadi satu. Dipilihnya satu, lalu menyerahkannya kepada Inspektur Raglan. "Hm," si inspektur menggumam. ' Kelihatannya sih, beres. Nyonya Richard Folliott, dari Marby Grange, Marby, Siapa wanita ini? "Ia orang yang baik," jawab Nona Russell. "Oh," keluh inspektur itu sambil mengembalikan surat tersebut, "marilah kita memeriksa gadis yang lain tadi, Elsie Dale." Elsie Dale, adalah seorang gadis pirang yang bertubuh besar dan berwajah menyenangkan,walaupun agak ketolol-tololan. Gadis itu menjawab pertanyaan-pertanyaan kami dengan cukup lancar. Kelihatannya ia sedih dan bingung sekali tatkala mendengar tentang uang yang hilang itu. "Rasanya tidak ada sesuatu pun yang kurang beres dengan gadis itu," Inspektur Raglan berpendapat, setelah menyuruh gadis itu pergi. Bagaimana dengan ParPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 197 Ilyas Mak’s eBooks Collection ker?" Nona Russell mencibir tanpa menjawab. Perasaan saya mengatakan,ada sesuatu yang kurang beres dengan laki-laki itu," Inspektur Raglan melanjutkan, "Soalnya sekarang adalah, saya masih belum bisa menebak kapan ia mempunyai kesempatan melakukan perbuatan itu. Segera setelah makan malam ia pasti sibuk sekali dengan pekerjaannya. Dan alibinya tentang di mana ia berada sepanjang malam itu, cukup meyakinkan. Saya mengetahuinya, karena saya telah memperhatikannya secara khusus. Nah, terima kasih banyak, Nona Russell. Untuk sementara kami akan membiarkan masalah ini seperti keadaannya sekarang. Mungkin sekali Tuan Ackroyd sendiri yang telah memakai uang itu. Nona Russell mengucapkan selamat sore kepada kami dengan nada dingin. Kemudian kami meninggalkannya. Aku pulang bersama-sama Poirot. Aku ingin tahu," ujarku memecah kesunyian kertaskertas apa yang dikacaukan gadis itu, sehingga Ackroyd demikian marahnya? Mungkinkah ada hubungannya dengan misteri pembunuhan ini? " "Menurut sekretaris itu tidak ada kertas-kertas penting di atas meja itu," sahut Poirot tenang. Benar, tetapi——" Aku terhenti. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 198 Ilyas Mak’s eBooks Collection Dan kau menganggap Ackroyd telah bersikap ganjil karena menjadi sedemikian gusarnya mengenai sesuatu yang sepele." "Benar, memang rasanya agak aneh." Tetapi, apakah hal yang membuatnya gusar itu memang benar-benar sepele?" "Tentu saja, kau benar sekali," kuakui "kita tidak tahu kertas-kertas apa yang dikacaukan gadis itu. Tetapi Raymond telah memastikan —" "Untuk sementara ini, janganlah kita membicarakan Tuan Raymond. Bagaimana pendapatmu mengenai gadis itu?" "Gadis yang mana? Pembantu yang bertugas di ruang tamu itu?" "Benar. Ursula Bourne." "Kelihatannya, ia seorang anak gadis yang baik," sahutku dengan bimbang. Poirot mengulangi kata-kataku. Tetapi aku memberi tekanan pada kata yang terakhir, sedangkan Poirot memberi tekanan pada kata yang pertama. "Kelihatannya ia seorang anak gadis yang baik — memang." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 199 Ilyas Mak’s eBooks Collection Lalu, setelah berdiam diri sesaat, diambilnya sesuatu dari sakunya dan diberikannya kepadaku. "Lihat, Kawanku. Akan kutunjukkan sesuatu padamu. Lihatlah ini." Kertas yang diperlihatkannya padaku adalah kertas yang bertuliskan keterangan -keterangan yang dikumpulkan oleh Inspektur Raglan, dan yang telah diberikannya pada Poirot tadi pagi. Mataku mengikuti jari telunjuk Poirot yang berhenti pada nama Ursula Bourne, yang telah diberi tanda silang di belakangnya. "Mungkin kau tidak memperhatikannya, Kawanku, tetapi ada satu orang dalam daftar ini yang alibinya kurang jelas. Yaitu Ursula Boume." "Kau toh tidak mengira —" "Dokter Sheppard, aku berani menyangka segala macam hal. Mungkin sekali Ursula Bourne telah membunuh Tuan Ackroyd. Tetapi kuakui, aku tidak melihat adanya satu alasan pun, mengapa ia harus melakukannya. Apakah kau tahu alasannya? " Poirot menatapku dengan tajam — sedemikian tajamnya sehingga aku menjadi salah tingkah dibuatnya. "Tahukah kau alasannya? " ulangnya. Tidak ada alasan sama sekali," jawabku tegas. Pandangannya berubah lunak. Ia mengernyitkan alisnya dan bergumam pada diri sendiri. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 200 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Karena si pemeras itu seorang laki laki, kesimpulannya adalah bahwa gadis itu tidaklah mungkin pemerasnya, lalu——" Aku mendehem. "Sejauh ini —" kumulai dengan ragu-ragu Dengan secepat kilat Poirot berputar dan memandangku. "Apa? Apa yang hendak kaukatakan tadi?" Tidak apa-apa. Hanya, sebenarnya Nyonya Ferrars di dalam suratnya mengatakan seseorang—ia tidak mengatakan kalau orang itu adalah seorang laki-laki. Tetapi kami, Ackroyd dan aku, secara otomat is mengira bahwa ia seorang laki-laki." "Kalau begitu, ini juga merupakan suatu kemungkinan— benar, memang ini benar-benar suatu kemungkinan— tetapi—ah! Aku harus mengatur kembali pemikiran- pemikiranku. Metodis dan sistematis. Belum pernah sebelumnya aku membutuhkannya seperti sekarang ini. Segala-galanya harus cocok—dan pada tempatnya— kalau tidak, hal ini berarti bahwa aku berada di jalan yang salah." Poirot terhenti, dan dengan cepat berputar menghadapku lagi. "Di mana letaknya Marby?" Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 201 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Di sebelah lain dari Cranchester." "Berapa jauhnya dari sini?" "Oh! Kira-kira empat belas mil." "Dapatkah kau pergi ke sana? Besok, misalnya?" Besok? Biar aku pikirkan dahulu. Besok hari Minggu. Ya, aku bisa mengaturnya. Apa yang harus kukerjakan untuk Anda di sana?" "Temuilah Nyonya Folliott. Carilah keterangan sebanyak- banyaknya mengenai Ursula Bourne." "Baik. Tetapi—aku tidak begitu menyukai tugas ini." "Ini bukan waktunya untuk mengajukan keberatan. Nyawa seorang laki-laki tergantung pada hal ini." "Ralph yang malang," keluhku. "Tetapi kau percaya, ia tidak bersalah?" Poirot memandangku dengan serius sekali. "Inginkah kau mendengar hal yang sebenarnya? "Tentu saja." "Kalau begitu, kau akan mendengarnya. Kawanku, Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 202 Ilyas Mak’s eBooks Collection segala sesuatu menunjukkan bahwa ia mungkin bersalah." "Apa!" seruku. Poirot mengangguk. "Benar, Inspektur tolol itu — ia memang tolol— mendapat keterangan yang semua menunjuk kepada Ralph.Aku mencari kebenaran—dan kebenaran ini tiap kali menuntun aku kepada Ralph Paton. Yaitu, alasan, kesempatan, uang. Tetapi aku akan berbuat segalagalanya dalam kemampuanku. Aku telah menjanjikannya pada Mademoselle Flora. Dan gadis kecil ini yakin sekali bahwa Paton tidak bersalah. Ia benar-benar yakin sekali. Bab Sebelas POIROT DATANG BERKUNJUNG SOK sorenya aku agak bingung ketika menekan bel di Marby Grange. Aku bertanyatanya dalam hati, keterangan apa yang diharapkan Poirot dari kun-junganku ini. Ia telah mempercayakan tugas ini kepa-daku. Mengapa? Apakah karena seperti pada waktu menanyai Mayor Blunt, ia ingin tetap berada di bela-kang layar? Keinginan ini bijaksana sekali pada halnya Mayor Blunt. Tetapi di sini, sikap itu bagiku tidak mempunyai arti apa-apa. Lamunanku diputus dengan kedatangan seorang pembantu yang cantik sekali. Ya, Nyonya Folliott ada di rumah. Aku diantarkan ke dalam sebuah ruang duduk yang besar. Sambil menunggu Nyonya rumah muncul, kupandang sekelilingku dengan rasa ingin tahu. Ruangan ini besar dan kosong, dan berisi beberapa barang pecah belah yang bagus, beberapa lukisan yang indah dan kain penutup kursi, dan gorden yang sudah tua. Semuanya menunjukkan bahwa ruangan ini adalah ruangan seorang wanita. Aku berpaling dari memperhatikan sebuah lukisan Bartolozzi pada dinding, ketika Nyonya Folliott memasuki ruangan. Ia seorang wanita yang bertubuh E Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 204 Ilyas Mak’s eBooks Collection tinggi, dengan rambut coklat yang kurang rapi dan senyum yang ramah. "Dokter Sheppard," sapanya dengan ragu-ragu. Itu nama saya," jawabku. "Saya mohon maaf karena mengganggu Anda. Saya mencari keterangan mengenai seorang pembantu yang dahulu bekerja pada Anda, yaitu Ursula Bourne." Mendengar nama itu senyumnya menghilang dari wajahnya, dan semua sikapnya yang ramah hilang tidak berbekas. Ia tampak tidak tenang dan bingung. "Ursula Bourne," tanyanya dengan bimbang. "Benar," jawabku. "Mungkin Anda sudah lupa nama itu?" "Oh ya,tentu saja.Saya—saya ingat betul sekarang." "Gadis itu meninggalkan Anda lebih dari satu tahun yang lalu, kalau tidak salah?" "Benar. Ia berhenti kira-kira satu tahun yang lalu. Benar sekali." "Dan Anda puas dengannya sewaktu ia masih bekerja untuk Anda? Berapa lama gadis itu bekerja untuk Anda?" "Oh! Setahun dua tahun— saya tidak ingat dengan pasti berapa lama ia bekerja untuk saya. Ia —ia cakap Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 205 Ilyas Mak’s eBooks Collection sekali. Saya yakin Anda akan puas sekali dengan pekerjaannya. Saya tidak tahu kalau ia akan meninggalkan Fernly. Saya sungguh tidak menyangkanya?" "Dapatkah Anda menceritakan sedikit mengenai gadis itu?" tanyaku. "Segala sesuatu mengenai gadis itu?" "Ya,dari mana asalnya,siapa keluarganya—hal yang semacam itu?" Wajah Nyonya Folliott semakin membeku. "Saya tidak tahu apa-apa sama sekali." "Kepada siapa ia bekerja, sebelum ia ikut dengan Anda?" "Menyesal sekali, tetapi saya sudah tidak ingat lagi" Nada gusar dalam suaranya menandakan ke bingungannya. Dikedikkannya kepalanya dengan suatu gerakan yang samar-samar kukenali. "Perlukah Anda menanyakan semua pertanyaan ini?" "Samal sekali tidak," jawabku dengan heran dan menyesal. "Saya sama sekali tidak menyangka Anda akan berkeberatan untuk menjawabnya. Saya sungguh menyesal.” Kemarahannya hilang dan ia mejadi bingung lagi. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 206 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Oh! Saya tidak berkeberatan menjawabnya. Percayalah saya sama sekali tidak berkeberatan. Mengapa saya harus berkeberatan? Hanya — hanya saja kedengarannya agak aneh. Cuma itu saja. Agak aneh sedikit." Suatu keuntungan dari seorang dokter umum ialah, ia biasanya dapat menerka bilamana orang membohonginya. Seharusnya aku sudah dapat menebak dari sikap Nyonya Folliott bahwa ia segan menjawab pertanyaan- pertanyaanku—bahwa ia amat segan menjawabnya. Ia sangat bingung dan gelisah, jelas sekali ada sesuatu yang disembunyikannya. Menurut penilaianku ia adalah seorang wanita yang tidak biasa berdusta, sehingga ia menjadi gelisah sekali ketika terpaksa harus melakukannya. Seorang anak kecil pun akan menyadari hal ini. Tetapi sudah jelas pula bahwa ia tidak berniat memberikan keterangan lebih lanjut kepadaku. Apa pun misteri yang menyelubungi Ursula Bourne, aku tidak akan dapat mengungkapnya melalui Nyonya Folliot. Karena merasa dikalahkan, aku sekali lagi menyatakan penyesalanku karena telah mengganggunya. Kuambil topiku lalu pulang. Aku mengunjungi beberapa pasienku dan tiba di rumah sekitar pukul enam sore. Caroline sedang duduk di samping perabotan minum teh yang kotor. Air mukanya menujukkan kegembiran meluap-luap yang tertahan, yang sering kulihat. Pada Caroline hal ini Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 207 Ilyas Mak’s eBooks Collection menunjukkan bahwa ia telah memperoleh atau telah memberikan informasi.Aku bertanya-tanya, yang mana yang benar. "Sore ini sungguh mengasyikkan," ujar Caroline ketika aku menjatuhkan diriku di kursi empuk kesayanganku, dan menjulurkan kedua kakiku ke arah api di tungku. "Oh ya?" sahutku. "Apakah Nona Gannett datang untuk minum teh?" Nona Gannett merupakan salah satu pemimpin penyebar berita di daerah kami. "Coba tebak sekali lagi," ujar Caroline dengan rasa amat puas. Aku menebak beberapa kali,sambil mengingat ingat semua anggauta intelijen Caroline. Kakakku menjawab tiap tebakan dengan menggelengkan kepalanya dengan rasa menang. Akhirnya ia memberitahukannya sendiri. "Tuan Poirot," serunya. "Bagaimana pendapatmu mengenai hal ini?" Bagaimana pendapatku mengenai hal ini, tidak berani kukatakan kepada Caroline. "Apa maksud kedatangannya?" tanyaku. "Untuk menemui aku tentu saja. Pikirnya, karena ia Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 208 Ilyas Mak’s eBooks Collection mengenal saudara laki-lakiku demikian baiknya, maka tidak ada salahnya kalau ia belajar kenal dengan kakak perempuannya yang menarik itu—maksudku kakakmu yang menaik itu. Pikiranku jadi kacau—tetapi kau tentu mengerti apa yang kumaksudkan." "Apa yang dibicarakannya?" tanyaku. "Ia menceritakan banyak sekali mengenai dirinya sendiri dan perkara-perkara yang pernah ditanganinya. Tahukan kamu tentang Pangeran Paul dari Mauretania— yang beru saja kawin dengan seorang penari? " "Ya?" "Aku baru saja membaca sebuah artikel yang menarik mengenai isterinya dalam Society Snippets kemarin. Artikel ini mengatakan bahwa ia sebenarnya seorang Grand Duchess salah seorang puteri Tzar yang berhasil lolos dari kaum Bolshevic. Nah, rupanya Tuan Poirot telah memecahkan sebuah misteri pembunuhan yang mengancam melibatkan diri mereka berdua. Pangeran Paul berterima kasih sekali padanya." "Apakah Pangeran Paul memberinya jepitan dasi dengan batu permata zamrud sebesar telur burung bangau?" tanyaku dengan nada sinis." "Ia tidak mengatakannya. Mengapa?" "Tidak apa-apa," jawabku. "Aku sangka hal itu selalu dilakukan. Yaitu di dalam cerita-cerita detektip. Seorang detektip yang super selalu mempunyai ruangPembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 209 Ilyas Mak’s eBooks Collection an yang penuh dengan batu-batu permata mirah, mutiara dan zamrud, yang diterimanya dari para langganan bangsawan yang berterima kasih." "Menarik sekali mendengar hal-hal seperti ini dari orang dalam," ujar kakakku dengan puas. Memang, kejadian seperti ini menarik sekali bagi Caroline. Aku benar-benar mengagumi kecerdikan Tuan Poirot. Ia telah memilih dengan tepat sekali, perkara yang akan paling menarik perhatian seorang wanita tua yang tinggal di sebuah desa kecil. "Adakah ia mengatakan padamu apakah penari itu benar-benar seorang Grand Duchess?" tanyaku. "Ia tidak boleh mengungkapkannya," sahut Caro line dengan sungguh-sungguh. Aku bertanya dalam hati, sejauh mana Poirot telah menyimpang dari kebenaran, dalam percakapannya dengan Caroline—mungkin ia sama sekali tidak menyimpang dari kebenaran. Ia hanya berkata secara tidak langsung dengan cara mengangkat alis mata dan bahunya. "Dan sekarang, setelah kunjungannya ke mari," sindirku, "aku rasa kau tentu sudah siap untuk melakukan segala keinginannya?" "Jangan berbicara demikian kasarnya, James. Aku heran, dari mana kauperoleh istilah-istilah jorok itu." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 210 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Mungkin dari hubunganku satu-satunya dengan dunia luar—pasien-pasienku. Tetapi sialnya praktekku tidak mencakup pangeran-pangeran dan emigrés dari Rusia yang menarik perhatian. Caroline menaikkan kaca matanya dan menatapku. "Kau tampaknya sangat marah, James. Mungkin hal ini disebabkan oleh hatimu. Kukira sebaiknya kau menelan pil biru itu nanti malam." Melihatku di rumahku sendiri, orang tidak akan menyangka sama sekali bahwa aku adalah seorang dokter. Caroline yang menentukan obat apa yang harus diminum oleh dirinya sendiri atau aku. "Persetan dengan hatiku," sahutku dengan jengkel. "Apakah kalian juga membicarakan soal pembunuhan itu?" "Tentu saja, James. Apa lagi yang dapat dibicarakan di sini? Aku telah berhasil memberikan keterangan mengenai beberapa persoalan. Ia sangat berterima kasih kepadaku. Ia mengatakan, aku mempunyai bakat untuk menjadi seorang detektip — dan pandangan yang tajam ke dalam jiwa seseorang." Caroline bertingkah seperti seekor kucing yang kekenyangan minum susu. Ia mendengkur kesenangan. "Poirot banyak sekali berbicara mengenai sel-sel otak yang kecil dan berwarna kelabu. Kepunyaannya, katanya bermutu tinggi sekali." Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 211 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Tentu saja ia akan mengatakan demikian," sindirku dengan pahit. "Rendah hati bukanlah merupakan salah satu sifatnya." "James, aku ingin supaya kau jangan terlalu bertingkah laku seperti orang Amerika. Menurut Tuan Poirot, Ralph harus ditemukan secepat mungkin. Ia perlu dibujuk agar mau datang dan memberikan keterangan mengenai dirinya. Tuan Poirot mengatakan, menghilangnya-Ralph akan memberi kesan yang sangat buruk pada pemeriksaan polisi nanti." "Dan apa jawabanmu?" "Aku setuju dengan pendapatnya, " sahut Caroline dengan serius. "Dan kuberitahukan padanya bahwa orang-orang sudah mulai membicarakan hal ini." "Caroline," tegurku dengan tajam" apakah kau menceritakan kepada Tuan Poirot, apa yang kau-dengar di hutan hari itu?" "Aku menceritakannya," sahut Caroline dengan bangga. Aku berdiri dan berjalan mundar-mandir. "Kuharap-kau menyadari apa yang telah kau lakukan," bentakku. "Kau seolah-olah sudah melingkarkan rantai di leher Ralph Paton." "Sama sekali tidak," jawab Caroline dengan tenang. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 212 Ilyas Mak’s eBooks Collection "Aku heran bahwa kau belum menceritakan hal itu padanya." "Aku sengaja tidak mau menceritakannya," jawabku. "Aku menyukai anak muda itu." "Demikian pula aku.Itulah sebabnya aku mengatakan, ucapanmu itu ngaco. Aku tidak percaya kalau Ralph telah melakukan pembunuhan itu. Oleh sebab itu, kebenaran, tidak akan merugikannya. Dan kita harus membantu Tuan Poirot sedapat-dapatnya. Dan coba pikir, mungkin sekali, pada malam pembunuhan itu terjadi, Ralph sedang bepergian dengan gadis yang sama itu. Dan kalau hal ini benar, maka ia mempunyai alibi yang sempurna." "Kalau ia memang mempunyai alibi yang sedemikian baiknya," balasku, "mengapa ia tidak datang dan menjelaskannya." "Ia takut gadis itu akan ikut mendapat kesulitan," jawab Caroline dengan bijaksaana. "Tetapi bilamana Tuan Poirot menemukan gadis itu dan dapat membujuknya untuk melakukan kewajibannya, maka ia akan datang atas kemauannya sendiri dan membersihkan nama Ralph." "Rupanya kau telah mengarang sendiri sebuah dongeng yang romantis sekali," ejekku. "Kau terlalu banyak membaca cerita-cerita picisan, Caroline. Aku tiap kali mengingatkanmu." Sekali lagi aku menjatuhkan diri di kursi. Pembunuhan atas Roger Ackroyd Page | 213